Iblis
I. MENCIPTAKAN DAYA NALAR
Pada galibnya puasa sebagai penapis dan
penyaring, yang selanjutnya menentukan kadar ketakwaan seseorang. la
membentuk watak yang kukuh-tegar dalam segala keadaan dan waktu, tak
mudah terpedaya oleh terpaan dan godaan, lantaran iman yang mapan
menghujam di relung hati, bahkan yang hebat lagi, puasa dapat
membersihkan ruhani dan nalar pikir dari segala muskil kesulitan, dan
mampu mengentas derajat kemanusiaan.
Manusia hidup bergantung dari udara,
makanan, tanah dan alam jagat raya sekitamya. Faktor tersebut memberikan
pengaruh kuat bagi hidup dan kehidupannya menuju obyek yang material.
Ini bisa diraup dengan ilmu pengetahuan. Sedang ilmu itu sendiri tak
bakal dimiliki, tanpa melalui kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikir.
Fungsi otak sebagai pusat syaraf, merupakan jaringan butir sel yang
sangat halus, rumit dan asketis. Setiap kemajuan yang diperoleh adalah
melalui penalaran akal sehat serta penelaahan pikiran yang kritis.
Karenanya, bagi para pemimpin sekecil apapun sebagai khalifah di bumi,
perlu mencermati dan meneliti gerak-gerik daya otaknya, agar setiap
langkah dan tindakannya dituntut pikiran yang sehat dan jernih.
Lantaran otak menjadi pusat urat syaraf
Graoto Hersen. Urat syaraf tersusun dari kumpulan sel sel yang
berbilliun jumlahnya. Fungsi syaraf menjadi perantara yang menerima
kesan-kesan perangsang yang datang dari luar tubuh, langsung disampalkan
kepada otak. Ilinu Psikologi dan Anatomi menyebutkan bahwa otak besar
itulah yang mengatur dan mengendalikan langkah dan perbuatan nianusia.
Sebab setiap sesuatu yang terjadi di luar tubuh, mustahil dapat
diketahui dan disadari sebelum peristiwa itu disampalkan oleh urat
syaraf kepada otak besar. Banyak pakar mengemukakan, puasa dapat
mengobati berbagai penyakit seperti diabetes, maag, gangguan usus,
gangguan pencernaan, sakit jantung, kegemukan, paru-paru, lemah badan
atau tekanan darah tinggi. Tapi banyak pula orang beranggapan bahwa
puasa penyebab menurunnya prestasi kerja berkurangnya konsentrasi dan
melemahnya tenaga.
Padahal kita meyakini, justru berpuasa
salah satu cara menuju sehat. WHO Expert Committee mengartikan sehat
ialah terdapat keseimbangan yang optimal, baik fisik, psikis maupun
sosial. Jadi tidak hanya sekedar bebas dari penyakit lahiriyah,
kelemahan dan cacat. Tetapi sehat adalah keseimbangan dan keserasian
jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrawi antara fisik dan psikis.
Keseimbangan merupakan prinsip dasar Islami. Agama Islam adalah agama
yang sederhana, mudah, kompleks dan universal. Ia memberikan tuntunan
kepada ummatnya untuk hidup sederhana tapi bersahaja.
Dalam al Qur'an termaktub prinisip ini dalam ungkapan:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوا وَلاَ تُسْرِفُوْآ اِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"Makan dan minumlah, tapi jangan melampaui batas, karena Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. (Q.S. al A'raf. 31)
Jika manusia kelewat tebal jasadnya,
maka kekuatan ruhaninya akan melemah atau sifat kehewanannya mengalahkan
sifat ruhaniahnya..
"Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang"
"Kejarlah duniamu, seolah kau hidup terus dan kejarlah akhiratmu seolah-olah kau akan mati esok hari"
Jadi prinsip keseimbangan ini dapat
dilakukan dengan latihan, kebiasaan sehari-hari. Kiranya puasa di bulan
Ramadan, adalah tepat untuk pemusatan latihan agar jiwa mempunyai
disliplin yang kuat, mental terbina mapan dan ruhani yang murni. Sewaktu
perut kenyang, banyak darah tersalur untuk melakukan proses pencernaan,
dan selagi puasa, ketika perut kosong, volume darah ke bagian
pencernaan dapat dikurangi dan dapat dipakai untuk keperluam lain,
terutama untuk melayani otak.
Zat makanan yang telah tersaring bersih
(dari usus panjang) lalu oleh jantung disalur-sebarkan ke seluruh tubuh
dan disaat itulah sel-sel menerima makanan.
Itulah sebabnya, meski manusia
memerlukan makanan harus disesuaikan dengan kemampuan tubuhnya, gizi
yang memadai, sehingga kerja sel tersebut berjalan lancar, demikian juga
kemampuan otak selaras.
Namun, apabila perut manusia selalu
dipenuhi makanan berlebih, maka sel-sel tadi akan kebanjiran zat makan,
berakibat urat syaraf menjadi lemah, kerja otak terhambat dan mundur.
Sebaliknya bila kita memberikan waktu sesaat bagi perut dan lambung
untuk membersihkan bermacam-macam kotoran yang setahun penuh bermukim di
dalamnya, maka kerja otak kita bertambah giat dan cepat sehingga
menimbulkan daya yang sanggup memecahkan berbagai persoalan tanpa rasa
letih.
Cara berpikir yang energik ini
menghasilkan buah berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dengan berpuasa,
kita dapat mengurangi atau bahkan dapat menghilangkan kemungkinan
masuknya kuman-kuman kedalam lambung. Para ahli di bidang kedokteran
mengakui bahwa perut sumber-sumber asal timbulnya penyakit:
"Perut adalah sumber penyakit dan pemeliharaanya merupakan obat yang paling utama "
Orang yang terlalu kenyang, mudah
diserang rasa kantuk, malas, letih dan konsentrasi, kemampuan pikir
menjadi kurang. Karena itu Rasulullah saw memberikan peringatan kepada
umatnya. "Ilmu dan akal tidak mungkin ada bersama lambung yang penuh
dengan makanan". Nabi Muhammad juga bersabda "Perut semisal kolam air
dalam badan manusia, dan pembuluh dari pergi kesana untuk diisi" Kalau
perut itu sehat, maka kesehatan yang dibawa kembali oleh
pembuluh-pembuluh itu. Tapi sebaliknya kalau perut itu sakit,
penyakitlah yang dibawanya".
Otak adalah titik sentral di dalam
organ tubuh manusia untuk berfikir, belajar dan bekerja. Ini berartl
bahwa selama lambung kosong, sewaktu berhenti sejenak dari kerja keras
selama setahun, cara berpikir kita lebih cemerlang.
Jadikan puasa kita yang lengkap, fisik,
psikis, dan kejiwaan. Melatih ketenangan bain, menumbuhkan akal pikiran
yang sehat, mengendurkan ketegangan, stress, mensirnakan iri, dengki,
hasud dan cela lainnya.
II. NALAR PIKIR KE ALAM ILAHIYAT
Tak pelak lagi kemashuran para ulama
atau para pengarang yang melahirkan karya karya bermutu justeru pada
bulan Ramadhan. Juga tokoh politik yang berpuasa dalam tahanan, acapkali
membuahkan tulisan tulisan yang berharga.
Dengan berpuasa, sebenarnya tak bakal
melemahkan fisik seseorang atau menyebabkan kekurangan gizi. Sebab tubuh
manusia hasil cipta Allah teknologi maju yang tak tertanding. Tubuh
kita mampu bertahan beberapa hari tanpa makan dan minum, sebab hidrat
arang, lemak atau protein merupakan persediaan yang cukup lama.
Ini berarti tepatlah apabila dikatakan bahwa puasa itu menghidupkan pikiran dan penglihatan mata hati.
"Apabila perutmu penuh sesak dengan
makanan, tidurlah pikiranmu, luluhlah hikmah dan berhentilah anggotamu
dari beribadah kepada Allah Rabbul `alamin dan hilanglah kebersihan
hati, dan sebenarnya kehalusan pengertian yang dengan keduanyalah
diperoleh kelezatan dan berkasnya dzikir pada jiwa."
Memang sesuatu yang dihasilkan
kecerdasan otak, secara empirik belumlah dikatakan yang benar atau
murni, sebelum dilengkapi keberhasilan ruhani atau budi pekerti.
Kecakapan otak hanya sebatas obyek yang nyata yang bisa diraba dan
disaksikan oleh pancaindera lahir yang riil, korporil, logis dan
positif. Hasil penalaran pancaindera lahiriah semata mata akin
menimbulkan bermacam¬macam aliran serba benda, semisal rasionalisrne,
pragmatisme, positivisme, materialisme dan sebagainya. Bahkan masih juga
berlanjut penyelidikannya mengenai ke Esaan Tuhan hanya berdasar pada
olah pikir lahiriah semata, menumbuhkan kepercayaan adanya Tuhan yang
berbentuk, berupa, berukuran atau berwujud. Bahkan jika pengamatannya
itu tiada menemukan Tuhan, niscaya ia ikan mengatakan Tuhan itu tak ada
(Atheis).
Sementara beranggapan, hasil pemikiran
yang didasarkan hanya pada akal saja, logika dan bukti pastilah tidak
akan bebas dari pengaruh nafsu. Dalam buku "jahat dan buruk.
Dalam al-Qur'an surah Yusuf ayat 55
berbunyi:<-er Mensh Gezund und Krank" (hal. 170) Dr. Fritz Khant
menyebutkan, "dis Stanganhen sind der sits der instinkte" artinya
pangkal otak itu pusatnya nafsu. Sedangkan fungsi nafsu umumnya saling
bergetar dengan setan yang menjelmakan tindakan Fp>
"sesungguhnya nafsu (kerjanya) menyuruh kepada kejahatan. "
Jadi, manakala cara berpikir cuma
didasarkan atas kecakapan tubuh lahir tanpa memperoleh daya dukung otak
batin yang transenden, maka akan mewujudkan hasil yang serba "salah".
Sebab hakikatnya ia akan mengingkari
peristiwa yang tidak dapat ditimbang, diukur, yang tak mampu disaksikan
oleh pancaindera, meski bukti buktinya selalu berkembang. Dan kalau
dikaji lebih dalam lagi, pastilah gerakan pikirannya bertumpu pada
pengaruh keinginan mementingkan diri sendiri, angkara murka, tamak
serakah, bahkan nafsu kanibalisme dan semacamnya. Akibatnva, ia tak
bakal memiliki cita cita kiprah membangun bagi kesejahteraan umat, tapi
kiat hidupnya hanya untuk kepentingan sendiri, mencari keuntungan
sebanyak mungkin bagi gelimang kemewahannya. Umat atau bangsa yang
demikian akan mudah sekali diperalat atau diperbudak bangsa lain yang
memiliki kecerdasan olah pikir yang lebih memadai. Sisi lain yang unggul
tentu mereka mampu menggunakan akalnya ditopang kebersihan ruhaninya
atau budi pekerti. Budi bermakna kecakapan ruhaniyah dan pekerti ialah
hasil kecerdasan otak (jasmani ragawi).
Tapak tapak perjalanan latihan spiritual
dengan semangat jihad hanya keridhaan Allah Azza Wajalla, akan
diperolah hasil kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikir, membuahkan
wujud kebenaran hakiki, lantaran kebersihan rohaninya dipanjatkan ke
alam ilahiyat. Setiap sesuatu yang dibenarkan oleh akal belum tentu
dibenarkan Rabbi dan setiap sesuatu yang disalahkan oleh akal belum
tentu pula salah dalam pandangan Al Khaliq. Karena itu pula, titik tumpu
kita, segala kejadian fenomena alam pastilah dikendalikan oleh
sunnatullah. Surat Al Jatsiyah ayat 13 berbunyi:
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat)
daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat
tanda tanda kekuasaan (Allah) bagi kaum yang berpikir. "
Jelasnya, ayat ini menyatakan bahwa
seluruh jagat raya dan isinya akan ditundukkan Al Khaliq bagi umat
manusia dengan sains yang diterapkan, dengan teknologi, yang akan
diberikan kepada mereka yang mau melibatkan akalnya dan menggunakan
nalar pikirnya.
Latihan spiritual yang maha akbar di
bulan Ramadhan, cara terbaik mengutamakan kemapanan ibadat, berlomba
dalam kebajikan dan berjuang melawan hawa nafsu. Akan terasa mumpuni,
mengangkat harkat dari martabat, derajat insani, dua sisi yang
diraupnya, akal dan budi, menjernihkan pandangan jiwa ruhani.
III. PUASA TAK PUAS PUASNYA MEREGUK ILMU
Tentang daya kerja sel sel dengan segala
akibatnya yang diderita, dalam alam kehidupan manusia, lantaran
perutnya (lambung) senantiasa dipenuhi makanan yang tak selaras dengan
kemampuan ragawi. Dan sebaliknya, perut atau lambung yang tak selamanya
dipenuhi makanan, maka sel sel dalam tubuh tak bakal menjadi lembab,
bahkan terasa panas (suhu yang sehat) yang memacu kerja urat syaraf
bertambah giat dan cepat yang menimbulkan daya tarik yang kuat pula. Sel
sel yang menjadi panas akan menimbulkan pergeseran yang menumbuhkan
daya tolak tarik "magnetische kracht" mempunyai aliran yang dinamakan
tenaga listrik" yang berasal dari benda mati (materi) bisa dimanfaatkan
di bidang teknik, sanggup menggerakkan atau mengangkat benda dan
sebagainya. Semisal sebuah semprong lampu kalau digosok dengan secarik
kain sutra atau woll maka ia mempunyai daya tarik (magnetik)
Daya tarik yang ditimbulkan sel sel
tersebut, bukan seperti tenaga listrik teknik yang bisa kita lihat
dengan pancaindera, melainkan tenaga listrik halus yang diterima oleh
otak berupa sinar dan langsung dialirkan kearah budhi "Budhis lichaam".
Sinar inilah yang dinamakan sinar bathin "Unvending licht atau Hat
subjective licht".
Hakiki urat syaraf otak yang mengandung
daya tarik listrik tadi akan menjelmakan daya nalar pikir yang memiliki
kemampuan menangkap sesuatu yang ada di luar jangkauan akalnya dan lebih
meyakinkan lagi mampu membuka tirai yang menutupi sesuatu persoalan
atau peristiwa yang pada galibnya dipandang sulit dan pelik.
Kiranya manusia yang memiliki kadar cara
berpikir berkualitas inilah yang sanggup menghadapi segala kendala dan
memecahkan setiap persoalan tanpa merasa letih nalar otaknya, dan
cenderung rasa cintanya terhadap segala macam ilmu pengetahuan. Seperti
tak puas puasnya mereguk ilmu. Seperti ungkapan Rasul "Carilah ilmu
mulai dari buaian hingga keliang lahat "
Nilai nilai pikiran yang demikian inilah
yang bisa dimiliki oleh mereka yang lambungnya tidak selalu dipenuhi
makanan atau dengan kata lain mereka yang menunaikan puasa yang dituntut
oleh syara. Pada umumnya melahirkan para ulama, kyai ataupun
cendekiawan muslim yang mumpuni serta tokoh tokoh bibit unggul yang
dibanggakan.
Inilah bukti yang dipraktekkan
Rasulullah saw, mendidik umatnya dengan berpuasa, mensucikan jiwa,
menatap renung keheningan hati, satu satunya menelusuri jati diri, meski
berawal dari bangsa Arab yang kala itu dikenal dalam sejarah sebagai
bangsa "Jahiliyah" yang hidupnya hanya untuk hawa nafsu, yang oleh
bangsa Persia dan Romawi Kuno dianggap suatu bangsa yang paling rendah
derajatnya, bahkan lebih rendah dari "kambing dan onta".
Maka berkat latihan dan pendidikan puasa
yang diinjeksikan Rasulullah saw, dengan sekejap berbalik menjadi
bangsa yang bermoral, memanjat ke alam kebesarannya, menjelma bangsa
yang kuat jasmani dan rohaninya, memiliki kemampuan menciptakan dasar
ilmu pengetahuan. Mereka tidak lagi tercela dengan sebutan kambing dan
onta, namun berbalik menjadi bangsa yang berkuasa, malah negeri Persia
dan Romawi yang semula menghina mereka, jatuh di bawah kekuasaannya.
Dengan tampuk kekuasaan yang diraihnya,
sanggup pula memberikan pimpinan, pendidikan, pengajaran nilai tamaddun
yang sangat bermanfaat bagi bangsa lain, yang sampai kini mengagumkan
para pakar sejarah dunia. Dalam buku "The Spirit of Islam" menyebutkan,
(Under the inspiring influences of the great Prophet who give them acot
and nationality started from soldiers into scholars." Dengan pengaruh
pendidikan dari Nabi Muhammad saw yang menghidupkan suatu sistem
kenasionalan mendirikan tentara, sehingga menjadi umat terpelajar dan
intelek).
Mereka menyadari bahwa dengan berpuasa
dapat menentukan kelebihan derajat manusia dari pada hewan, yakni otak
dan budinya. Tapi ada manusia yang bersifat seperti binatang, yang
tujuannya hanya "doyan mangan" (makan melulu) dan memuaskan hawa
nafsunya belaka, maka tak mungkin mereka mencapai kemajuan, utamanya
dibidang mental spiritual.
Sejarah bangsa bangsa, sebagaimana
bangsa Babilonia, Macedonia dan bangsa lain yang mampu meraup kemajuan,
lantaran mereka banyak mengurangi makan dan minum, meski dengan gizi
yang seimbang. Mahatma Ghandi dengan puasanya menjadi senjata ampuh
untuk mengusir penjajah.
Kemajuan suatu bangsa yang hanya
didasarkan atas ilmu pengetahuan dan teknologi semata, tetapi menyangkal
bahwa pendidikan ruhani (budhi) adalah mampu menjurus ke arah kebenaran
hakiki dan kejujuran, maka rasa cinta terhadap sesama ataupun kepada
makhluk di luar manusia dianggapnya tidak menguntungkan, keadilan hanya
terdapat pada golongan yang lebih kuat dan berkuasa, penghargaan dan
penghormatan hanya terdapat pada manusia yang bergelar, setumpuk harta
kekayaan, kedudukan dan yang menyandang pangkat melulu.
Dari situ pulalah tercermin kemuliaan
dan pujian yang nisbi hanya ditujukan kepada yang berwenang, sebab
dianggapnya paling terhormat, walau cara berpikirnya hanya dituntut oleh
rumus rumus kaku yang diperoleh dari akal dan kecakapan alat
pancaindera lahir yang memuja obyek kebendaan atau kesenangan lahiriah,
sedang budi dipandang kurang sesuai dengan intelektualnya, bahkan tidak
selaras dengan tuntunan rumus patokan dari bayangan tiga dimensi atau
tidak pas dengan logika ilmu bukti.
Paham yang bertalian dengan ilmu
pengalaman di luar alam benda "metafisika" intuisi, inspirasi ataupun
ragam transenden yang tak bertepi, dianggapnya hanya suatu "impian yang
mustahil". Bahkan dikatakan sebagai tahayul, nonsen atau sulapan, tidak
terangkum oleh akal. Yang dipercayanya hanya buah pikiran otak
"verstand" dan harus bebas leluasa, sedangkan mahkluk mahluk hidup yang
bertebaran di jagat raya disangkalnya.
Buat menghindari sistem berpikir yang
demikian ini, sepatutnyalah disadari bahwa dalam setiap diri pribadi
manusia, sebagaimana diuraikan terdahulu, memiliki otak batin dan otak
lahir "sensus interior dan sensus exterior'' Dalam buku "uber deas Wewen
and den Ursprung des mensechen (hal.30) oleh Shoeseki Kaneko
menyebutkan, "Die Volvermontft bersthtaus zweizeinten, Namlich erzens
aus den auf die obyekte welt bersogenen Kentnissen". Budhi mempunyai dua
fungsi, yang pertama, menerima daya daya pikiran yang mengandung unsur
ilmu pengetahuan lahir dan yang kedua, ialah ilmu pengetahuan mutlak
dasar hakikat kehidupan.
IV. AKU LAHIR DAN AKU BATIN
Puasa sebagai institusi disiplin
spiritual moral dan fisik yang menerawang ke alam ilahiyat, adalah
tujuan mulia mencapai tingkatan spiritual manusia yang paling tinggi.
Kesempuranaan perjalanan ruhani puasa di bulan Ramadhan, adalah lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai ditekankan dalam hadits:
"Barang siapa yang berpuasa dalam bulan Ramadan dengan percaya kepada Ku dan mencari keridhaan Ku ...
Kiranya ibadah puasa yang paling intens
cenderung menumbuhkan kesadaran dekat kepada Tuhan dan hadirnya Allah.
Dimana mana Allah senantiasa melihat hamba-hambaNya dalam segala tingkah
laku pokal. Inilah yang menjadi tumpuan disiplin spiritual yang tinggi,
kebangkitan jati diri dalam kehidupan spiritual pula.
Karena tubuh jasmani yang dimiliki otak
dinamakan otak lahir, maka tubuh ruhani pun mempunyai otak batin. Ragawi
disebut "badan kasar" dan tubuh ruhani dinamakan "badan halus". Untuk
mengetahui susunan dan bagian bagian kasar, dibutuhkan acuan pendalaman
ilmu Parasit, Anatomi, Biologi. Dengan perantara ilmu tersebut, akan
diketahui gerak-gerik aku lahir dan aku batin, " sehingga disadari bahw
di dalam pusat badan halus terdapat bagian yang terpenting yang disebut
otak batin atau Budi sebagaimana sabda Rasulullah SAW
"Dalam tuhuh manusia ada segumpal
daging, kalau daging itu baik niscaya balk pula seluruh tubuh dan kalau
ia jelek, maka jelek jua seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah
Kalbu".
Yang dimaksud kalbu dalarn hadis ini
adalah jantung lahir yang terletak di badan "kasar" yang harus dialirkan
ke jantung ruhani badan "budi". Fungsi jantung jasmani memompakan darah
keseluruh tubuh. Sedangkan fungsi jantung ruhani memompakan bion bion
ke segenap penjuru tubuh rohani (badan halus).
Jantung lahir mempunyai otak, menverap
obyek ke arah yang rill coorporil (nyata) berbentuk materi yang logis
diraba pancaindera. Jika otak lahir menerima daya daya memancarkan
sinar-sinar abstrak, yang kemudian diserap otak lahir, sehingga otak
lahir akan diliputi daya daya (sinar) dari otak batin yang tidak selaras
dengan getaran getarannya.
Proses penyerapan sinar yang diperoleh
otak bathin inilah yang dinamakan "ilham" atau intuisi yang dibuahkan
mereka yang berbudi dengan bias dan watak yang sempurna. Hal ini sesuai
pula yang disebutkan dalam hadits tentang esensi puasa adalah nilai
spiritual dan moral.
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan
dusta dan perbuatan yang palsu, Allah tidak memerlukan usahanya
meninggalkan makan dan minumnya."
Agaknya hal ini pula merupakan perintah
agama. Semisal orang yang melakukan shalat dan tidak memperhatikan arti
hakiki dan tujuan shalat itu, maka ia akan terkutuk. Dalam memahami
aspek ajaran Islam oleh Prof. Mukti Ali, juga dikemukakan segi etis dari
puasa.
Dalam sebuah hadits dijelaskan sebagai berikut:
"Puasa adalah suatu tameng muka, orang
yang berpuasa hendaknya jangan bicara kotor, atau melakukan pekerjaan
yang jelek, atau apabila ada orang yang menyakiti atau bertengkar
dengannya atau pun memakinya, hendaknya ia berkata: saya sedang
berpuasa".
Dalam pandangan Allah, sebagaimana
disebutkan dalam hadits di atas, puasa akan kehilangan nilai, bukan
hanya Iantaran orang makan dan minum, tetapi karena ia dusta, berkata
kata kotor, menggunjing, melakukan perbuatan yang tidak baik dan tingkah
laku yang tidak baik yang mengakibatkan dosa.
Maka jelaslah jikalau jantung Iahir
menerima sinar dari jantung bathin (budi) akan baiklah semua tubuh
karena dihiasi kesempurnaan dan keluhuran akhlak yang mulia. Itu pulalah
yang dimaksud dengan Hadits Nabi yang mengajak manusia agar berbudi
luhur dan terpuji, sehingga mampu menerima intuisi dari Allah Rabbul
'alamin. Sebab manusia yang berbudi mampu menangkap petunjuk Ilahi.
Intuisi adalah pikiran yang bersih yang
diperoleh dari olah pikir yang ditingkatkan oleh alam Tuhan yang
menjadikan manusia yang infra dan supra intelektual dan berabstraksi.
"Bertafakur hanya dapat dilakukan kalau
kondisi lambung (perut) dalam kondisi kosong, yakni dalam menunaikan
ibadah puasa yang sebaik baiknya tak ubahnya seperti yang disebutkan
dalam hadits. Puasa diibaratkan sebagai pengampunan terhadap dosa.
Orang yang berpuasa beriman kepada Allah
dan berusaha untuk memperoleh keridhaanNya dan mernpunyai maksud yang
ikhlas. Rasanya hati ini benar benar suci, bersih dari dosa, melambung
menuju alam malakut atau ke alam Tuhan.
Kenyataan ini merupakan tanggung jawab
terhadap mereka yang menganggap puasa itu hanya mendidik manusia menahan
lapar dan kelemahan jasmani. Anggapan itu tinlbul dari mereka yang
hidupnya hanya mengutamakan "makan dan minum" saja.
Tentu hal ini akan terasa naif, jika
sekali tempo tidak mendapatkan makanan, lalu untuk mengisi perutnya akan
merampas makanan apa saja tanpa peduli pemiliknya. Bahkan hewan yang
lebih kecil dan lemah menjadl mangsa tanpa belas kasih, yang penting
perutnya bisa kenyang.
Justru karena itu, manusia yang punya
daya pikir dan perasaan ini, hendaknya mampu dan menjaga serta
memelihara dengan sebaik baiknya. Agama memberi tuntunan untuk membatasi
hawa nafsu agar tidak bersifat atau bertabiat seperti binatang,
sebagaimana Flrman Allah SWT:
"Hendaknya kamu makan dan minum dan
jangan melebihi batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai mereka yang
melebihi batas" (Al- ‘Araf: 31)
Seruan makan dan minum ini tentunya dari
miliknya sendiri yang diperoleh secara halal. Ada suatu ungkapan "Kullu
Wasyrabu" yang bermakna ia mennggunakan bukan miliknya sendiri milik
rakyat atau milik negara. Tingkah laku semacam ini jelas serakah atau
sifat "lawwahmah", egoisentris, bahkan dia nekat melakukan segala cara
untuk mencapai tujuannya sendiri. Na'udzubillahi min dzalik.
V. DARI EGOIS MENJADI IKHLAS
Dalam suatu perjalanan yang lebih nyata,
penyakit egosentris, acapkali menggunakan golongan lain sebagai alat
mempengaruhi atau menguasai sesuatu yang merupakan obyek. Seperti halnya
kaum buruh dan tani yang dijadikan alat agar menimbulkan pertentangan
antara buruh dari majikan, yang mengakibatkan penutupan perusahaan atau
perkebunan, yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja dan terjadilah
masalah pengangguran, yang berarti pula menambah kemelaratan dari
penderitaan. Kegiatan nafsu yang demikian, sering dianut oleh faham
kolonialis dan imperialis yang tak jarang oleh kecerdasan otak lahir
tanpa didukung otak batin, maka dunia tak akan lolos dari segala ancaman
kesesatan, pertentangan dan kekacauan.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj 46
"Apakah mereka tidak menjelajah di bumi,
padahal mereka mempunyai mata hati (otak batin) atau telinga (alat
pendengar batin) yang mampu mendengarkan, maka sesungguhnya tidaklah
buta alat pancaindera lahirnya akan tetapi buta pancaindera batinnya. "
Ayat ini menyinggung mereka yang tidak
memperdulikan badan halusnya yang mempunyai pancaindera batin, tanpa
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Otak batin akan melebihi kecakapan
dengan daya daya tembus luar biasa. Sehingga bisa ditingkatkan ke alam
yang abstrak yang memancarkan daya dayanya menuju ke alam 'Tuhan - alam
wahdaniyah'.
Otak batin hanya dapat dipancarkan daya
tembusnya dengan jalan tafakkur "creatifermegen", meditasi dan
perenungan yang hakiki. Meditasi yang demikian ini dapat dilakukan
dengan teratur dan tertib, latihan yang sungguh-sungguh, apabila seluruh
alat pencernaan dapat beristirahat dengan sebaik baiknya manakala
melakukan puasa di siang hari.
Dengan menunaikan ibadah puasa, maka
daya pikir akan menerima pancaran daya yang dialirkan oleh "budhi",
sehingga terjadilah perpaduan yang harnionis antara daya otak lahir akan
luluh sifatnya yang semula menjadi sentral nafsu nafsu, menjadi pikiran
yang bersih dan murni yang disebut "religius instink" atau mutmainnah.
Menurut hukum kekekalan daya "Behound
wet der energie", tidak ada daya yang hllang lenyap tanpa berubah
menjadi daya lain. Semisal, elektron yang kehilangan sifatnya sebagai
elektron akan berubah menjadi sinar atau gelombang aether. Proses ini
dinamakan "radio aktivitet". Daya yang dapat meruntuhkan elektron
menjadi aether dapat dinamakan daya radio aktif
Demikian juga daya otak lahir yang
berpadu dengan daya otak batin, akan berubah menjadi daya lain yang
disebut "badan budi" yang disebut juga "De Gesstelijke kracht". Maka
otak lahir yang semula berada di bawah pengaruh nafsu egosentris setelah
perpaduan itu berubah sifatnya menjadi suci yang selalu mengandung
ajakan untuk kebajikan, etis dan berkeadilan. Nafu egois ini berubah
menjadi ikhlas.
Hasil bekerja otak yang demikian
menjelmakan pikiran yang murni dan asli yang mengandung rasa
perikemanusiaan yang dalam. Dan hasil pemikiran yang demikian akan mampu
menghasilkan teori teori baru, menciptakan pendapat baru yang
bermanfaat bagi seluruh umat mengenal kenyataan yang tidak diketahui
oleh orang lain, mengetahui sesuatu tanpa analisa "empiris realitas",
disebabkan dalam cara berpikinya di dorong oleh pancaran yang dapat
ditingkatkan ke arah kenyataan yang mutlak "het transendental".
Dengan uralan ini dapat disadari betapa
faedah dan hikmah puasa bagi kecerdasan otak dan kecakapan berfikir.
Sekiranya umat Islam zaman ini dalam melakukan ibadah puasanya benar
benar mencontoh jejak puasa Nabi dan para sahabat, yang dengan hasil
puasanya mereka menjadi ahli pikir dan berhasil membina suatu negara
yang demokratis yang belum pernah dicapai oleh bangsa-¬bangsa sebelum
mereka.
Maka, umat Islam di zaman ini sedikitnya
setahun sekali dengan ibadah puasanya akan berhasil menjelmakan
ahli-ahli pikir yang infra dari supra intelektual, seniman yang genius,
sastrawan dan pujangga yang mampu membentuk pembaharuan di bidangnya
masing masing dan merubah rona dunia masyarakat orde baru dalam segala
bidang pembangunan material dan spiritual sesuai dengan program
Pemerintah yang terus kita laksanakan. Dalam hal ini Umat Islam berperan
sebagai tenaga penggerak "driving force"
VI. OBATKU PUASA
Dr. Lord Stoddart dalam bukunya "'The
New World of Islam" menyebutkan Muhammad adalah pembangun ruhani yang
hebat, seorang ahli strategi, pemimpin umat, politikus ulung, ekonom
serta sebagai seorang yang sosialis demokrat, beliau menolak segala
pujian yang diberikan atas diri pribadinya.
Juga dalam buku "Hero is a Prophet",
Thomas Carlyle mengemukakan, "umat Islam yang telah rnenerima pimpinan
bimbingan Nabi Muhammad saw kemudian berhasil mendirikan pemerintahan di
Spanyol yang sangat mengagumkan di abad pertengahan, sedangkan bangsa
Eropa kala itu masih diliputi kebodohan."
Sementara dalam buku "The Law Quartely",
Prof. Vaswani mengatakan: "Dengan wahyu Allah Yang Maha Pemurah, agama
Islam menjadi suluh kemajuan di Afrika, Cina, Asia, Eropa, Persia dari
Hindustan, sedang Eropa masih tidur nyenyak, kemudian umat Islam
membangkitkan dan memberi bimbingan bagi mereka "
Dalam New Internationale Encyclopaedie
disebutkan "Dunia sekarang harus banyak terterima kasih kepada Islam,
sebab merekalah yang mempelopori kemajuan dunia." Umat Islam telah
membangun gedung-gedung yang mengagumkan dunia seperti Taj Mahal dan AI
Hambra yang kondang kolaka itu.
Mereka itulah yang mula-mula menemukan
Aljabar, Ilmu Hitung, Kimia dan obat-obatan. Mereka yang pertamakalinya
mendirikan Universitas di Baghdad, sehingga rombongan dari luar negeri,
utamanya dari Eropa datang kesana untuk menjadi murid umat Islam.
Dalam Encyclopaedia Britannica
menyebutkan, "Islam telah lebih dulu mengarang bermacam macam buku yang
kemudian dikutip orang seantero jagat hingga sekarang. Di Cairo mereka
telah mendirikan perpustakaan yang kondang di dunia. Sedangkan di masa
itu London sebagai tempat yang kotor dan jelek, serta jalan-jalannya
berbau busuk, padahal orang Islam mendirikan Cordova yang terkenal
lantararan keindahan gedung gedung dan kebun kebunnya yang menawan."
Juga dalam buku "Ottasen's Eenvondige
Wereld Geschidemis. Dr. Kernkamf menulis "Orang Islam menjadi dokter
yang pandai dan ahli ilmu pengetahuan. Mereka itulah yang pertama kali
mengarang angka satu sampai sepuluh yang digunakan hingga sekarang.
Mereka sudah berhasil membuat dari meracik obat obatan, menciptakan
penerangan (lampu) di jalan, mendirikan masjid dan istana yang indah,
bercocok tanam, sedanlgkan orang Eropa mendapat beras dari orang Islam."
The roman Empire oleh Edward Gibson
menyebutkan, bahwa dunia baru dibangun oleh Muhammad yang dianut oleh
sejumlah 450 juta manusia di atas dasar spiritualitas.
Pujangga Barat lain berkata: "Long
before the French revolution, Islam stood for liberty, equality and,
Fraternity (lama sebelum Revolusi Perancis. Islam telah berdiri tegak
dalam kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan).
Demikianlah hasil karya yang dihasilkan
oleh kecakapan otak lahir dan kecerdasan otak bathin yang dimiIiki oleh
umat Islam di zaman Nabi dan Khulafaurrasyidin serta ahli falsafah
dengan melakukan puasa. Cobalall kita simak dan teliti biografi orang
orang besar dan kalangan intelektual yang genius, tentu akan diketahui
bahwa dalam hidupnya senantiasa berpuasa.
Seorang cendikiawan Barat yang masuk
Islam mengatakan "First satisfy your intellect through sound reasoning,
Faith will automatically spring up" (Terlebih dahulu hendaklah
diselidiki dan ditimbang secara mendalam sehingga hasil pemikiranmu
dapat memuaskan dan keyakinan "iman" otomatis akan datang sendiri).
Demikianlah rahasia puasa yang sanggup
mencetak manusia menjadi intelek dan berkeprimanusiaan yang tinggi dan
berkepribadian menuju kebahagiaan lahir dan batin yang sangat besar
sekali manfaatnya kepada sesama mahluk hidup, masyarakat, bangsa dan
negara.
Seorang ahli kesehatan berkata
"Pencernaan itu adalah pusat penyakit dan berpantang itu adalah pokok
obat." Ada yang berpendapat bahwa susunan kata tersebut adalah hadits
Nabi, sehingga sementara ulamapun berpendapat demikian, sebenarnya bukan
sabda Nabi, melainkan pitutur seorang shalih zaman dahulu.
Dalam buku Al Lu'lu Marshu halaman 73,
Imam Zarkasyi berkata, ucapan itu tidak bersumber dari pada sabda Nabi,
melainkan ucapan seorang tabib.
Peribahasa Latin menyebutkan: Plenus
Venter non student it benter yang artinya: perut yang penuh makanan
sukar belajar. Dan itulah sebabnya Napoleon Bonaparte mengatakan "Obatku
adalah puasa."
VII. PUASA DAN PSIKOSOMATIK
Sabda Nabi Muhammad saw.:
"Makan banyak adalah penyakit dan berpantang adalah pangkal semua obat. "
Untuk membuktikan kebenaran sabda Nabi
tersebut, dibutuhkan penelitian dari cabang ilmu kesehatan misalnya,
ilmu urai (Anatomi), ilmu pengobatan serta ilmu ilmu obat obatan, ilmu
sebab-¬sebab penyakit (Aetiologi). Ilmu asal datangnya penyakit
(Pathogeni), ilmu ketentuan hilangnya penyakit (Prangnostik).
Sekali saja Nabi bersabda dibutuhkan
penelitian dalam bermacam ilmu padahal beliau adalah orang awam tidak
pernah belajar berguru. Namun setiap Sabda Nabi selalu menjadi pengasuh
dan pendorong kepada umatnya agar memanjatkan pikiran ke arah ilmu
pengetahuan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena setiap ayat
Al-Qur'an dan Sabda Nabi bila tanpa dianalisa segi ilmu pengetahuan,
baik yang eksak ataupun yang abstrak tentu akan dijumpai kekaburan dan
akan menyimpang dari tujuan hakiki
Sabda Nabi itu menerangkan bahwa makan
banyak adalah penyakit atau dengan kata lain perut itu adalah sentral
penyakit, yang pada saat tertentu harus diistirahatkan daripada makanan,
yaitu dengan "berpuasa"
Kalau kita coba menganalisa Sabda Nabi
tersebut maka dapat ditarik tiga kesimpulan. Pertama orang yang sedang
berpuasa perutnya dalam keadaan kosong akan menyebabkan kosongnya zat
zat makanan di dalam usus kecil. Oleh karena itu darah terpaksa
menghisap zat zat yang basah dalam usus dan perut sebagai gantinya
Orang sang sering mengalami keadaan yang
demikian pada umumnya mempunyai daya penglihatan tajam, gerak cepat
serta memiliki kecakapan menganalisa persoalan dengan mudah.
Kedua, setelah zat zat yang basah yang
siap dihisap oleh darah tadi hilang, maka usus dan perut menjadi kering
dan panas, semisal dengan mesin kalau kehabisan air menjadi kering dan
panas.
Orang yang dalam keadaan demikian
biasanya rnempunyai sifat sederhana dalam segala hal, bertindak tegas
dalam mengambil keputusan. tanpa sikap ragu ragu.
Ketiga, usus dan perut yang dalam
keadaan kering tadi, maka lendir yang berada dalam usus dan perut akan
menjadi hancur. Sebab lendir inilah yang menjadi sumber penyakit. Karena
kalau lendir ini selalu bertambah banyak dalam perut dan usus akan
menyebabkan timbulnya penyakit yang dinamakan "Muces zichten". Dan jika
seseorang dihinggapi penyakit ini, maka keadaannya bersikap pasif,
rendah, dan lemah daya berpikirnya serta lambat dalam segala galanya.
Muces ziehten ini banyak jenis dan
macamnya antara lain menyebabkan lemahnya pencernaan, karena makanan di
dalam perut tidak lekas hancur halus lantaran licin oleh banyaknya
lendir tadi yang mengakibatkan kerja syaraf otak dan tubuh menjadi
lamban dan lemah.
Lambatnya kerja serat syaraf otak
menyebabkan pikiran menjadi tumpul, sukar sekali untuk berpikir dan
menerima pelajaran, sedangkan tubuh jasmani selalu terasa berat, malas
dan lemah.
Jika penyakit ini tidak segera diatasi,
boleh jadi akan menimbulkan berbagai penyakit lain, misalnya penyakit
yang dalam bahasa latin dinamai "psoriasis" yakni penyakit supak
(schilfrende huild zichte), penyakit mati palsu dan lumpuh (verlamming).
Pada akhirnya akan menimbulkan penyakit demam selama seminggu berturut
turut tanpa panas. Akan tetapi sesudah timbul panas yang bergelora dari
perut naik ke otak sehingga meliputi seluruh tubuh dan pada umumnya
membawa rnaut.
Demikianlah bahayanya penyakit yang disebabkan perut yang selalu
kebanjiran makanan, bukan saja terhadap tubuh jasmani tetapi juga akan
menimbulkan perubahan tabiat yang tidak baik.
Untuk menghindari timbulnya penyakit
ini tidak ada lain, kecuali dengan pada suatu saat perut harus
beristirahat atau dengan kata lain puasa. agar supava lendir dalam usus
dan perut menjadi hancur. Maka dengan melakukan puasa, tubuh jasmani dan
tabiat akan menjadi sehat.
Kiranya kalau kita simak hadits Nabi tersebut, betapa pentingrlya
melakukan puasa yang sampai sekarang ini menjadi perhatian dan
penelitian para pakar ilmu, utamanya ilmu kedokteran-kesehatan.
VIll. PUASALAH, NISCAYA SEHAT
Sabda Nabi:
"Hendaklah kamu berpuasa, niscaya kamu sehat. "
Yang dimaksud dengan puasa menurut batasbBatas yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Hakikat puasa pada hadits ini, ialah
puasa yang menurut batas batas yang ditetapkan oleh AIIah SWT dan garis
yang telah ditentukan Nabi Muhammad saw saw, yaitu berpuasa sebulan
lamanya dalam setahun dan boleh ditambah diwaktu lain yang dinamakan
puasa sunnah.
Menurut ajaran Islam tidak dibolehkan
bagi penganutnya berpuasa terus-menerus. Karena kalau berpuasa yang
demikian akan menimbulkan penyakit pula yang jelas luka dan infeksi
dalam perut karena terlalu lama menderita lapar. Tentunya, hat ini tidak
perlu direntang-panjangkan bagaimana bias dampak akibatnya.
Pada setiap agama tidak sama cara dan
aturan di dalam melakukan puasa. Dalam Agama Budha berpuasa siang malam
sampai beberapa hari lamanya tanpa berbuka sebagaimana puasanya Mahatma
Gandhi selama 40 hari (siang/malam). Puasa semacam ini sangat berat,
barangkali hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang saja.
Juga puasa orang Yahudi dan Kristen
dengan syarat menahan diri dari makanan yang berdarah dan rempah rempah,
akan tetapi pada waktu pagi di perkenankan makan sepotong roti yang
memakai daging. Puasa demikian itu terlalu ringan.
Karena itu pulalah, maka Agama Islam
mengambil jalan tengah puasa yang tidak terlalu berat dan tidak terlalu
ringan, sederhana sesuai dengan kemampuan fitrahnya sebagai umat
pertengahan sebagalmana firman Allah SWT:
"Demikianlah Aku (Allah) jadikan kamu umat pertengahan sebagai bukti kepada manusia." (Al Baqarah 2:46)
Menurut ajaran Islam, dalam melakukan
puasa tidak hanya diwajibkan menahan lapar dan haus semata, akan tetapi
wajib pula menahan dan menutup segenap alat pancaindera dari segala
macam pengaruh dan perbuatan maksiat, dan harus mampu mencegah gerakan
tubuh maupun bisikan batin yang dapat menimbulkan pengaruh pada
perbuatan jelek, tidak terpuji.
Jelasnya segala sesuatu yang dapat
ditangkap oleh pancaindera, baik dengan perantaraan mata, hidung, mulut,
telinga maupun kulit, maka hasil tangkapan tadi adalah merupakan daya
daya atau elektron bebas yang langsung masuk melalui indera masing
masing. Kemudian daya daya tadi melakukan Process of Relay, lalu berubah
menjadi arus listrik hidup "bio electrisiteit" yang terus mengalir ke
pangkal otak sampai di pusat akan dan terus ke otak besar groate hersen.
Yang kemudian menimbulkan kesadaran atau pikiran yang dinamai ruh pikir
atau Anima Mentalis, ialah pikiran yang tersusun dari bioelectronen.
Oleh karena pancaindera terusun dari
materi atau jasad kasar, maka segala sesuatu yang ditangkap olehnya
tentu berupa serba benda, yakni keadaan yang nyata yang berbentuk
materi, maka dengan sendirinya dalam pikiran menyimpan gambaran gambaran
yang serba materialistis.
Sebagaimana diterangkan bahwa daya daya
yang berada di pangkal otak menjelmakan nafsu (instincten). Oleh
karenanya pangkal otak disebut "sentralnya nafsu" yakni pikiran yang
materialistis, pikiran yang mempunyai obyek ke arah kebendaan semata dan
keinginan yang mengandung daya daya kebencian kemurkaan dan sebagainya.
Setelah itu daya daya tadi mengalir ke
dalam pusat kemauan yang disebut juga "pusat gerakan" atau motorische
centrum lalu mengalir melalui urat syaraf dan akhirnya menuju ke otak
untuk melakukan gerakan, perbuatan, tindakan dan semacamnya
Oleh karena daya daya pikiran tadi telah
berpadu dengan daya daya nafsu maka daya daya itu mengandung sifat
hewaniyah atau anima mentalis, sehingga hasil pemikiran yang demikian
dipengaruhi oleh sifat sifat yang serupa dengan hewan.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
segala sesuatu yang didengar oleh telinga, yang dilihat oleh mata, yang
dirasakan oleh kulit, yang dikerjakan oleh tangan yang digerakkan oleh
kaki, yang terbayang dalam pikiran atau angan angan dan segala macam
gerakan tubuh, semuanya itu bercampur dengan nafsu hewan, sebagai akibat
proses yang berasal dari daya daya atau elektron bebas yang ditangkap
oleh masing masing alat pancaindera yang mengalir dari urat syaraf
kedalam otak.
Elektron adalah daya hidup tubuh, yakni
tubuh membutuhkan elektron elektron bebas untuk hidupnya atau dengan
kata lain: zat hidup harus ada pada elektron. Jadi elektron tidak
membutuhkan pertukaran zat hidupnya, oleh karena itu ia memiliki
hubungan langsung dengan pusatnya ialah Yang Maha Mutlak, Yang Maha
Hidup dan Menghidupkan, yaitu Allah SWT.
Kalau elektron yang berada di dalam
tubuh hanya digunakan untuk kebutuhan lahiriyah berupa benda, kekayaan,
kemewahan, makan banyak dan enak tanpa diberi kesempatan untuk melakukan
hubungan dengan asas pusatnya (Allah SWT), maka elektron tadi akan
berontak. Ibarat masyarakat, rakyat dalam suatu negara yang tidak diberi
kesempatan melakukan hubungan dengan pemerintah pusatnya, maka rakyat
itu akan berontak karena tidak diberi hak asasi atas mereka
IX. PUASA TAKLUKKAN SINAR IBLIS
Adalah mafhum belaka bahwa nafsu itu
mengandung ajakan yang dapat disamakan dengan instink hewan, antara lain
instink lapar instink menghindarkan diri atau mencari perlindungan,
instink loba instink tamak, instink berkelahi, berperang, dan
semacamnya.
Semua nafsu tersebut adalah berbentuk
api yang abstrak yang mengandung ajakan berupa keinginan yang berkobar
untuk menyampaikan maksudnya, tak ubahnya bagaikan api yang berkobar
untuk menjilat apa saja yang berada di sekitarnya.
Api yang abstrak itu hanya mempunyai
hubungan saling menggetar resonansi dengan mahluk yang tersusun dari api
yang abstrak, ialah iblis dan setan.
Iblis dan setan menurut kejadiannya
berasal dari elektron hidup berujud dari daya daya elektro magnetik,
semisal dengan sinar membunuh (dudende snruol?) yang mempunyai gelombang
0,000,0! sampai dengan 0,000,001 Iebih pendek dari gclombang arus
Iistrlk tehnik bolak balik, Iebih pendek dari telegraf tanpa kawat,
Iebih pendek dari gelombang radio dan sinar cahaya, bahkan lebih pendek
dari sinar ultra violet.
Oleh karenanya, siapa yang tidak dapat
mengendalikan hawa nafsunya akan menjadi korban sinar iblis (setan),
pikirannya selalu dikendalikan iblis yang mengajak berbuat buruk dan
jahat sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh iblis (setan).
Maka untuk mencegah agar nafsu nafsu
ahlak bertindak leluasa di dalam tubuh harus senantiasa diusahakan suatu
alat yang ampuh untuk menaklukannya ialah dengan daya daya yang
mempunyai gelombang yang lebih pendek daripada gelombang Iblis, yaitu
Sinar Tuhan "Nurullah"
Sinar Tuhan dapat diperoleh dengan
bermacam syarat beribadah antara lain ialah puasa, sehingga dengan
otomatis elektron elektron bebas yang berada ditubuh jasmani memanjat ke
alam Tuhan. Karena Sinar Tuhan adalah gelombang paling pendek dari
semua gelombang dan menembus alam semesta, dalam segala keadaan,
termasuk otak manusia.
Sinar Tuhan yang menembus ke dalam otak
manusia sanggup menghancur-leburkan gelombang iblis dan setan yang
bersarang di dalam otak. Sinar Tuhan yang menembus ke otak manusia, lalu
sinar itu diserap oleh badan budi maka akan menimbulkan pikiran
disebabkan daya daya dalam otak telah beresonansi dengan Alam Tuhan.
Otak yang berisi Sinar Tuhan dinamakan
otak batin yang sanggup mencegah segala kegiatan hawa nafsu (iblis dan
setan) sehingga pancaindera dan alat alat tubuh dapat dikendalikan
dengan sempurna.
Misalnya mata dapat dicegah dari
pandangan yang membawa pengaruh buruk, telinga dapat dicegah dari
mendengarkan kata kata yang memberikan pengaruh menimbulkan amarah
lisan, dapat pula menahan kata kata buruk, memfitnah dan kata kata yang
tidak sedap, kotor menyakitkan hati orang, rasa dengki, iri hati, loba,
tamak rakus, takabur, riya dan segala macam tindakan tingkah laku dan
gerak gerik yang menjurus kepada kejahatan dapat dihindari.
Jelaslah bahwa melakukan puasa menurut
ajaran Islam tidak hanya sanggup menahan lapar dan haus semata,
melainkan harus mampu menutup semua pintu pintu alat pancaindera agar
tidak kemasukan daya daya iblis dan setan. Sabda Nabi:
"Beberapa banyak orang berpuasa tetapi pusanya tiada berarti kecuali Iapar menahan lapar dan dahaga saja."
Maksud hadits ini, orang yang berpuasa
hanya menahan lapar dari dahaga tetapi tidak dapat mencegah perbuatannya
dari pengaruh nafsu iblis dan setan, maka puasanya tidak memperoleh
hikmah apa--apa.
Sabdanya lagi: "Siapa yang tidak dapat
menahan kata kata buruk dan berbuat buruk maka bagi Allah tiada guna ia
menahan lapar dan dahaganya "
Jadi yang dimaksudkan dengan puasa bukan
hanya sanggup menahan lapar dan haus saja, tetapi rohaninya (badan
halus) harus mampu pula menghalau nafsu nafsu Iblis dan setan yang
mengandung ajakan untuk berbuat jahat .
Berkata Umar lbnul Khattab "Perangilah
nafsu nafsumu sebelum kamu memerangi musuh musuhmu". Memerangi hawa
nafsu pasti dapat ditundukkan dengan melakukan puasa ialah puasa
lahiriyah dan puasa rohaniyah. Puasa lahiriyah yakni menahan makan dan
minum, dan Puasa rohaniyah ialah menutup alat pancaindera dan segala
macam days days yang menimbulkan nafsu yang berkonotasi kepada perbuatan
yang maksiat.
0 komentar: