::
Start
sumber informasi dan persahabatan

Navbar3

Search This Blog

Selasa, 01 Mei 2012

ASAL KEJADIAN MAKHLUK Menurut Islam

basmalah

1. Alam. Menurut kejadiannya, sebagainiana dijelaskan dalam episode terdahulu (XII), sebelum ada alam dan isinva, ada manifestasi yang pertarna dari Tuhan yakni "Kabut Mutlak" (surat Haamin as-Sajadah 11). Kabut mutlak tadi adalah Ruhullah atau Nur Hakiki setelah bersenyawa dengan Nur aktif, lain menjadi penyebab terjadinya semua yang maujud, alam semesta dengan isinya. Dia (Allah) maujud bukan lantaran ciptaan. Bukan pula munculnya dari ketiadaan. Dia ada sebelurn segala sesuatu ada, namun tidak dengan suatu kesertaan. Bukan pula Dia lain dari segala sesuatu yang disebabkan keterpisahan darinya. Dia adalah pelaku, namun tanpa menggunakan gerak atau alat, Maha mellhat, meskipun sebelum adanya suatu mahkluk apapun. Sendiri, disebabkan tak adanya sesuatu yang dengannya la rnerasa terikat, ataupun gelisah bila Ia terpisah dariNya (Mutiara Nahjul Balaghah oleh Muhammad Al-Baqir).
2. Benda (materi). Juga disebutkan dalam episode yang lalu, benda, itu dijadikan daripada zat air. Dalam Hadis Nabi Muhammad saw yang artinya: "Segala sesuatu dijadikan daripada air (Riwayat Ibnu Majah darl Abu Hurairah). Air pada hadis tersebut tegasnya ialah zat air. Air yang digunakan manusia itu baru ada setelah terjadinya bumi dan benda-benda alam lainnya, yakni sesudah alam benda (materi). Dalam buku, "Froniter of Astronomy" halaman 310 oleh Prof. Fres Houyle dari Cambridge University menyebutkan bahwa materi itu berasal darl zat air dan pendapat tersebut menjadi dasar yang kuat.
3. Tumbuh-tumbuhan. Dijadikan dari zat air. Dalam Al-Quran Surat Al-Haj: 5:
"Dan kamu lihat bumi tandus (kering) maka apabila Aku turunkan air diatasnya, lalu menjadi pecah dan bergerak dan tumbuhlah bermacam-macam tetumbuhan yang indah."
Bumi yang mulanya kering, setelah ada air terjadilah lumut-lumut atau algen yang siap menerima perubahan. 'Dalam De Ditsche Verlichting Philosophia oleh Prof Dr Th Van Stockum menyebutkan, bahwa persiapan untuk menerinia perubahan tersebut adalah keselarasan yang disiapkan, persiapan merubah bentuk dari materi menjadi tumbuh-tumbuhan. Kemudian lumut mengalami proses hukum yang berangsur-angsur, lalu jadilah tumbuh-tumbuhan. Dari satu jenis, kemudian tumbuh jenis yang lain dan terus menerus melakukan gerakan untuk membentuk pembiakan, sehingga berkembang biak, beranak pinak.
Proses pembiakan adalah bertambahnya 'Sel'.  Pembiakan itu berlangsung lantaran daya infra-anatomis. Dengan kata lain, elektron-elektron yang menyebabkan pembiakan atau causa-generis, dan yang menjadi sebab penjelmaan bentuk atau causa-formalis, serta yang selalu melakukan gerakan untuk mengubah inti sel untuk mencapai tujuan atau causa-finalis.
Jadi pada hakikatnya proses hayati ditumbuhkan oleh infra-anatomis dan dari elektron-elektron bebas mengeluarkan uap air.  Itulah sebabnya, zat air yang diciptakan Allah untuk mengnhidupkan.
Zat air yang berasal dari ruang "Arsy" adalah pusat segala tenaga dan sumber energi. Karenanya, energi lebih dulu ada ketimbang materi. Air adalah benda cair yang terdiri dari kumpulan molekul air. Molekul air terdiri dari kumpulan unsur-unsur air dan unsur asam yang disebut persenyawaan yang diberi lambang H2O artinya persenyawaan dari dua atom H, dengan unsur asam dan satu atom O.
Belum diketahui secara pasti, sekitar proses perubahan energi menjadi benda secara eksak, tetapi dapat diketahui dengan atom fisika. Prof. Dr. G.J. Sizoo dalam Kernphysica: Walaupun belum diketahui bagaimana proses perubahan energi menjadi materi, namun ilmu fisika atom dapat menyaksikan perubahan tersebut.
4. Binatang. Dijadikan dari zat air, seperti firman Allah dalam Surat An-Nur: 45:
"Dan Allah menjadikan binatang itu dari zat air."
Telah dibicarakan terdahulu, bahwa sinar kosmis menggempur atmosfir bumi. Tetumbuhan secara berkelanjutan menerima sinar kosmis, sehingga selalu berubah bentuk yang dinamakan "Mutasi".  Sementara Prof. Dr. Nicola Pende dalam buku "Dit is de Mensch" halaman 177 menyebutkan, proses perkembangan dari tumbuhan dipengaruhi akibat timbulnya mutasi. Setelah tumbuh-tumbuhan itu berkembang biak, maka elektron dari sinar kosmis masuk merusak dan menernbus jenis tetumbuhan untuk menggantikan atom-atom benihnya, sehingga dari benih itu menjelma menjadi binatang. Kemudian benda-benda atau materi tumbuh-tumbuhan dan binatang melakukan perubahan dalam dirinva masing-masing, disebabkan dominasi keadaan sekelilingnya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alamnya. Jadi, terjadinya materi, tumbuh-tumbuhan dan binatang berasal dari air, sedangkan elektron sinar kosmis sebagai lantaran mengubah bentuknya.
Sinar kosmis yang terdiri dan atom dan netron yang rnemecah-belah serpihan atom-atom di dalam atmosfir bumi, lalu bumi dihujani elektron-elektron dan meson yang memiliki daya tembus luar biasa. Selain itu pula sinar kosmis memecah belah atom zat lemas yang ada di atmosfir, yang membuahkan terjadinya atorn zat arang atau carbogeniurn=C dan atom zat air Hydrogenum=H.  Ruth Moore, menjelaskan, bahwa atom carbogenium mengandung zat radio aktif yang intinva terdiri dari 8 neutron dan 6 proton yang disingkat dengan Carbonium 14 (C14)  bersifat radio aktif yang berarti melepaskan elektron.  Ini pulalah yang memecah-belahkan atom zat lemas, berfungsi menghidupkan persenyawaan benda protein. Sebagai persenyawaan unsur zat arang (C), zat pembakar (O), zat lemas (N). zat phosfor (Ph), zat belerang atau sulfur (S), zat air (H) dan lain zat.  Setelah berujud tetumbuhan, sinar kosmis secara terus-menerus menembusnya agar menjadi hewan.  Jadi C14 itu merupakan energi yang menjadi cikal bakal proses kehidupan hayat, yang sangat penting dalarn biologi. C14 yang bersenyawa dengan zat arang dari udara, menjadi zat asam arang untuk dihisap atau dihirup tumbuhan atau tanaman, dengan bantuan cahaya sinar matahari, air dan chlorophyl dari dedaunan yang kemudian bisa dinikmati oleh manusia dan binatang.
Demikianlah proses terjadi materi, tetumbuhan dan binatang menurut islam, berpangkal dari zat air.  Sekali lagi Ruth Moore, dalarn buku yang sama menyebutkan air laksana seorang ibu yang melahirkan dan memelihara semua yang hidup.  Al-Qur'an sudah lebih awal memberikan petunjuk beragam inti pokok ilmu untuk setiap masa dan zaman.  Karena itu, ia selalu uptodate, yang pada akhirriva lptek bergeser kepada kepercayaan terhadap Yang Maha Pencipta Maha Perencana dan Pengatur segala peristiwa.
Kiranya sejagat ayat-ayat Al-QUr'an dan hadis Nabi Muhammad saw yang belurn dipecahkan, dianalisis secara ilmiah. Terserah kepada mereka yang suka menyelidiki dengan visi ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran Al-Qur'an.
Firman Allah dalam surat Shaad ayat: 29
"Inilah Al-Qur'an, Aku turunkan kepada engkau yang membawa berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan agar kaum intelektual menerima ilmu pengetahuan daripada kitab Al-Qur'an".
5. Manusia. Menurut Al-Qur'an, asal kejadiannya dari tujuh macam tingkatan:
Yang pertama, firman Allah Azza wa Jalla:
"Dan Tuhan menjadikan manusia pada asalnya dari tanah. " (as Sajdah ayat; 7)
Kata "thin" (tanah) pada ayat ini, bermakna atom zat air atau hydrogenium.
Yang kedua, disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Allah menjadikan manusia dari tanah yang kering seperti tanah tembikar yang dibakar." (Ar Rahman ayat: 14)
Kata, "Sholshol" (tanah kering atau setengah kering) pada ayat di atas adalah zat pembakar atau oxygenium.
Juga yang ketiga, disebutkan dengan kata "Fakhkhar" adalah zat arang atau Carbonium,
Tingkatan keempat,
"Dan hendaklah engkau ketahui ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia dari tanah hitam yang berbentuk." (al-Hijr ayat: 28)
Kata "Hamaa`in" (lumpur hitam) diartikan zat lemas atau Nitrogenium.
Lalu yang kelima
"Sesungguhnya Allah menjadikan mereka (manusia) dari tanah liat." (As Shaffat ayat: 11)
Kata "Laazib " (tanah liat) adalah tanah vang sudah sempurna, yang telah diaduk, terdiri dari kandungan zat besi (ferum) yodium, silicum dan Morgaan yang menjadi jaringan tubuh jasmani.
Yang keenam
"Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (Ali Imran ayat: 59)
Kata "Turab" (tanah), adalah unsur-unsur atau zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamakan "zat anorganis". Zat ini baru terjadi setelah berlangsung melakukan persenyawaan antara zat air yang disebut "thin", zat arang yang disebut "Fakhkhar"  dengan zat pembakar atau "Shalshal", zat lemas atau "Hamaa'in", kemudian bersenyawa dengan zat besi, yodium, kalium, Sillicium dan Morgaan yang  disebut "Laazib"
Dengan berlangsungnya proses tersebut maka terbentuklah suatu zat yang dinamakan "Protein". Inilah yang disebut "thuraab atau Zat anorganis".
Diantara zat-zat anargonis yang dipandang penting adalah zat kalium yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, utamanya pada otot.  Zat ini memiliki aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus atau roh.
Dengan berlangsungnya "proteinisasi" kemudian mengalami penggantian substansi, lalu lantaran elektron sinar kosmis yang menjelmakan pembentukkan atau formasi "ujud" dinamakan "causa-formalis". Oleh karena sinar kosmis dapat merubah sifat zat yang berasal dari tanah maka terbentuklah badan kasar jasmani berbentuk manusia (Adam), akan tetapi belum ada rohnya".
Tingkatan yang terakhir, roh ditiupkan:
"Maka tatkala Aku sempurnakan kejadian Adam lalu Aku tiupkan roh daripadaKu kepadanya." (Shad ayat: 27)
Pada ayat ini jelas diterangkan, setelah proses pembentukkan tubuh kasar berujud, maka menyusulah proses "menghidupkan" yakni pemberian "roh", Proses ini dinamakan "Vitalisasi".
Dengan keterangan tersebut menurut Al-Qur'an, terjadinya manusia Adam melalui proses tujuh tingkatan, sedang badan halus atau ruhani adalah kejadian terakhir.
Dalam Al-Qur'an disebutkan
"Dan sesungguhNya Allah menjadikan kamu secara bertingkat." (Surat Nuh ayat: 14).
Ilmu Pengetahuan eksak hanya memiliki kemampuan meneliti dan melakukan analisis dalam pembentukkan tubuh kasar, karenanya tubuh kasar tersusun dari materi yang dapat dilihat dan diraba pancaindra.
Memang pengaturan sistem peredaran jagat pengendalian makhluk hidup dan segala yang ada di alam semesta ini, hanya karena kebijakan Yang Maha Pencipta. Berlangsungnya kehidupan, lantaran adanya hayat. Hayat tak ubahnya hanya urusan dan kekuasaan Allah, sementara manusia memmahaminya sekedar sifat-sifat naluri, akal pikiran dan perasaan semata.  Sebagaimana firmanNya:
"Katakanlah Roh itu urusan TuhanKu dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit ." (Surat Al- Isra' ayat: 85)
Apalah artinya kepintaran manusia, dibanding kehebatan rahmat Allah. Malah Tuhan pun menantangnya, walau segala sumber air yang ada di muka bumi ini dijadikan tinta, dan segala pepohonan yang ada di jagat ini dijadikan pena buat menuliskan sebagian kecil dari rahmat Allah rasanya tak bakal cukup.  Allallu Akbar 3x

0 komentar: