1. Alam. Menurut kejadiannya, sebagainiana dijelaskan dalam episode
terdahulu (XII), sebelum ada alam dan isinva, ada manifestasi yang
pertarna dari Tuhan yakni "Kabut Mutlak" (surat Haamin as-Sajadah 11).
Kabut mutlak tadi adalah Ruhullah atau Nur Hakiki setelah bersenyawa
dengan Nur aktif, lain menjadi penyebab terjadinya semua yang maujud,
alam semesta dengan isinya. Dia (Allah) maujud bukan lantaran ciptaan.
Bukan pula munculnya dari ketiadaan. Dia ada sebelurn segala sesuatu
ada, namun tidak dengan suatu kesertaan. Bukan pula Dia lain dari segala
sesuatu yang disebabkan keterpisahan darinya. Dia adalah pelaku, namun
tanpa menggunakan gerak atau alat, Maha mellhat, meskipun sebelum adanya
suatu mahkluk apapun. Sendiri, disebabkan tak adanya sesuatu yang
dengannya la rnerasa terikat, ataupun gelisah bila Ia terpisah dariNya
(Mutiara Nahjul Balaghah oleh Muhammad Al-Baqir).
2. Benda (materi). Juga disebutkan dalam episode yang lalu, benda, itu
dijadikan daripada zat air. Dalam Hadis Nabi Muhammad saw yang artinya:
"Segala sesuatu dijadikan daripada air (Riwayat Ibnu Majah darl Abu
Hurairah). Air pada hadis tersebut tegasnya ialah zat air. Air yang
digunakan manusia itu baru ada setelah terjadinya bumi dan benda-benda
alam lainnya, yakni sesudah alam benda (materi). Dalam buku, "Froniter
of Astronomy" halaman 310 oleh Prof. Fres Houyle dari Cambridge
University menyebutkan bahwa materi itu berasal darl zat air dan
pendapat tersebut menjadi dasar yang kuat.
3. Tumbuh-tumbuhan. Dijadikan dari zat air. Dalam Al-Quran Surat Al-Haj: 5:
"Dan
kamu lihat bumi tandus (kering) maka apabila Aku turunkan air
diatasnya, lalu menjadi pecah dan bergerak dan tumbuhlah bermacam-macam
tetumbuhan yang indah."
Bumi
yang mulanya kering, setelah ada air terjadilah lumut-lumut atau algen
yang siap menerima perubahan. 'Dalam De Ditsche Verlichting Philosophia
oleh Prof Dr Th Van Stockum menyebutkan, bahwa persiapan untuk menerinia
perubahan tersebut adalah keselarasan yang disiapkan, persiapan merubah
bentuk dari materi menjadi tumbuh-tumbuhan. Kemudian lumut mengalami
proses hukum yang berangsur-angsur, lalu jadilah tumbuh-tumbuhan. Dari
satu jenis, kemudian tumbuh jenis yang lain dan terus menerus melakukan
gerakan untuk membentuk pembiakan, sehingga berkembang biak, beranak
pinak.
Proses
pembiakan adalah bertambahnya 'Sel'. Pembiakan itu berlangsung
lantaran daya infra-anatomis. Dengan kata lain, elektron-elektron yang
menyebabkan pembiakan atau causa-generis, dan yang menjadi sebab
penjelmaan bentuk atau causa-formalis, serta yang selalu melakukan
gerakan untuk mengubah inti sel untuk mencapai tujuan atau
causa-finalis.
Jadi
pada hakikatnya proses hayati ditumbuhkan oleh infra-anatomis dan dari
elektron-elektron bebas mengeluarkan uap air. Itulah sebabnya, zat air
yang diciptakan Allah untuk mengnhidupkan.
Zat
air yang berasal dari ruang "Arsy" adalah pusat segala tenaga dan
sumber energi. Karenanya, energi lebih dulu ada ketimbang materi. Air
adalah benda cair yang terdiri dari kumpulan molekul air. Molekul air
terdiri dari kumpulan unsur-unsur air dan unsur asam yang disebut
persenyawaan yang diberi lambang H2O artinya persenyawaan dari dua atom H, dengan unsur asam dan satu atom O.
Belum
diketahui secara pasti, sekitar proses perubahan energi menjadi benda
secara eksak, tetapi dapat diketahui dengan atom fisika. Prof. Dr. G.J.
Sizoo dalam Kernphysica: Walaupun belum diketahui bagaimana
proses perubahan energi menjadi materi, namun ilmu fisika atom dapat
menyaksikan perubahan tersebut.
4. Binatang. Dijadikan dari zat air, seperti firman Allah dalam Surat An-Nur: 45:
"Dan Allah menjadikan binatang itu dari zat air."
Telah
dibicarakan terdahulu, bahwa sinar kosmis menggempur atmosfir bumi.
Tetumbuhan secara berkelanjutan menerima sinar kosmis, sehingga selalu
berubah bentuk yang dinamakan "Mutasi". Sementara Prof. Dr. Nicola
Pende dalam buku "Dit is de Mensch" halaman 177 menyebutkan, proses
perkembangan dari tumbuhan dipengaruhi akibat timbulnya mutasi. Setelah
tumbuh-tumbuhan itu berkembang biak, maka elektron dari sinar kosmis
masuk merusak dan menernbus jenis tetumbuhan untuk menggantikan
atom-atom benihnya, sehingga dari benih itu menjelma menjadi binatang.
Kemudian benda-benda atau materi tumbuh-tumbuhan dan binatang melakukan
perubahan dalam dirinva masing-masing, disebabkan dominasi keadaan
sekelilingnya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alamnya. Jadi,
terjadinya materi, tumbuh-tumbuhan dan binatang berasal dari air,
sedangkan elektron sinar kosmis sebagai lantaran mengubah bentuknya.
Sinar
kosmis yang terdiri dan atom dan netron yang rnemecah-belah serpihan
atom-atom di dalam atmosfir bumi, lalu bumi dihujani elektron-elektron
dan meson yang memiliki daya tembus luar biasa. Selain itu pula
sinar kosmis memecah belah atom zat lemas yang ada di atmosfir, yang
membuahkan terjadinya atorn zat arang atau carbogeniurn=C dan atom zat
air Hydrogenum=H. Ruth Moore, menjelaskan, bahwa atom carbogenium
mengandung zat radio aktif yang intinva terdiri dari 8 neutron dan 6
proton yang disingkat dengan Carbonium 14 (C14) bersifat
radio aktif yang berarti melepaskan elektron. Ini pulalah yang
memecah-belahkan atom zat lemas, berfungsi menghidupkan persenyawaan
benda protein. Sebagai persenyawaan unsur zat arang (C), zat pembakar
(O), zat lemas (N). zat phosfor (Ph), zat belerang atau sulfur (S), zat
air (H) dan lain zat. Setelah berujud tetumbuhan, sinar kosmis secara
terus-menerus menembusnya agar menjadi hewan. Jadi C14 itu merupakan energi yang menjadi cikal bakal proses kehidupan hayat, yang sangat penting dalarn biologi. C14
yang bersenyawa dengan zat arang dari udara, menjadi zat asam arang
untuk dihisap atau dihirup tumbuhan atau tanaman, dengan bantuan cahaya
sinar matahari, air dan chlorophyl dari dedaunan yang kemudian bisa dinikmati oleh manusia dan binatang.
Demikianlah
proses terjadi materi, tetumbuhan dan binatang menurut islam,
berpangkal dari zat air. Sekali lagi Ruth Moore, dalarn buku yang sama
menyebutkan air laksana seorang ibu yang melahirkan dan memelihara semua
yang hidup. Al-Qur'an sudah lebih awal memberikan petunjuk beragam
inti pokok ilmu untuk setiap masa dan zaman. Karena itu, ia selalu
uptodate, yang pada akhirriva lptek bergeser kepada kepercayaan terhadap
Yang Maha Pencipta Maha Perencana dan Pengatur segala peristiwa.
Kiranya
sejagat ayat-ayat Al-QUr'an dan hadis Nabi Muhammad saw yang belurn
dipecahkan, dianalisis secara ilmiah. Terserah kepada mereka yang suka
menyelidiki dengan visi ilmu pengetahuan untuk membuktikan kebenaran
Al-Qur'an.
Firman Allah dalam surat Shaad ayat: 29
"Inilah
Al-Qur'an, Aku turunkan kepada engkau yang membawa berkah, supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan agar kaum intelektual menerima
ilmu pengetahuan daripada kitab Al-Qur'an".
5. Manusia. Menurut Al-Qur'an, asal kejadiannya dari tujuh macam tingkatan:
Yang pertama, firman Allah Azza wa Jalla:
"Dan Tuhan menjadikan manusia pada asalnya dari tanah. " (as Sajdah ayat; 7)
Kata "thin" (tanah) pada ayat ini, bermakna atom zat air atau hydrogenium.
Yang kedua, disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Allah menjadikan manusia dari tanah yang kering seperti tanah tembikar yang dibakar." (Ar Rahman ayat: 14)
Kata, "Sholshol" (tanah kering atau setengah kering) pada ayat di atas adalah zat pembakar atau oxygenium.
Juga yang ketiga, disebutkan dengan kata "Fakhkhar" adalah zat arang atau Carbonium,
Tingkatan keempat,
"Dan
hendaklah engkau ketahui ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,
sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia dari tanah hitam yang
berbentuk." (al-Hijr ayat: 28)
Kata "Hamaa`in" (lumpur hitam) diartikan zat lemas atau Nitrogenium.
Lalu yang kelima
"Sesungguhnya Allah menjadikan mereka (manusia) dari tanah liat." (As Shaffat ayat: 11)
Kata
"Laazib " (tanah liat) adalah tanah vang sudah sempurna, yang telah
diaduk, terdiri dari kandungan zat besi (ferum) yodium, silicum dan
Morgaan yang menjadi jaringan tubuh jasmani.
Yang keenam
"Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (Ali Imran ayat: 59)
Kata
"Turab" (tanah), adalah unsur-unsur atau zat asli yang terdapat di
dalam tanah yang dinamakan "zat anorganis". Zat ini baru terjadi setelah
berlangsung melakukan persenyawaan antara zat air yang disebut "thin",
zat arang yang disebut "Fakhkhar" dengan zat pembakar atau "Shalshal",
zat lemas atau "Hamaa'in", kemudian bersenyawa dengan zat besi, yodium,
kalium, Sillicium dan Morgaan yang disebut "Laazib"
Dengan
berlangsungnya proses tersebut maka terbentuklah suatu zat yang
dinamakan "Protein". Inilah yang disebut "thuraab atau Zat anorganis".
Diantara
zat-zat anargonis yang dipandang penting adalah zat kalium yang banyak
terdapat dalam jaringan tubuh, utamanya pada otot. Zat ini memiliki
aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus atau
roh.
Dengan berlangsungnya "proteinisasi"
kemudian mengalami penggantian substansi, lalu lantaran elektron sinar
kosmis yang menjelmakan pembentukkan atau formasi "ujud" dinamakan
"causa-formalis". Oleh karena sinar kosmis dapat merubah sifat zat yang
berasal dari tanah maka terbentuklah badan kasar jasmani berbentuk
manusia (Adam), akan tetapi belum ada rohnya".
Tingkatan yang terakhir, roh ditiupkan:
"Maka tatkala Aku sempurnakan kejadian Adam lalu Aku tiupkan roh daripadaKu kepadanya." (Shad ayat: 27)
Pada
ayat ini jelas diterangkan, setelah proses pembentukkan tubuh kasar
berujud, maka menyusulah proses "menghidupkan" yakni pemberian "roh",
Proses ini dinamakan "Vitalisasi".
Dengan
keterangan tersebut menurut Al-Qur'an, terjadinya manusia Adam melalui
proses tujuh tingkatan, sedang badan halus atau ruhani adalah kejadian
terakhir.
Dalam Al-Qur'an disebutkan
"Dan sesungguhNya Allah menjadikan kamu secara bertingkat." (Surat Nuh ayat: 14).
Ilmu
Pengetahuan eksak hanya memiliki kemampuan meneliti dan melakukan
analisis dalam pembentukkan tubuh kasar, karenanya tubuh kasar tersusun
dari materi yang dapat dilihat dan diraba pancaindra.
Memang
pengaturan sistem peredaran jagat pengendalian makhluk hidup dan segala
yang ada di alam semesta ini, hanya karena kebijakan Yang Maha
Pencipta. Berlangsungnya kehidupan, lantaran adanya hayat. Hayat tak
ubahnya hanya urusan dan kekuasaan Allah, sementara manusia memmahaminya
sekedar sifat-sifat naluri, akal pikiran dan perasaan semata.
Sebagaimana firmanNya:
"Katakanlah Roh itu urusan TuhanKu dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit ." (Surat Al- Isra' ayat: 85)
Apalah
artinya kepintaran manusia, dibanding kehebatan rahmat Allah. Malah
Tuhan pun menantangnya, walau segala sumber air yang ada di muka bumi
ini dijadikan tinta, dan segala pepohonan yang ada di jagat ini
dijadikan pena buat menuliskan sebagian kecil dari rahmat Allah rasanya
tak bakal cukup. Allallu Akbar 3x
0 komentar: