::
Start
sumber informasi dan persahabatan

Navbar3

Search This Blog

Selasa, 30 Oktober 2012

kedatangan imam mahdi



Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya'ban 255 atau 256 H. Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-'Askari dan ibunda beliau—menurut beberapa riwayat—bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan. Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya. [1] Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan.
Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.
Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.
Imam Ja'far ash-Shadiq as berkata: “Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan missinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.” [2]
Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”. (QS. Al-Isrâ`: 81).
Kurang lebih enam puluh lima ulama Ahlussunnah dalam buku-buku mereka juga menegaskan hal itu. Syeikh Najmuddin al-‘Askari dalam bukunya al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar menyebutkan empat puluh nama mereka dan Syeikh Luthfullah ash-Shafi dalam bukunya Muntakhab al-Atsar menyebtukan dua puluh enam nama. [3] Di antara mereka adalah:
a.        Ali bin Husain al-Mas’udi. Ia menulis: “Pada tahun 260, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as meninggal dunia pada masa kekhilafahan al-Mu’tamid al-Abbasi. Ketika meninggal dunia, ia baru berusia dua puluh sembilan tahun. Ia adalah ayah Mahdi al-Muntazhar.” [4]
b.       Syamsuddin bin Khalakan. Ia menulis: “Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad adalah imam Syi’ah yang kedua belas. Julukannya yang terkenal adalah al-Hujjah. Syi’ah menjulukinya dengan al-Muntazhar, al-Qâ`im dan al-Mahdi. Ia dilahirkan pada hari Jumat, 15 Sya’ban 255. Ketika ayahnya meninggal dunia, usianya baru lima tahun. Nama ibunya adalah Khamth, dan menurut pendapat sebagian ulama, Narjis.” [5]
c.        Syeikh Abdullah asy-Syabrawi. Ia menulis: “Imam kesebelas adalah Hasan al-‘Askari. Ia lahir di Madinah pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 232, dan pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260 meninggal dunia pada usia dua puluh delapan tahun. Cukuplah menjadi sebuah kebanggaan baginya bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi al-Muntazhar ... Mahdi dilahirkan di Samirra` pada malam nishfu Sya’ban 255, lima tahun sebelum kewafatan ayahnya. Dari sejak dilahirkan, ayahnya selalu menyembunyikannya dari pandangan umum karena beberapa problem (yang  menuntut) dan kekhawatiran terhadap ulah para khalifah Abbasiah. Karena Bani Abbas selalu mencari-cari keluarga Rasulullah dan menjatuhkan hukuman terhadap mereka, membunuh atau menggantung mereka. Hal itu dikarenakan mereka berkeyakinan bahwa dinasti kerajaan mereka akan musnah di tangan keluarga Muhammad. Yaitu, di tangan Imam Mahdi as. Dan mereka mengetahui realita ini dari hadis-hadis yang mereka dengar dari Rasulullah SAWW.” [6]
d.       Syeikh Abd. Wahhab asy-Sya’rani. Ia menegaskan: “Mahdi adalah salah seorang dari putra-putra Imam Hasan al-‘Askari as. Ia dilahirkan pada malam nishfu Sya’ban 255. Ia hidup (hingga sekarang) sehingga ia berjumpa dengan Nabi Isa as (kelak).” [7]
e.        Syeikh Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi. Ia menulis: “Satu berita yang pasti dan paten di kalangan orang-orang yang dapat dipercaya adalah, bahwa kelahiran al-Qâ`im terjadi pada malam nishfu Sya’ban 255 di kota Samirra`.” [8]
Manipulasi Hadis
Ketika kita merujuk kepada buku-buku referensi hadis dan sejarah, yang kita dapati adalah, bahwa Imam Mahdi as adalah putra Imam Hasan al-‘Askari, sebagaimana hal itu dapat kita simak pada sekilas pembahasan di atas. Akan tetapi, kita akan menemukan satu hadis dalam buku-buku referensi Ahlussunnah yang berlainan dengan hadis-hadis tersebut. Di dalam hadis ini terdapat penambahan sebuah frase yang—mungkin—memang disengaja untuk memanipulasi dan menciptakan keraguan dalam menilai hadis-hadis tersebut.
Anehnya, sebagian orang memegang teguh satu hadis ini dan meninggalkan hadis-hadis lain yang lebih dapat dipercaya, mungkin karena hadis itu sejalan dengan ide dan kiprah politik-sosialnya.
Hadis itu adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ دَاوُدَ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زُرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ (ص) أَنَّهُ قَالَ: "لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ وَاحِدٌ، لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ اللهُ رَجُلاً مِنِّيْ (أَوْ: مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ) يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِيْ وَ اسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِيْ ، يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا."
Diriwayatkan dari Abu Daud, dari Zaidah, dari ‘Ashim, dari Zurr, dari Abdullah, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Seandainya tidak tersisa dari (usia) dunia ini kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga Ia membangkitkan seseorang dariku (dari Ahlulbaitku) yang namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku . Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.”
Hadis di atas tidak dapat kita jadikan pijakan, baik dari sisi sanad maupun dari sisi kandungan.
Dari sisi sanad, hadis ini diriwayatkan dari Zaidah. Jika kita merujuk kepada buku-buku ilmu Rijal, akan kita dapatkan bahwa semua nama Zaidah memiliki catatan negatif dalam sejarah hidupnya; Zaidah bin Sulaim adalah seorang yang tidak diketahui juntrungannya (majhûl), Zaidah bin Abi ar-Ruqad adalah seorang yang lemah (dha’îf), menurut Ziyad an-Numairi dan hadisnya harus ditinggalkan, menurut Bukhari, dan Zaidah bin Nasyid tidak dikenal kecuali melalui riwayat putranya darinya, menurut Ibnu al-Qatthan. Sementara Zaidah (dengan tidak disebutkan nama ayahnya), hadisnya harus ditinggalkan, menurut Abu Hatim dan hadisnya tidak bisa diikuti, menurut Bukhari, atau ia ahli dalam menyisipkan kata-kata baru ke dalam hadis, menurut sebagian ulama Rijal. [9]
Dari sisi kandungan, tidak hanya Zaidah yang meriwayatkannya dari jalur Zurr. Bahkan, ada beberapa jalur lain selaian Zaidah, dan hadis-hadis itu tidak memiliki tambahan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku”. Dari sini dapat diketahui bahwa tambahan frase tersebut adalah ulah tangan Zaidah. Di samping itu, hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai Imam Mahdi as tidak memiliki tambahan frase tersebut. Ditambah lagi ijmâ’ Muslimin yang menegaskan bahwa Imam Mahdi adalah putra Imam Hasan al-‘Askari as.
Al-Hâfizh al-Kunji as-Syafi’i menulis, “Semua hadis yang datang dari saw tidak memiliki tambahan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahu’. ... Tirmidzi telah menyebutkan hadis tersebut dan tidak menyebutkan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku’, dan di dalam kebanyakan hadis-hadis para perawi hadis yang dapat dipercaya hanya terdapat frase ‘namanya sama dengan namaku’. Pendapat penentu dalam hal ini adalah, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal dengan ketelitiannya telah meriwayatkan hadis tersebut di dalam Musnadnya di beberapa kesempatan, dan ia hanya menyebutkan frase ‘namanya sama dengan namaku’.” [10]
Yang perlu kita simak di sini adalah mengapa penambahan frase itu harus terjadi? Adakah tujuan tertentu di balik itu?
Minimal ada dua kemungkinan di balik penambahan frase tersebut:
Pertama , ada usaha untuk melegitimasi salah satu penguasa dinasti Abbasiah yang bernama Muhammad bin Abdullah. Ia memiliki julukan al-Mahdi, dan dengan hadis picisan tersebut mereka ingin mengaburkan opini umum tentang al-Mahdi yang sebenarnya.
Kedua , ada usaha untuk melegitimasi Muhammad bin Abdullah bin Hasan yang memiliki julukan an-Nafs az-Zakiyah (jiwa yang suci). Karena ia memberontak kepada penguasa Bani Abbasiah waktu itu, para pembuat hadis itu ingin memperkenalkannya—sesuai dengan kepentingan politis-sosialnya—kepada khalayak bahwa ia adalah al-Mahdi yang sedang ditunggu-tunggu. [11]
Kisah Kelahiran
Kisah kelahiran orang-orang besar selalu menyimpan rahasia dan misteri tersendiri. Betapa banyak peristiwa yang terjadi pada saat seorang agung lahir yang sungguh di luar kemampuan akal kepala kita untuk memahami dan “mempercayaninya”. Tapi, hal itu bukanlah seuatu hal yang aneh jika dikaitkan dengan kehendak Ilahi. Karena selama suatu peristiwa masih bersifat mungkin, bukan mustahil, hal itu masih berada di bawah ruang lingkup kehendak Ilahi meskipun termasuk kategori sesuatu yang aneh menurut akal kita.
Kisah kelahiran Imam Mahdi as adalah salah atu dari sekian kisah aneh (baca: ajaib) yang pernah terjadi di sepanjang sejarah manusia. Mari kita simak bersama.
Sayidah Hakimah binti Imam Muhammad al-Jawad as bercerita:
Abu Muhammad Hasan bin Ali (al-‘Askari) datang ke rumahku seraya berkata: “Wahai bibiku, berbuka puasalah di rumah kami malam ini. Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban. Allah Ta’ala akan menampakkan hujjah-Nya di atas bumi pada malam ini.” “Siapakah ibunya?”, tanyaku “Narjis”, jawabnya singkat. “Sepertinya ia tidak memiliki tanda-tanda kehamilan?”, tanyaku lagi. “Hal itu akan terjadi seperti yang telah kukatakan”, katanya menimpali.
Setelah sampai di rumahnya, kuucapkan salam dan duduk. Tidak lama Narjis datang menemuiku untuk melepaskan sandalku seraya berkata: “Wahai junjunganku, izinkanlah kulepaskan sandal Anda.” “Tidak! Engkaulah junjunganku. Demi Allah, aku tidak akan mengizinkan engkau melepaskan sandalku dan berkhidmat kepadaku. Seharusnya akulah yang harus berkhidmat kepadamu”, tegasku. Abu Muhammad mendengar ucapanku itu. Ia berkata: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan wahai bibiku.”
Kukatakan kepada Narjis: “Pada malam ini Allah akan menganugrahkan kepadamu seorang putra yang akan menjadikan junjungan di dunia dan akhirat.” Ia duduk sambil menahan malu.
Setelah selesai mengerjakan shalat Isya`, aku berbuka puasa dan setelah itu, pergi ke tempat tidur. Ketika pertengahan malam tiba, aku bangun untuk mengerjakan shalat. Setelah aku selesai mengerjakan shalat, Narjis masih tertidur pulas dan tidak ada kejadian khusus terhadap dirinya. Akhirnya aku duduk-duduk sambil membaca wirid. Setelah itu, aku terbaring hingga tertidur pulas. Tidak lama kemudian, aku terbangun dalam keadaan tertegun, sedangkan ia masih tertidur pulas. Tidak lama berselang, ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan ketakutan. Ia keluar untuk berwudhu. Ia kembali ke kamar dan mengerjakan shalat. Ketika ia sedang mengerjakan rakaat witir, aku merasa bahwa fajar sudah mulai menyingsing. Aku keluar untuk melihat fajar. Ya, fajar pertama telah menyingsing. (Melihat tidak ada tanda-tanda ia akan melahirkan), keraguan terhadap janji Abu Muhammad mulai merasuki kalbuku. Tiba-tiba Abu Muhammad menegorku dari kamarnya: “Janganlah terburu-buru wahai bibiku. Karena janji itu telah dekat.” Aku merasa malu kepadanya atas keraguan yang telah menghantuiku. Di saat aku sedang kembali ke kamar, Narjis telah selesai mengerjakan shalat. Ia keluar dari kamar dalam keadaan ketakutan, dan aku menjumpainya di ambang pintu. “Apakah engkau merasakan sesuatu?”, tanyaku. “Ya, bibiku. Aku merasakan berat sekali”, jawabnya. “Ingatlah Allah selalu. Konsentrasikan pikiranmu. Hal itu seperti yang telah kukatakan padamu. Engkau tidak perlu takut”, kataku menguatkannya.
Lalu, aku mengambil sebuah bantal dan kuletakkannya di tengah-tengah kamar. Kududukkannya di atasnya dan aku duduk di hadapannya layaknya seorang wanita yang sedang menangani seseorang yang ingin melahirkan. Ia memegang telapak tanganku dan menekannya sekuat tenaga. Ia menjerit karena kesakitan dan membaca dua kalimat syahadah. Abu Muhammad berkata dari balik kamar: “Bacalah surah al-Qadr untuknya.” Aku mulai membacanya dan bayi yang masih berada di dalam perut itu menirukan bacaanku. Aku ketakutan terhadap apa yang kudengar. Abu Muhammad berkata lagi: “Janganlah merasa heran terhadap urusan Allah. Sesungguhnya Allah membuat kami berbicara dengan hikmah pada waktu kami masih kecil dan menjadikan kami hujjah di atas bumi-Nya ketika kami sudah besar.”
Belum selesai ucapannya, tirai cahaya menutupiku untuk dapat melihatnya. Aku berlari menuju Abu Muhammad sambil menjerit. “Kembalilah wahai bibiku. Engkau akan mendapatkannya masih di tempatnya”, katanya padaku.
Aku kembali. Tidak lama kemudian, tirai cahaya itu tersingkap. Tiba-tiba aku melihatnya dengan seunggun cahaya yang menyilaukan mataku. Kulihat wali Allah dalam kondisi sujud. Di lengan kanannya tertulis: “Telah datang kebenaran dan sirna kebatilan. Sesungguhnya kebatilan telah sirna”. Ia berkata dalam keadaan sujud: “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, kakekku Muhammad adalah Rasulullah, dan ayahku Amirul Mukminin wali Allah.” Selanjutnya ia menyebutkan nama para imam satu-persatu hingga sampai pada dirinya. Kemudian, ia berdoa: “Ya Allah, wujudkanlah untukku apa yang telah Kau janjikan padaku, sempurnakanlah urusanku, kokohkanlah langkahku, dan penuhilah bumi ini karenaku dengan keadilan.” Setelah itu, ia mengangkat kepalanya seraya membaca ayat, “Allah bersaksi dalam keadaan menegakkan keadilan bahwa tiada tuhan selain Ia, dan begitu juga para malaikat dan orag-orang yang diberi ilmu. Tiada tuhan selian Ia yang Maha Perkasa nan Bijaksana. Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”. (QS. Ali ‘Imran : 18-19) Kemudian, ia bersin. Ia berkata: “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga Allah mencurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya. Orang-orang zalim menyangka bahwa hujjah Allah telah sirna.”
Aku menggendongnya dan mendudukknnya di pangkuanku. Sungguh anak yang bersih dan suci. Abu Muhammad berkata: “Bawalah putraku kemari wahai bibiku.” Aku membawanya kepadanya. Ia menggendongnya seraya memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya dan mengelus-elus kepala, kedua mata, telinga dan seluruh sikunya. Lalu, ia berkata kepadanya: “Berbicaralah wahai putraku.” Ia membaca dua kalimat syahadah dan mengucapkan shalawat untuk Rasulullah dan para imam satu-persatu. Setelah sampai di nama ayahnya ia diam sejenak. Ia memohon perlindungan dari setan yang terkutuk seraya membaca ayat: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan Kami akan memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, menjadikan mereka para pemimpin dan para pewaris. Dan Kami akan menjayakan mereka di muka bumi dan memperlihatkan kepada Fir’aun, Haman dan bala tentara mereka apa yang mereka takutkan.”
Setelah itu, Abu Muhammad memberikannya kepadaku kembali seraya berkata: “Wahai bibiku, kembalikanlah kepada ibundanya supaya ia berbahagia dan tidak susah. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Akan tetapi, mayoritas umat manusia tidak mengetahui.”
Kukembalikan ia kepada ibunya dan fajar telang menyingsing waktu itu. Setelah mengerjakan shalat Shubuh, aku mohon pamit kepadanya. [12]
Kelahiran Yang Tersembunyi
Meskipun bukti-bukti tekstual dan historis di atas sangat gamblang dan jelas, kelahiran beliau masih menjadi misteri bagi sebagian orang. Mereka malah mengingkari bahwa beliau telah lahir dan menganggapnya masih belum lahir. Mungkin faktor utama atas klaim mereka itu adalah kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi dan tidak pernah melihat beliau kecuali sahabat-sahabat dekat Imam Hasan al-‘Askari as. Tapi, ketika kita memperhatikan situasi dan kondisi politik yang dominan dan sangat genting di masa-masa terakhir kehidupan Imam Hasan al-‘Askari, kita akan memaklumi kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu. Karena hal itu memang terjadi karena tuntutan sikon yang ada waktu itu mengingat Imam Mahdi as adalah hujjah Ilahi yang terakhir, dan seandainya penguasa waktu itu berhasil membunuh beliau, niscaya dunia ini sudah tutup usia.
Mungkin pendapat seorang penulis kenamaan berikut ini layak kita renungkan bersama, paling tidak hal itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Ia menulis, “Rahasia di balik kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu adalah, bahwa ketika dinasti Abbasiah mengetahui melalui hadis-hadis Nabi dan para imam Ahlulbait as bahwa Imam Mahdi adalah imam kedua belas yang akan meratakan keadilan di atas bumi ini, menghancurkan benteng-benteng kesesatan, membasmi pemerintahan thaghut dan menguasai Barat dan Timur, mereka ingin untuk memadamkan cahaya Allah itu dengan cara membunuhnya. Oleh karena itu, mereka mengirim mata-mata dan para dukun bayi untuk menggeledah dan memeriksa rumah Imam Hasan al-‘Askari as. Akan tetapi, Allah masih berkehendak untuk menyempurnakan cahaya-Nya dan menyembunyikan kehamilan ibunda beliau, Narjis.
Disebutkan dalam beberapa referensi bahwa al-Mu’tamid al-Abbasi memerintahkan para dukun bayi untuk memasuki rumah-rumah Bani Hasyim, khususnya Imam Hasan al-‘Askari tanpa harus meminta izin sebelumnya barangkali mereka dapat menemukan beliau telah lahir. Akan tetapi, Allah masih menghendaki untuk memberlakukan apa yang pernah terjadi pada kisah kelahiran Nabi Musa as. Pihak penguasa mengetahui bahwa kerajaan mereka akan musnah di tangan salah seorang dari keturunan Bani Israil. Oleh karena itu, mereka selalu mengawasi setiap wanita keturunan Bani Israil yang sedang hamil. Ketika melihat anak yang lahir dari mereka adalah lelaki, mereka langsung membunuhnya. Tapi, dengan kehendak Allah Musa tetapi lahir dengan selamat dan Ia menyembunyikan kelahirannya.
Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa kelahiran Imam Mahdi as memiliki keserupaan dengan kelahiran Nabi Musa dan Ibrahim as.” [13]
Dari sekilas pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Imam Mahdi as sudah lahir. Karenan jika tidak demikian, mengapa para penguasa Abbasiah memberlakukan pengontrolan ketat terhadap keturunan Bani Hasyim, khususnya istri Imam Hasan al-‘Askari? Mengapa mereka memerintahkan para dukun-dukun bayi untuk memasuki rumah beliau tanpa harus meminta izin terlebih dahulu? Pada peristiwa syahadah Imam Hasan al-‘Askari pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260, Ja’far al-Kadzzâb, saudara beliau ingin menjadi imam di saat shalat janazah hendak dilaksanakan. Karena sunnah Ilahi bahwa seorang imam tidak dapat dishalati kecuali oleh imam setelahnya, Imam Mahdi menampakkan dirinya dan menyingkirkan Ja’far dari tempat imam shalat jenazah. Tidak lama, berita kemunculan beliau di hadapan khalayak tersebar dan hal itu pun sampai ke telinga al-Mu’tamid, penguasa dinasti Abbasiah kala itu. Akhirnya, ia memerintahkan bala tentaranya untuk menggeledah rumah Imam Hasan al-‘Askari demi menangkap Imam Mahdi dan menyerahkannya kepada Khalifah [14] .
Meskipun kelahiran terjadi secara tersembunyi, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya sebagian orang yang pernah melihat beliau. Berikut ini nama-nama orang yang pernah melihat beliau dengan mata kepala mereka sendiri: [15]
a.        Sayidah Hakimah binti Ali al-Hadi, bibi Imam Hasan al-‘Askari. Beliaulah yang menemani Narjis saat melahirkan Imam Mahdi as.
b.       Abu Ghanim, pembantu setia Imam Hasan al-‘Askari as
c.        Nasim, seorang pembantu di rumah Imam Hasan al-‘Askari as.
d.       Kamil bin Ibrahim al-Madani, seorang agung yang pernah menganut mazhab al-Mufawwidhah dan kemudian meninggalkannya. Ia bercerita, “Para sahabat Imam al-‘Askari pernah mengutusku untuk menanyakan beberapa masalah dan supaya aku mengetahui tentang anak beliau yang baru lahir. Aku masuk ke rumah beliau. Setelah mengucapkan salam, aku duduk di pinggir sebuah pintu yang ditutupi oleh kain. Tiba-tiba angin bertiup dan menyingkap ujung kain itu. Kulihat seorang anak kecil (di balik pintu itu) yang sangat tampan bagaikan rembulan. Ia kira-kira masih berusia empat tahun. Ia berkata kepadaku, ‘Hai Kamil bin Ibrahim!’ Buluku merinding mendengar suara itu dan aku diberi ilham untuk mengucapkan, ‘Ya junjunganku!’ Ia melanjutkan, ‘Engkau datang kepada wali Allah untuk menanyakan kepadanya tentang statemen bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang berkeyakinan seperti keyakinanmu?’ ‘Betul, demi Allah’, jawabku. ‘Jika begitu, amat sedikit orang yang akan memasukinya. Demi Allah! Pasti akan masuk surga kaum yang dikenal dengan sebutan al-Haqqiyah’, tandasnya. ‘Wahai junjunganku! Siapakah mereka itu?’, tanyaku. ‘Mereka adalah sekelompok kaum yang karena kecintaan mereka kepada Ali, mereka siap untuk bersumpah demi haknya, meskipin mereka tidak mengetahui hak dan keutamannya’, tandasnya. Kemudian, ia melanjutkan, ‘Engkau datang juga ingin menanyakan tentang keyakinan mazhab al-Mufawwidhah. Mereka telah berbohong. Sebenarnya hati kami adalah wadah bagi kehendak Allah. Ketika Allah berkehendak, kami pun berkehendak. Allah berfirman, ‘Dan kalian tidak mungkin berkehendak kecuali jika Allah berkehendak’.’ Kain itu pun tertutup kembali dan aku tidak dapat untuk menyingkapnya kembali. Ayahnya melihatku sembari tersenyum. Ia berkata kepadaku, ‘Kenapa engkau masih duduk di sini sedangkan hujjah setelahku telah menjawab pertanyaanmu?’”
e.        Abul Fadhl Hasan bin Husain al-‘Askari.
f.         Ahmad bin Ishaq al-Asy’ari al-Qomi, wakil Imam Hasan al-‘Askari di Qom.
g.        Ya’qub bin Manqusy.
h.        Isa bin Mahdi al-Jawahiri.
i.          Ibrahim bin Muhammad at-Tabrizi.
j.         Utusan kota Qom.
k.       Ibrahim bin Idris.
Nama dan Julukan
Orang-orang besar biasanya memiliki nama dan julukan lebih dari satu. Rasulullah SAWW memiliki nama dan julukan Muhammad, Ahmad, Thaha, Yasin, al-Basyir, an-Nadzir, dan lain sebagainya. Imam Ali dan seluruh imam dari keturunan beliau juga demikian. Hal itu bukanlah suatu hal yang kebetulan. Akan tetapi, menyingkap satu sisi dari sekian sisi kepribadian dan spiritual yang mereka miliki.
Imam Mahdi pun tak luput dari kaidah di atas. Beliau pun memiliki nama dan julukan lebih dari satu, seperti al-Mahdi, al-Hujjah, al-Qâ`im, al-Muntazhar, al-Khalaf as-Shâlih, Shâhib al-Amr, dan As-Sayid. Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan sebagiannya saja beserta alasan yang ditegaskan oleh hadis-hadis mengapa beliau memiliki nama dan julukan tersebut.
a. Al-Mahdi.
Dalam beberapa hadis, beliau dijuluki dengan al-Mahdi. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nama al-Mahdi adalah namaku.” Hadis serupa juga pernah diucapkan oleh Amirul Mukminin as.
Mengapa beliau diujuluki demikian? Hal itu dikarenakan Allah selalu menunjukkannya kepada hal-hal ghaib yang tidak diketahui oleh siapa pun. Berkenaan dengan hal ini Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Jika al-Mahdi kami telah bangkit, ia akan membagi-bagikan (harta) dengan sama rata dan berbuat adil terhadap rakyat jelata. Barangsiapa menaatinya, maka ia telah menaati Allah dan barangsiapa menentangnya, maka ia telah menentang Allah. Ia diberi nama al-Mahdi, karena Ia selalu menunjukkannya kepada sesuatu yang rahasia.” [16]
b. Al-Qâ`im
Julukan beliau ini mengungkap sebuah makna yang sangat signifikan. Al-Qâ`im adalah orang yang berdiri atau bangkit. Kebangkitan beliau kelak di akhir zaman berbeda sekali dengan seluruh kebangkitan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Bisa diasumsikan bahwa kebangkitan beliau adalah satu-satunya kebangkitan yang belum pernah disaksikan oleh makhluk Allah. Jika kebangkitan-kebangkitan yang pernah terjadi sepanjang sejarah hanya bersifat parsial dan teritorial, kebangkitan beliau ini bersifat universal dan mendunia. Beliau akan menebarkan semerbak wangi kebenaran ke seluruh penjuru dunia sehingga setiap orang pasti dapat menikmatinya dengan penuh keleluasaan.
Dalam sebuah hadis Imam Ja’far as-Shadiq as pernah berkata, “Ia dinamai al-Qâ`im karena ia akan menegakkan kebenaran (dengan kebangkitannya).” [17]
Abu Hamzah ats-Tsumali pernah bertanya kepada Imam al-Baqir as: “Wahai putra Rasulullah, bukankah kalian semua adalah orang-orang yang menegakkan kebenaran (qâ`imîn bil-haq)?”
“Ya”, jawab beliau.
“Mengapa hanya Imam Mahdi yang dijuluki al-Qâ`im?”, tanyanya lagi.
Beliau menjawab: “Ketika kakekku Husain as terbunuh, para malaikat menangis meraung-raung di hadapan Allah ‘azza wa jalla ... Setelah itu, Allah menunjukkan para imam dari keturunan Husain as (kepada mereka). Mereka menjadi gembira dengan hal itu. (Pada waktu itu), salah seorang dari mereka sedang berdiri (qâ`im) mengerjakan shalat. Lantas Ia berfirman: ‘Dengan (perantara) orang yang sedang berdiri itu Aku akan membalas dendam kepada mereka (para pembunuhnya)’.” [18]
c. Al-Muntazhar
Jika dalam keyakinan masyarakat dunia pekerjaan menunggu dan menanti adalah sebuah kegiatan yang menjemukan, menunggu kedatangan seorang juru penyelamat dari segala penderitaan adalah sebuah harapan yang dapat memberikan energi baru bagi kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam konteks ini beliau diberi julukan al-Muntazhar, orang yang selalu dinantikan kedatangannya.
Imam al-Jawad as pernah ditanya: “Wahai putra Rasulullah, mengapa ia dijuluki al-Qâ`im?” “Karena ia akan bangkit setelah dilupakan dan mayoritas orang yang meyakini imâmahnya murtad”, jawab beliau. “Mengapa diberi julukan al-Muntazhar?”, beliau ditanya kembali. “Karena ia memiliki sebuah ghaibah yang sangat panjang. Orang-orang yang tulus akan selalu meunggu kehadirannya dan orang-orang yang kotor akan mengingkarinya”, jawab beliau tegas.
d. Al-Hujjah
Dalam keyakinan Islam, hujjah Allah pasti selalu ada pada setiap masa. Tidak pernah berlalu sebuah masa yang hujjah Allah absen di situ. Karena ia adalah satu-satunya perantara faidh (anugrah dan karunia) Ilahi untuk seluruh makhluknya. Tanpa hujjah, faidh Ilahi akan terputus dan seluruh alam semesta akan luluh-lantak.
Read More --►

Channel Two Israel Mengaku Beritanya Palsu



Sekali lagi terungkap kebiasaan Zionis memutarbalik kenyataan. Sekolah-sekolah Gaza yang jelas-jelas diserang seperti ini dengan bom fosfor putih yang panas dan beracun, malah diberitakan sebagai tempat peluncuran roket-roket. foto: Incandescent Planet
 Sebuah stasiun televisi ‘Israel’ mengeluarkan pernyataan resmi bahwa beritanya “palsu dan tidak memiliki bukti yang kuat”. Berita itu mengatakan, bahwa sejumlah sekolah di Gaza milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah dijadikan tempat peluncuran roket-roket ke arah kawasan yang dijajah ‘Israel’ selama perang Gaza pada 2008-2009. Channel Two News mengakui bahwa berita berisi tuduhan itu salah.
Sebagaimana diketahui, selama 22 hari dari 27 Desember 2008 sampai 18 Januari 2009 Zionis Israel melancarkan operasi teror bernama Operation Cast Lead (Operasi Timah Panas) yang telah membunuh 1.387 orang warga Jalur Gaza. Sekitar 400 orang diantaranya anak-anak.
Occupied Palestine melaporkan, hari Rabu lalu (24/10), UNRWA menyebut Channel Two News telah mempublikasi pernyataan koreksi atas tuduhan penembakan sejumlah roket dari sekolah-sekolah yang dioperasikan UNRWA di Gaza. Pernyataan ini menegaskan bahwa para pejabat ‘Israel’ sendiri telah mengakui kekeliruan klaim mereka dan tidak ada satu bukti pun yang dapat mendukung tuduhan mereka.
“Kami telah mendengar adanya informasi yang salah saat perang Gaza 2008-2009 dimana ‘Israel’ menuduh ada sejumlah roket yang ditembakkan dari sekitar sekolah UNRWA dan dari gudang utama kami di Gaza,” ujar juru bicara UNRWA, Chris Gunness. Ia melanjutkan, “Informasi salah yang sudah berulang kali terjadi ini telah mengganggu kami dan menimbulkan pemberitaan yang bias (salah). Ini sudah yang ke tiga kalinya hanya dalam beberapa bulan sebuah organisasi berita besar mengklarifikasi informasi salah tentang UNRWA.”
Menurut pernyatan resmi UNRWA, selama operasi Cast Lead tiga pekan berturut-turut , ‘Israel’ banyak menghancurkan fasilits PBB, termasuk gudang yang berisi berbagai jenis bantuan yang nilainya mencapai jutaan dolar.
LSM, Oxfam, Internasional Amnesti dan 14 badan HAM dan bantuan Eropa lainnya pada tahun 2009  melaporkan, selama invasi itu, sedikitnya 18 bangunan sekolah dihancurkan (delapan di antaranya adalah sekolah negeri, dua sekolah swasta dan delapan unit sisanya adalah bangunan TK). Selain itu, 280 bangunan lainnya dilaporkan rusak.
Sebanyak enam dari delapan sekolah negeri yang hancur berada di Utara Gaza. Kondisi ini menyebabkan hampir sembilan ribu siswa terpaksa pindah ke sekolah lain.
Laporan lain menyebutkan, terdapat 640 sekolah di Gaza. Sebanyak 221 unit di antaranya adalah sekolah milik UNRWA, 383 unit merupakan sekolah negeri, 36 unit sekolah swasta yang keseluruhannya menampung 440.000 siswa.
Sekitar 88% dari sekolah UNRWA dan 82% dari sekolah swasta di Gaza sekarang beroperasi dua shift per hari. Bahkan beberapa sekolah di Gaza kini beroperasi tiga shift per hari.
Selama serangan Zionis 2008-2009, sebanyak 164 siswa dan 12 orang guru dari sekolah negeri dilaporkan tewas. Sebanyak 454 siswa dan lima guru terluka. Dari sekolah UNRWA saja, sebanyak 86 siswa dan tiga guru dilaporkan tewas. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 402 orang siswa dan 14 guru.
Selama serangan teror biadabnya, penjajah Zionis menghancurkan hampir setengah (46%) dari seluruh sekolah di Gaza. Jika mereka mengklaim serangan-serangan ini tidak disengaja, maka militer ‘Israel’ yang mengaku sebagai tentara paling bermoral di dunia, ternyata juga salah satu pasukan yang paling tidak terlatih dan tidak akurat.* (MR/ Sahabat al-Aqsha)
Dua orang siswa Gaza di gedung sekolahnya yang hangus berantakan dihajar roket-roket Zionis.
Read More --►

Kembali Al-Qur’an Disobek, Dibakar Bahkan Dijadikan Sasaran Untuk Latihan Tembak


AKSI demonstrasi besar-besaran kini tengah dilakukan oleh kaum Muslim Afghanistan. Pasalnya aksi ini dipicu oleh tindakan pelecehan yang dilakukan oleh tentara Amerika dan NATO terhadap agama Islam, Kamis malam (25/10/2012), di provinsi Ghazni.
Pelecehan terhadap agama Islam  ini jelas terlihat ketika enam orang tentara Amerika masuk ke dalam sebuah masjid di Afghanistan dan merobek-robek Al-Qur’an serta menginjak-injaknya.
Menurut laporan almonkhtsar,Sabtu (28/10/2012),seorang pengunjuk rasa memberikan keterangan bahwa  sekelompok tentara Amerika juga memasuki rumah warga dan  membakar Al-Qur’an  ketika mereka ingin menangkap empat warga Afghanistan yang tinggal di desa Kodo.
“Sekelompok tentara asing mendatangi rumahku, mereka menangkap dua anakku. Mereka juga mengacak-acak buku kedua anak kami dan membuangnya ke tanah. Tak cukup itu, mereka juga merobek-robek al-Qur’an lantas membakarnya,” tutur orang tua yang anaknya ditangkap oleh tentara Amerika.
Menyikapi kemarahan kaum muslimin ini, pihak kepolisian Afghanistan berjanji akan mengusut tuntas kasus itu.
Menurut pihak kepolisian, tindakan pelecehan terhadap agama Islam ini bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa tahun terakhir ini pun kaum muslimin sempat dibuat marah oleh tindakan tentara Amerika dengan kasus yang hampir serupa.
Tak hanya di Afghanistan, di Irak juga sekelompok tentara asing Amerika pernah melecehkan agama Islam dengan menyusun Al-Qur’an yang kemudian dijadikan sebagai sasaran latihan tembak.
Read More --►

Pemandangan Baru Perang Israel-Palestina; Roket-Roket Hamas Menjadi Ancaman Serius Bagi Pemukim Yahudi Setiap Harinya


PERLAWANAN terhadap Agresi terbaru Israel ke Jalur Gaza, setidaknya menunjukkan kegigihan dan determinasi kuat faksi perlawanan Palestina yang tidak lain adalah sayap militer Hamas (Al-Qassam). Roket-roket perlawanan Hamas berubah menjadi pemndangan buruk bagi daerah permukiman Yahudi Sedirot yang terletak di daerah pinggiran Gaza.
Roket-roket itu mampu meledakkan krisis politik di entitas Zionis Israel, setelah kepala daerah permukiman Yahudi Sedirot yang terletak di daerah pinggiran Gaza, menyatakan ikut mogok makan terbuka sebagai protes atas ketidakpedulian pemerintah Israel pada situasi keamanan di permukiman.
Menurut sumber-sumber Israel, akhir-akhir ini terjadi peningkatan seruan internal yang disampaikan penduduk permukiman Sedirot dan daerah-daerah sekitarnya untuk menerapkan rencana khusus guna memperkuat keamanan permukiman-permukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza, yang menjadi sasaran roet-roket perlawanan Palestina yang berubah menjadi “rutin setiap hari mengancamnya”, hingga puncaknya adalah pengumuman yang disampaikan ketua permukiman Yahudi Sedirot David Baskil yang menyatakan ikut mogok makan terbuka.
Dalam konteks terkait, saluran 10 televisi Israel menyebutkan bahwa kementrian perang Israel telah mengajukan kepada pemerintah Israel sebuah rencana untuk perlindungan dan memperketat 26 permukiman Yahudi di sekitar Jalur Gaza, yaitu untuk melindungi para pemukim pendatang Zionis Yahudi dari serangan roket Al-Qassam dalam eskalasi berikutnya
Read More --►

Senin, 29 Oktober 2012

Dianggap Tak Transparan, Tim Pembela Muslim Kritik Kinerja Densus 88


JAKARTA,  - Densus Anti Teror 88 diminta bersikap transparan dalam menangkap terduga teroris.Tim Pembela Muslim (TPM) mengatakan semua pihak harus dilibatkan untuk menangani kasus teroris dan tidak bisa hanya dilakukan Densus 88.
"Kasus teroris itu tidak bisa ditangani hanya dengan Densus, tapi melibatkan semua unsur," kata Dewan Pembina TPM Ahmad Michdan dalam konferensi pers di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta, Senin (29/10).
Michdan menegaskan transparansi merupakan faktor krusial agar penggrebekan oleh Densus 88 tidak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). "Ini kan bisa saja terjadi, ada orang disangka terduga teroris dan kemudian ditangkap, ini pelanggaran KUHAP, harus menghormati praduga tak bersalah tersangka," ucapnya.
Penangkapan tiga terduga teroris di Palmerah dan Kebon Kacang, beberapa waktu lalu, dianggap Michdan melangkahi prosedur. Pasalnya, berdasarkan fakta yang didapat dari keluarga, ketiga orang itu merupakan keluarga yang baik-baik.
"Menurut keluarga, anak-anak ini tidak punya keterlibatan agama yang ekstrem," tandasnya.
Read More --►

7 cara Keluar dari Kesulitan Hidup ala Rasulullah Saw



Beberapa hari yang lalu saya sempat berdiskusi dari beberapa orang teman mengenai Konsep Rezeki. Setelah cukup alot akhirnya sampai pada satu kesepakatan bahwa rezeki itu murni dari Allah swt. Untuk membahas lebih lanjut terkait dengan rezeki insya Allah saya akan posting dilain waktu. Termasuk kesalahpahaman banyak orang terkait dengan memahami persoalan rezeki. Pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa tips untuk keluar dari kesulitan hidup Ala Rasulullah saw yang saya sarikan dari buku Agar Bekerja Menuai Berkah Karya Syamsuddin Ramadlan Al-Nawiy.

Meskipun rezeki ada di tangan Allah swt, namun demikian, Allah swt dan RasulNya telah memberikan beberapa kiat untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh rezeki Allah swt, dan keluar dari kesulitan hidup. Al-Qur'an dan Sunnah telah menjelaskan masalah ini sangat jelas dan gamblang. Adapun beberapa tips sebagai berikut :

1. Mengadu dan Berharap Hanya Kepada Allah. swt

Diantara kiat-kiat agar kita terjauh dari kemiskinan adalah mengadukan keadaan kita kepada Allah swt, dan hanya berharap kepadaNya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:

"Barangsiapa tertimpa kemiskinan, kemudian ia mengadukannya kepada sesama manusia, maka tidak akan tertutup kemiskinannya itu. Namun, siapa saja yang mengadukannya kepada Allah, maka Allah akan memberikannya rezeki, baik segera ataupun lambat" (HR. Abu Dawud dan Tarmidzi, Abu 'Isa berkata hadits ini hasan shahih gharib).

2. Bertaqwa Kepada Allah

Ketaqwaan adalah kunci untuk mendapatkan kemudahan dari Allah swt. Allah swt telah berfirman :

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan(nya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (Al-Thalaq:2-3)

3. Memperbanyak Istighfar Kepada Allah

Ada beberapa kiat praktis yang diajarkan oleh Rasulullah saw, agar seseorang mendapatkan kelapangan dan kemudahan hidup. Dalam musnad dituturkan sebuah riwayat, bahwasanya Ibnu 'Abbas berkata :

"Rasululullah saw bersabda, "Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah swt akan menjadikan setiap kesulitan kelapangan, dan setiap kesempitan jalan keluar, dan Allah akan memberikan rejeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangkanya".

4. Sabar dan memperbanyak membaca La haula wa laa Quwwata illa Billahi

Sabar dan memperbanyak bacaan la haula wa laa quwwata illa billahi merupakan jalan keluar dari kesulitan dan kesedihan.

5. Beribadah Sepenuhnya Kepada Allah swt

Bila seseorang selalu berorientasi ibadah kepada Allah swt dalam setiap amal perbuatannya, maka Allah memberikan pertolongan dan rejeki dari jalan yang tidak diduga-duga. Al-Hasan meriwayatkan dari'Imran bin al-Hushain, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa yang beribadah sepenuhnya kepada Allah, maka Allah swt akan memberikan pertolongan (ma'munah) dan rejeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka. Namun, siapa saja berusaha sepenuhnya untuk kehidupan dunia, maka Allah swt akan menyerahkan urusannya kepada dunia".

6. Tawakal Kepada Allah

Tawakal adalah menyerahkan diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah swt. Akan tetapi, tawakal tidak identik dengan tindakan pasif dan fatalis, dan terjauh dari kerja serius. Tawakal juga tidak identik dengan berserah dirinya seseorang kepada Allah setelah ia melakukan usaha; atau berusaha terlebih dahulu baru tawakal. Akan tetapi, tawakal adalah memenuhi seluruh kaedah sebab akibat yang telah digariskan oleh Allah swt dan RasulNya, sejak sebelum memulai pekerjaan sedang dan hingga selesai melakukan usaha.

7. Gemar Bersedekah dan Memudahkan Urusan Orang Lain

Rasulullah saw bersabda : "Allah swt berfirman, "Nafkahkanlah harta kekayaanmu, niscaya kamu akan diberi gantinya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah beberapa tips yang diajarkan Rasulullah Saw, agar seseorang bisa keluar dari kesulitan hidup. Akan tetapi, tips di atas harus dibarengi dengan usaha dan kerja yang serius. Sebab, Allah swt juga memerintah kaum Muslim untuk bekerja dan berusaha semaksimal mungkin, dan selalu memperhatikan prinsip tawakal dan halal haram.
Read More --►

Mengharapkan Surga


Kenikmatan dunia adalah semu karena setiap kesenangan akan berakhir, setiap benda akan menjadi usang, dan setiap orang akan beranjak tua kemudian meninggal bahkan ada yang meninggal di usia yang sangat belia. Oleh karena itu, tak selayaknya kita berharap kepada dunia. Kehidupan akhiratlah yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita. Kenikmatan di dalam surga adalah abadi sebagaimana firman Allah SWT:
Masukilah jannah itu dengan aman, itulah hari kekekalan” (TQS Qaaf 34).
Tak ada orang yang tidak mengharap surga karena kenikmatannya yang tiada tara sebagaimana tergambar dari sabda Rasulullah saw dalam hadist shahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah:
Siapa saja yang masuk jannah, maka ia pasti merasakan senang dan tidak pernah putus asa. ia berpakaian yang tidak lepas, masa remaja yang tidak pernah pudar, matanya melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumya, telinganya mendengar sesuatu yang tidak pernah didengar sebelumnya, dan hati manusia tidak pernah menghayalkan sesuatu hal yang ada sebelumnya”.
Tak ada orang yang berharap neraka karena adzab pedihnya yang luar biasa, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, maka kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam jahannam. Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain (baru) supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “(TQS An Nisaa: 56)
Tapi berharap saja tidak cukup membuat kita bisa meraih surga, karena surga hanya diperuntukkan bagi orang- orang yang bertakwa ( QS Al Hijr 45), bagi orang yang senantiasa berbuat baik dengan ikhlas dan sesuai dengan syariatNya (QS Yunus 26), dan juga bagi orang yang beriman dan beramal shalih (QS Al Kahfi 107-108). Tak ada tempat di surga bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah dan tidak mau taat kepada perintah dan laranganNya. Surga tak pantas diberikan kepada orang-orang yang beriman hanya kepada sebagian ayat Al Qur’an dan menolak sebagian ayat lainnya. Surga juga tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang sibuk mengejar dunia dan lalai mempersiapkan bekal untuk akhiratnya.
Karena itu, jika mengharap surga, maka berharaplah dengan kesungguhan. Yaitu tak sekedar meminta surga kepada Allah tapi juga berupaya untuk taat dan beribadah kepadaNya. Bulan Ramadhan menjadi saat yang sangat tepat bagi kita untuk meperbanyak meminta ampun kepada Allah atas seluruh dosa yang kita lakukan dan mengisi seluruh waktu kita dengan amal ibadah terbaik (shalat terbaik, puasa terbaik, sedekah terbaik, bekerja terbaik, dakwah terbaik dll) karena bisa jadi ini Ramadhan terakhir bagi kita. Penuhi lisan kita dengan do’a, memohon surga kepadaNya sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw dalam sabdanya:
Dialah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah kemerdekaan dari api neraka. karenanya, perbanyaklah yang empat perkara di bulan Ramadhan : dua perkara untuk Rabbnya dan dua perkara kalian menyukainya. dua perkara untuk Rabbnya adalah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tiada ilah melainkan Allah dan mohon ampun kepadaNya. adapun dua perkara yang kalian sukai adalah memohon surga dan berlindung dari neraka” (HR Ibnu Huzaimah dari Salman Al Farisi)
Read More --►

Kesaksian Bekas Tentara Zionis Israel: ‘Begini Cara Kami Menyiksa Anak-anak Palestina’



Laporan dibawah ini kami terjemahkan dari The Independent. Hari itu, Hafez Rajabi menunjukkan bekas-bekas lukanya yang tak akan pernah hilang sepanjang hidupnya. Salah satu bekas lukanya didapat ketika ia bertempur dengan militer ‘Israel’, Brigade Kfir lima tahun lalu.
Remaja berusia 21 tahun ini menunjukkan bekas luka di atas mata kanannya. Seorang serdadu ‘Israel’, ia berkisah, memukul keras mata kanannya dengan majalah saat rumah neneknya kedatangan patroli militer pada 28 Agustus 2007 pagi.
Ia memiliki bekas luka lainnya. Saat ia mengangkat kaosnya, terlihatlah bekas lukas sekitar 6 cm di punggungnya yang memanjang dari bahu kirinya. Luka ini akibat hantaman keras ke sebuah bagian yang tajam di pagar besi.
Tubuhnya juga diseret hingga 300 meter oleh pasukan militer yang mengancam akan membunuhnya jika ia tidak mengaku telah melempar bebatuan ke arah tentara. Saat itu, ia tidak berhenti dipukuli dan kepalanya ditodongkan sebuah pistol. “Tentara itu terlihat sangat marah. Saat itu saya sangat yakin ia akan membunuh saya,” ujar Hafez.
Kisah ini, tentu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak lagi kisah kejam lainnya yang dilakukan oleh serdadu Zionis ‘Israel’. Dan hal ini, salah satunya terungkap dari sejumlah testimoni para mantan prajurit ‘Israel’.
Seorang sersan satu dalam testimoninya mengatakan, “Kami memiliki seorang komandan. Ia memukuli seorang anak hingga babak belur. Ia lalu berkata pada anak itu, ‘Kamu mau mati? Kamu mau mati di sini?’. Anak itu serta merta menjawab, ‘Tidak, tidak…’. Anak itu kemudian dibawa ke sebuah gedung yang sedang diperbaiki. Komandan tadi mengambil tongkat dan memukulkannya pada anak itu. Komandan itu bener-benar tidak memiliki rasa kasihan. Anak laki-laki itu sudah tidak bisa lagi berdiri dan ia terus menangis. Bukannya kasihan, komandan itu malah meneriakinya, menyuruh anak itu berdiri. Namun anak itu sudah benar-benar tidak berdaya. Komandan itu lalu bilang, ‘Jangan berpura-pura’, kemudian kembali memukulinya’”.
Dua bulan lalu, sebuah laporan dari tim pengacara Inggris yang dikepalai Sir Stephen Sedley dan didanai oleh Kantor Luar Negeri Inggris, menyatakan bahwa ‘Israel’ melanggar serangkaian hukum internasional terkait perlakuan anak-anak dalam tahanan. Laporan itu difokuskan pada proses interogasi dan penahanan terhadap anak-anak sebelum digelar pengadilan militer. Penangkapan anak-anak ini sendiri umumnya disebabkan karena melempar batu.
Selama delapan tahun terakhir, laporan “Breaking the Silence” selalu memuat testimoni dari para mantan serdadu yang menyaksikan ataupun terlibat dalam pelanggaran HAM di wilayah-wilayah jajahan Zionis ‘Israel’. Di sana disebutkan juga bahwa jaksa militer ‘Israel’ melabeli setiap anak Palestina sebagai bibit teroris.
Beberapa serdadu mengaku tidak sepaham dengan penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh ‘Israel’. “Kami tidak sepaham. (Penyiksaan) Ini sudah menjadi kebiasaan. Pemukulan patroli sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Hanya dengan memberikan kami tatapan tidak suka, kami akan langsung melayangkan pukulan,” ujar salah seorang serdadu.
Beberapa waktu lalu, setelah ia memberi testimoni untuk laporan “Breaking the Silence”, serdadu itu diinterviu. Ia memilih lokasi yang tidak umum supaya tak ada yang tahu ia tengah diwawancara. Pagi itu, ia duduk dengan penuh kecemasan. Dia lalu memutar kembali ingatannya. Tapi tidak semua kesaksiannya cocok dengan yang disampaikan warga Palestina. Hafez, misalnya, ia masih ingat ketika salah seorang tentara menodongkan pistol ke tubuhnya sementara versi serdadu, pistol itu dipukulkan ke mulutnya.
Namun ada beberapa kesaksian yang cocok. Kedua belah pihak sama-sama mengatakan bahwa Hafez sembunyi di rumah neneknya ketika ia tahu sedang dicari oleh serdadu-serdadu ‘Israel’. Dalam kesaksiannya, Hafez menunjukkan kamar di rumah neneknya yang dulu dipakainya untuk bersembunyi ketika para serdadu datang. Dan para serdadu yang mengetahui tempat persembunyian Hafez mengakui bahwa mereka memporakporandakan rumah nenek Hafez dan menemukan Hafez sedang bersembunyi dengan kondisi sangat ketakutan.
Tante Hafez, Fathia Rajabi, 57 juga memberikan kesaksian. Semula ia tidak menyadari bahwa pemuda yang diseret serdadu ‘Israel’ saat itu adalah keponakannya. “Saya menangis saat itu dan berkata, ‘Allah melarang untuk memukul dia,’. Ternyata Hafez mengenali suara tantenya. Ia kemudian berteriak memanggil tantenya. Rajabi yang lalu mengetahui bahwa itu adalah keponakannya, mencoba mendekatinya namun dua orang serdadu menodongkan pistol ke arahnya dan menyuruhnya pergi. Sepuluh menit kemudian, setelah serdadu-serdadu itu pergi, ia dan keluarga Hafez lainnya masuk ke dalam kamar tempat persembunyian Hafez. Mereka lalu mendapati Hafez dalam keadaan berdarah-darah, mulai dari hidung, kepala hingga punggungnya.
Kesaksian lain disampaikan saudara Hafez, Mousa, 23. Ia ingat ketika mobil tentara yang lainnya tiba di rumah dan salah seorang serdadu memeriksa denyut nadi Hafez. Serdadu itu lalu memberikan sebotol air kepada Mousa yang kemudian dibasuhkannya ke wajah Hafez. Serdadu itu kemudian bicara dalam bahasa Ibrani kepada komandannya.
Mousa mengerti bahwa dalam percakapan itu, serdadu tadi memprotes tindakan yang sudah dilakukan kepada Hafez. Ia kemudian meminta agar Hafez berhenti dipukuli. Komandannya kemudian berkata, ‘Ada apa dengan kamu, kenapa jadi pembelot?’.
Serdadu itu menjawab, ‘Tidak. Hanya saja semua yang kamu lakukan pada keluarga ini akan membuat mereka menciptakan para pengebom bunuh diri. Jika saya adalah anak ini, saya pasti akan melakukan balas dendam’.
Tapi faktanya, Hafez tidak pernah menjadi pengebom bunuh diri seperti yang disangkakan serdadu ‘Israel’ itu. Dan ia pun tidak pernah masuk penjara. Dan kini, setelah semua peristiwa itu berlalu, Hafez tidak lagi mengalami mimpi buruk. Namun peristiwa yang menimpanya memengaruhi kecakapannya dalam bekerja. Hafez yang dulu terbiasa bekerja sebagai mekanik, kini tidak memiliki pekerjaan karena lukanya yang belum sembuh total membuatnya tidak bisa membawa alat-alat berat. Selain alasan itu, Hafez juga terkadang merasa tidak ingin lagi bekerja.
“Breaking the Silence”: Testimoni Para Serdadu
1. Sersan Satu Brigade Kfir, Salfit 2009
“Kami mengambil alih sebuah sekolah dan menculik semua warga desa yang berusia antara 17 dan 50 tahun. Ketika para tahanan ini diminta pergi ke kamar mandi dan para serdadu membawa pergi, mereka dipukuli dan dimaki-maki tanpa sebab. Ada warga Arab yang dibawa ke kamar mandi dan seorang serdadu menamparnya dan menjatuhkannya ketika ia dalam keadaan terikat dan tertutup matanya. Padahal pria itu tidak berbuat apapun. Alasannya hanya karena ia orang Arab. Biasanya orang-orang di sekolah akan dijemur selama berjam-jam di bawah terik matahari. Mereka boleh sekali mendapatkan air, tapi ketika ada yang minta air sampai lima kali, prajurit ‘Israel’ akan mendatanginya dan menamparnya dengan enteng. Saya melihat banyak serdadu yang memakai lututnya untuk memukuli para tahanan ketika sedang bosan. Dan karena para serdadu berdiri selama sepuluh jam tanpa melakukan apapun, mereka akhirnya bosan lalu memukuli tahanan.
2. Sersan Satu, Korps Artileri, Ramallah 2006-2007
“Ada suatu kejadian di Qalandiya. Saat itu para serdadu yang sengaja memancing kericuhan, meminta orang-orang di sekitarnya untuk berlari. Karena ketakutan banyak dari mereka yang jatuh. Dan anak-anak yang terjatuh dan tidak cepat berlari akan menjadi sasaran pukulan serdadu-serdadu itu. Aturan yang ditetapkan serdadu itu, orang-orang yang berlari lambat dan jatuh akan dipukuli.
3. Sersan Satu, Brigade Kfir, Hebron 2006-2007
“Kami seringkali memancing kerusuhan. Ketika sedang berpatroli, berjalan di desa, ketika bosan, kami membuat kerusuhan di toko-toko, memukuli seseorang hingga babak belur. Atau jika kami ingin melakukan kerusuhan lainnya, kami tinggal menghancurkan teralis-teralis di jendela masjid, melemparkan granat setrum dan membuat ledakan besar. Setiap hari kami menculik anak-anak Arab, menodongkan senjata ke tubuhnya. Mereka benar-benar tidak berdaya dan hanya bisa berkata, ‘Tidak, tidak, prajurit’. Dan mereka hanya membatu ketika kami memukuli mereka dengan keras sepanjang waktu. Saat itu, batu-batu beterbangan dan kami benar-benar kehilangan semua rasa belas kasihan.
4. Laporan prajurit-prajurit dengan pangkat dan unit tidak teridentifikasi, Hebron 2007-2008
“Pada suatu malam, kami diberi tahu telah terjadi kerusuhan di desa Idna (kota kecil sekitar 13 km dari Hebron Barat yang berpenduduk 20.000 orang). Kami diminta segera ke sana. Setibanya di sana, bebatuan menghujani kami dan kami belum tahu apa yang tengah terjadi. Tapi tiba-tiba itu semua berhenti ketika seorang komandan turun dari kendaraannya. Dan tiba-tiba juga saya melihat seorang anak laki-laki yang terikat dan matanya ditutup. Komandan yang tadi turun dari kendaraan lalu menembakkan peluru karet kepada para pelempar batu dan memukul anak laki-laki itu. Beberapa tentara berkata ingin memukul wajah anak itu dengan lutut mereka. Saat itu saya berdebat dengan mereka dan berkata, ‘Jika ada darah yang menetes atau rambut jatuh dari anak itu, kamu tidak akan bisa tidur selama tiga hari. Saya akan membuat kamu menderita’. Tetapi para tentara itu malah menertawai saya. Salah satu dari mereka berkata, ‘Jika kita tidak seperti ini, mereka akan terus melakukan ini (melempar batu)’. Saya masih terus berdebat dengannya dan mengatakan bahwa anak itu dalam keadaan terikat dan tidak bisa melakukan apapun’”.*
Read More --►

Menyumbang Palestina Divonis 65 Tahun Penjara: Hanya di Amerika



Ghassan Elashi, Ketua Yayasan Holy Lands, lembaga amal Muslim terbesar di Amerika Serikat terancam vonis 15-65 tahun penjara hanya karena menyalurkan bantuan ke Palestina. foto: Electronic Intifada
 ’Iedul Adha kemarin menjadi tambah penting bagi Ghassan Elashi, Ketua Yayasan Holy Land, salah satu badan amal Muslim terbesar di Amerika Serikat. Di hari yang suci ini Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat (AS) akan mengeluarkan vonis final terkait kasus yayasan Muslim terbesar di AS. Keputusan ini datang setelah sebelas tahun yang penuh gejolak, penangkapan, penggerebekan, pengadilan dan pengajuan banding.
Ini juga akan menjadi jalan hukum terakhir bagi para pemimpin Yayasan Holy Land yang kini menjalani hukuman penjara dari 15 sampai 65 tahun. Anak dari Ghassan Elashi (salah satu pendiri Yayasan Holy Land yang tengah dipenjara) berharap keputusan mahkamah agung nanti dapat membebaskan ayahnya.
“Harapan saya adalah melihatnya tanpa baju penjara. Saya berharap dapat menelponnya kapan pun saya mau dan memeluknya yang kini sejak lebih dari tiga tahun lalu tidak dapat saya lakukan. Mungkin hari itu akan datang secepatnya. Atau tidak. Kita akan tahu jawabannya sebentar lagi,” ujarnya.
Holy Land adalah badan amal yang menyalurkan bantuan ke seluruh negara di dunia dengan donasi terbesar masuk ke Palestina. Ketika ikut mendirikan Yayasan Holy Land pada 1989, Ghassan Elashi sudah menyadari tantangan yang akan dihadapinya karena kebijakan luar negeri AS selalu mendukung ‘Israel’ dan tidak pernah mengakui kedaulatan Palestina.
Dan tidak heran juga, ketika Holy Land berkembang menjadi badan amal Muslim terbesar di AS, pada tahun 1990-an muncul kampanye penentangan terhadap yayasan ini. Kampanye hitam itu dipimpin seorang politisi pro’Israel’ dan beberapa kelompok yang berulang kali berusaha menghubung-hubungkan keterlibatan Holy Land dengan Hamas.
Meski ada kampanye seperti itu, yayasan tidak langsung ditutup. Namun tiga bulan setelah peristiwa 11 September 2001, pemerintahan Bush meminta Holy Land ditutup. Pada tahun itu, yayasan ditutup dan aset mereka dibekukan.
Selama bertahun-tahun, jaksa penuntut memakai berbagai upaya untuk mengganggu operasi yayasan Holy Land, termasuk para pendirinya. Dengan dasar hukum yang tidak jelas, pihak jaksa dengan mudah mengklaim yayasan memberikan dukungan material (makanan, selimut dan obat-obatan) dalam bentuk amal kepada komite-komite zakat Palestina yang dituding bekerja sama dan dikontrol Hamas. Jaksa juga menyebut, dukungan Holy Land terhadap Hamas telah membantu Hamas memenangkan hati rakyat Palestina.
Pada sidang pertama, para juri tidak berhasil diyakinkan atas tuntutan yang membingungkan terhadap Holy Land. Apalagi komite-komite zakat yang dituding terlibat dengan teroris tidak terdaftar sebagai organisasi teroris dalam Departemen Keuangan AS. Faktanya, komite-komite zakat ini atau pun tempat-tempat penyaluran donasi yang terdaftar di Yayasan Holy Land juga menerima donasi dari sejumlah badan pemerintah AS, seperti United States Agency for International Development (USAID).
Kendati pada sidang pertama para juri menemui jalan buntu dalam pemungutan suara, di sidang ke dua, juri memutuskan semua terdakwa bersalah. Ghassan Elashi, misalnya, dijatuhi hukuman penjara 65 tahun dan diasingkan dari keluarganya di Dallas ke Unit Manajemen Komunikasi (CMU) di sebuah pedesaan di Illinois. CMU adalah sebuah penjara yang sebagian besar dihuni oleh narapidana Muslim yang ditahan sejak peristiwa 11/9. Tujuan dari penempatan para tahanan di penjara terpencil ini untuk membatasi komunikasi via telepon atau pun kunjungan kerabat.*
Read More --►

Meski Dikepung dan Diserang, Rakyat Gaza Tetap Ber-’Iedul Adha

“Tak ada kekuatan sebesar apapun yang membuat kami ruku’ dan sujud kecuali Allah…” Solat ‘Iedul Adha, Jumat pagi lalu di Madinah Gaza. foto: BTARakyat Gaza menyambut ‘Iedul Adha sesudah dua hari serangan gencar Zionis Israel membunuh lima orang warga dan melukai belasan orang lainnya. Demikian laporan kantor berita PIC.
Seorang warga bernama Ibrahim Muslim, 33 tahun, dari Madinah Gaza mengatakan kepada Quds Press, “Kami sudah terbiasa dengan serangan Zionis Israel yang brutal, dan kami tetap akan menyambut ‘Iedul Adha apapun yang terjadi…”
Sebaliknya, seorang pegawai pemerintah daerah Gaza Tengah, Daoud Mousa, 23 tahun, meyakini bahwa kebrutalan Zionis Israel beberapa minggu belakangan ini membuktikan bahwa negara haram itu sedang mengalami krisis dalam negeri yang parah, “terutama menjelang pemilu yang sebentar lagi akan mereka adakan,” kata Daoud.
Daoud juga mengatakan kepada wartawan Quds Press bahwa kunjungan Emir Qatar Syeikh Hamad bin Khalifa al-Thani ke Gaza hari Selasa minggu lalu yang memulai pembangunan beberapa proyek penting, merupakan langkah bersejarah yang sangat berani untuk membongkar pengepungan atas Jalur Gaza.
Emir Qatar berkunjung ke Gaza tiga hari sebelum ‘Iedul Adha didampingi istri dan sejumlah menteri dan pejabat tinggi, melancarkan proyek pembangunan berbagai bidang senilai USD400 juta.
Juru bicara Komite Rakyat Gaza Melawan Blokade atas Gaza Ali Nazali menyatakan, “Penjajah Zionis sangat terganggu karena semua usahanya selama bertahun-tahun untuk melumpuhkan rakyat kita telah gagal. Rakyat Palestina menang dengan kesabaran dan keteguhannya.”
Ali juga mengatakan bahwa kunjungan Emir Qatar telah membuat bingung para pengambil keputusan Zionis Israel, yang kompensasinya mereka menggencarkan serangan, dengan tujuan agar Qatar membatalkan pengiriman pembangkit listrik tenaga disel.* (Sahabat Al-Aqsha)

Sudah pernah merasakan solat ‘Ied dipimpin langsung oleh kepala negara yang Hafizh Al-Quran? Perdana Menteri Ismail Haniyah mengimami solat ‘Ied di Gaza. foto: Demotix

Mana roket dan bom Zionis Israel? Hanya kepada Allah kami bertawakkal. Nenek, ibu, dan cucu Palestina ikut solat ‘Ied di Madinah Gaza. foto: Occupied Palestine
Biarpun sudah lima tahun dikepung, Sunnah Nabi berqurban harus ditegakkan. Seorang pria menarik
Read More --►

Strategi Zionis Israel Laparkan Gaza Terbongkar



Sekitar 6,5 tahun lalu, tidak lama setelah Hamas memenangkan pemilu Palestina dan mengambil alih Gaza, seorang pejabat senior ‘Israel’ mengungkapkan sebuah rencana terhadap rakyat Palestina sebagai respons atas kemenangan tersebut. “Idenya adalah membuat rakyat Palestina berdiet, bukan membuat mereka mati kelaparan,” ujarnya.
Ide tersebut ternyata bukan wacana belaka. Sebuah artikel yang diterbitkan Occupied Palestine (berjudul “Israel Formula’s for a Starvation Diet: How 400 Trucks to Feed Gaza Became 67″) yang ditulis Jonathan Cook, seorang jurnalis di kota Nazareth, memaparkan sejumlah bukti kuat bahwa ide membuat rakyat Palestina ‘berdiet’ benar-benar jadi kebijakan Zionis ‘Israel’.
Cook yang tahun ini memenangkan penghargaan Martha Gellhorn di bidang jurnalisme menyebutkan, para pejabat kesehatan telah menghitung jumlah kalori minimum yang dibutuhkan oleh 1,5 juta warga Gaza untuk menghindari kekurangan Gizi. Angka-angka itu kemudian diterjemahkan pada jumlah truk-truk pengangkut makanan dari ‘Israel’ yang seharusnya masuk ke Gaza setiap harinya.
Warga Gaza rata-rata membutuhkan 2.279 kalori per hari untuk menghindari kekurangan gizi. Artinya dibutuhkan minimal 170 truk pembawa makanan setiap harinya. Pihak militer Zionis ‘Israel’ secara sistematis mengurangi jumlah kebutuhan kalori ini, dengan mengurangi terus jumlah truk makanan yang boleh masuk ke dalam Gaza.
Saat ini, hanya ada 67 truk pembawa makanan yang masuk ke Gaza setiap harinya. Jumlah itu tidak sampai setengah dari seharusnya. Pada masa Gaza dikuasai dan diperintah oleh Zionis Israel dan pemerintah otorita Palestian di bawah Mahmoud Abbas, rata-rata 400 truk makanan masuk ke dalam Gaza setiap harinya.
Selain mengurangi jumlah masuknya truk makanan, aparat Zionis ‘Israel’ di perbatasan juga secara sengaja menunda masuknya truk-truk tertentu yang berakibat terlalu lamanya berton-ton bahan makanan terpapar sinar matahari sampai membusuk.
Selain itu, laporan Cook yang mengutip dokumen yang disebut dokumen “Garis Merah” juga mengungkapkan, bahwa truk-truk makanan yang mengandung nutrisi dua kali lebih rendah dibiarkan masuk jauh lebih banyak daripada truk-truk pembawa susu, buah-buahan, dan sayuran.
Robert Turner, Direktur UNRWA (badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina) di Jalur Gaza menuturkan impor pangan di Gaza telah berada di bawah “garis merah”. Menurut Cook, tidak dibutuhkan seorang ahli untuk membuktikan kebijakan diet ‘Israel’ ini berdampak pada kekurangan gizi, terutama di kalangan anak-anak.
Masih menurut Cook, tujuan utama strategi melaparkan rakyat Gaza ini dimaksudkan untuk mendorong terjadinya keresahan di kalangan rakyat Gaza, sehingga kemudian memberontak terhadap pemerintahan Hamas yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Haniyah.
Beberapa taktik Zionis ‘Israel’ lain yang terungkap dalam dokumen “Red Lines”:
1. Membom satu-satunya pembangkit listrik Gaza pada 2006 lalu dan melarang segala upaya perbaikan.
2. Menolak pembangunan pabrik desalinasi (proses pengubahan air laut menjadi air tawar) yang merupakan satu-satunya cara untuk mencegah kontaminasi pasokan air di Jalur Gaza.
3. Memaksa penduduk desa pindah ke kota yang sudah sesak dan tinggal di kamp-kamp pengungsi.
4. Blokade berkelanjutan atas ekspor, menghancurkan semua komunitas bisnis Gaza dan memastikan rakyat Gaza terus bergantung pada bantuan asing, yang lebih mudah dikontrol oleh Zionis ‘Israel’.
Pada bulan Agustus yang lalu, PBB mengeluarkan peringatan, kalau berbagai taktik dan strategi Zionis Israel itu terus dilanjutkan maka pada tahun 2020 Jalur Gaza tidak layak lagi untuk dihuni.
Read More --►

Sunarto Sofyan: Aktivis Masjid Ditangkap Densus 88 saat Bagikan Qurban


JAKARTA – Sunarto Sofyan, yang akrab dipanggil Nanto sehari-hari dikenal sebagai aktivis masjid turut ditangkap oleh Densus 88 pada Sabtu (27/10/2012). Ironisnya ia ditangkap justru ketika sedang membagikan daging qurban saat hari Raya Idul Adha dan tidak ditemukan barang bukti bom.

Saudara kembar Nanto, Sunardi Sofyan membeberkan kronologis penangkapan adiknya, pada hari Sabtu tersebut.

“Saya keluar Gang Kebon Kacang 14 menuju Kebon Kacang 9 itu mau bagikan daging qurban untuk abang saya yang nunggu di mobil, terus adik saya (Sunarto) ditangkap. Saya minta surat penangkapannya tidak dikasih tapi mereka bilang resmi. Terus tim Gegana masuk ke rumah, padahal di rumah ini lagi banyak orang. Keluarga besar saya lagi pada kumpul, karena ketika Idul Adha kita motong 48 ekor sapi, jadi ramai,” ujar Nandi, sapaan akrabnya, saat dihubungi voa-islam.com, Ahad (28/10/2012).
...Saya keluar Gang Kebon Kacang 14 menuju Kebon Kacang 9 itu mau bagikan daging qurban untuk abang saya yang nunggu di mobil, terus adik saya (Sunarto) ditangkap.

Ia melanjutkan bahwa tanpa didampingi RT/RW setempat tim gegana dengan seenaknya menggeledah rumah. “Tim gegana itu masuk sendiri, tidak ada pendamping dari RT. Atau RW. Dari pihak keluarga saya protes. Tapi ketika diperiksa sampai ke belakang alhamdulillah tidak ada apa-apa,” sambungnya.

Nandi juga membantah pemberitaan sejumlah media yang mengungkapkan bahwa ditemukan benda berbahaya ataupun bahan pembuat bom di dalam tas ransel milik Nanto yang berada di rumahnya.

“Gegana masuk ke kamar ibu saya, disitu ada tasnya Nanto (Sunarto), tim Gegana minta supaya disuruh buka tas itu. Isinya cuma laptop, charger sama obat asamanya si Nanto. Terus tas itu di bawa ke depan pintu. Tapi yang berkembang di Kebon Kacang itu kan katanya ada bom juga, itu fitnah keji namanya. Kalau ada bom kenapa ditaruh di depan pintu? Kalau memang ada bom harusnya disterilkan dulu dong, radius berapa meter gitu,” jelasnya.
...tim Gegana minta supaya disuruh buka tas itu. Isinya cuma laptop, charger sama obat asamanya si Nanto. Terus tas itu di bawa ke depan pintu. Tapi yang berkembang di Kebon Kacang itu kan katanya ada bom juga, itu fitnah keji namanya

Hal yang sama juga ia ungkapkan bahwa di tempat lain yakni di kontrakan Nanto juga sama sekali tak ada barang bukti berupa bahan berbahaya atau bom yang dimiliki oleh Nanto.

“Setelah tidak ada barang bukti, police line dicabut. Ketika saya mau ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok untuk melihat adik saya, ketemu dengan teman-teman polisi dari Polsek Tanah Abang 715 terus diajak ke Polsek Palmerah, katanya Nanto belum dibawa ke Mako Brimob dan masih di Polsek Palmerah.

Ternyata di Polsek Palmerah itu tidak ada, ujung-ujungnya saya dibawa ke kontrakannya si Nanto, tapi bukan di Rumah Herman dan David. Di rumah kontrakan Nanto itu pun steril tidak ada apa-apa, police line pun juga dicabut,” bebernya.

Dari penangkapan Nanto yang sama sekali tak ditemukan barang bukti tersebut, pihak keluarga telah melaporkannya kepada TPM. Rencananya hari Senin (29/10/2012) TPM bersama keluarga korban penangkapan Densus 88 akan menggelar konferensi pers di Jl Pinang I no 9 Pondok Labu Jakarta Selatan.  

“Kami sudah telepon pak Michdan dari Tim Pengacara Muslim (TPM), alhamdulillah terhubung dan hari Senin (29/10/2012) insya Allah kami akan ke kantor beliau,” imbuhnya.
Read More --►

Sekelompok Ilmuwan Berhasil Menemukan Letak Terompet Malaikat Isrofil


Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam
 semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.

Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta dibawah).
Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah". Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!
Read More --►

Pengurus Masjid Menangis Terima 2 Hewan Qurban dari Pemulung


Yati & Maman (foto: merdeka.com)
JAKARTA Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemulung memberikan dua hewan qurban di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Pengurus masjid yang menerima dua ekor kambing itu menangis terharu.
“Saya nangis, tidak kuat menahan haru,” ujar Juanda (50), salah satu pengurus Masjid Al Ittihad kepada merdeka.com, Jumat (26/10/2012).
Juanda menceritakan, Selasa (23/10/2012), seorang pemulung bernama Maman datang ke Masjid Al Ittihad. Masjid megah ini terletak di kawasan elit Tebet Mas, Jaksel.
“Bawanya pakai bajaj. Dia kasih dua ekor kambing untuk qurban. Dia bicara tegas, justru saya yang menerimanya tak kuat. Saya menangis,” kata Juanda.
Dua kambing qurban yang diserahkan pemulung itu berwarna cokelat dan putih. Kambing itu justru yang paling besar di antara kambing-kambing lain.
Juanda menceritakan, pengurus lain pun terharu mendengar cerita ini. Begitu juga jamaah shalat Idul Adha saat mendengar pengumuman lewat pengeras suara sebelum shalat dilaksanakan. Mungkin, saat membaca cerita ini, mata Anda pun berkaca-kaca.
Adalah pasangan suami istri Yati (55)  dan Maman (35), keduanya pemulung, menabung susah payah untuk berqurban. Yati mengaku,  sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berqurban.
“Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel, ngapain qurban,” cerita Yati, Jumat (26/10/2012).
Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan qurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berqurban tahun ini.
“Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masak tidak pernah qurban. Malu cuma nunggu daging kurban,” beber Yati.
Yati dan suaminya, Maman, sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. Tapi akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
Dua kambing ini disumbangkan ke Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Jemaah masjid megah itu pun meneteskan air mata haru.
Pasangan suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta Selatan. Saat merdeka.com mengunjungi gubuk Yati usai Shalat Idul Adha, Jumat (26/10/2012), Juanda, pengurus Masjid Al Ittihad, ikut menemani.
Yati membukakan pintu dan mempersilakan masuk. Tak ada barang berharga di gubuk 3×4 meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.
Wanita asal Madura ini bercerita soal mimpinya bisa berqurban. Dia malu setiap tahun harus mengantre meminta daging. “Saya ingin sekali saja bisa berqurban. Malu seumur hidup hanya minta daging,” katanya.
Yati mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin itu.
“Di sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? Ya numpang hidup saja,” katanya ramah.
(Foto: merdeka.com)
Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.
“Biar ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo,” akunya.
Juanda yang menjaga Masjid Al Ittihad terharu saat Yati bercerita mimpi bisa berqurban lalu berusaha keras mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli dua ekor kambing.
“Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” gumamnya.
Di tengah kemiskinan yang mendera, Yati-Maman, dua pemulung ini berqurban dua kambing–setelah dengan susah payah menabung selama 3 tahun. Bagaimana bagi yang memiliki kemampuan, tapi tak tergerak untuk berqurban? (sumber: merdeka.com
Read More --►