::
Start
sumber informasi dan persahabatan

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 31 Agustus 2012

Benarkah Isa As Akan Turun Lagi?


Salah satu tanda hari kiamat ialah akan datangnya (turun) nabi Isa as. Begitulah sebagian orang berpendapat. Pendapat ini berdasarkan dari dalil-dalil hadits yang terdapat di berbagai kitab shohih. Namun tidak semua mengamini pendapat tersebut. Kebenaran tentang pendapat ini masih diperdebatkan, karena ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa nabi Isa as tidak akan pernah turun lagi ke bumi untuk selama-lamanya. Mereka pun bukan hanya asal bicara. Pendapat ini juga berdasarkan dalil-dalil yang bersumberkan dari kitabullah dan hadits.








Maka timbul satu pertentangan dahsyat. Saling adu argument dan mengadu dalil. Terjadilah silang pendapat yang sangat kontradiksi, lalu siapa yang dibingungkan oleh keadaan seperti ini? Siapa lagi kalau bukan umat yang awam yang semakin bingung dengan para ulamanya. Ya, lagi-lagi umat yang menjadi korban.


Mereka bingung dan bimbang. Pendapat mana yang benar dan sesuai dengan ketetapan?

Hal itu pulalah yang membuat saya merasa terpanggil untuk ikut terjun lansung dalam pembahasan ini. Baiklah, tanpa perlu berpanjang lebar lagi, kita langsung mulai saja meninjau kedua pendapat yang saling bertentang ini.

Mari kita persiapkan diri kita semua untuk mengkaji permalasalahan ini. Karena Sangta dibutuhkan akal yang sehat lagi cerdas untuk mengkaji hal ini, serta dibutuhkan pula hati yang ikhlas dan bijaksana dalam membahas perbedaan pendapat ini agar lebih objektif dan menemukan kebenaran. Untuk itu marilah kita singkirkan egoisme pendapat, kecondongan kita pada suatu golongan dan arogansi yang memihak.

Baiklah kita mulai menelaah dengan meminta petunjuk pada Alloh, kembalikan semua jawaban dari segala urusan yang kita selisihkan kepada Alloh dan Rosullnya, sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Quran :

“ kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(QS. An-Nisa : 59).

Inilah sesungguhnya disiplin ilmu bagi kita umat Islam dalam mengambil rujukan. Dahulukanlah merujuk pada Al-Quran lalu pada hadits-hadits yang shohih. Jangan sampai kita membalikannya lebih mendahulukan hadits dari pada keterangan Al-Quran.

Baiklah kita mulai pembahasannya.

Perbedaan pendapat dalam masalah ini berkisar pada benarkah bahwa nabi Isa akan turun lagi atau tidak. Tapi setelah itu akan timbul banyak pertentangan baru yang mengundang tanya. Seperti, Isa As masih hidup atau sudah wafat? Di mana sekarang? Dan masih banyak lagi tentunya.

Pendapat pertama yang menyatakan bahwa nabi Isa akan turun lagi ke bumi saat menjelang tibanya hari kiamat.

Yang berpendapat atas ahal itu berdasarkan pada sebuah hadits :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh pasti akan turun pada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi dan membebaskan pajak serta harta begitu melimpah sehingga tak ada seorangpun yang mau menerimanya”.
Lalu dikuatkan oleh keterngan dalam Al-Quran :

“(ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).

Maka terpenuhilah kedua syarat dalam berdalil, yaitu berdasarkan pada Al-Quran dan hadits. Tapi justru di sinilah letak perdebatan hebatnya. Kedua keterangan di atas justru dipertanyakan oleh mereka yang menyatakan bahwa Isa As tidak akan turun lagi.

Pertama kita tinjau haditsnya. Setelah diteliti dan dikaji ternyata ada beberapa permaasalah yang serius dalam hadits-hadits yang menyatakan bahwa nabi Isa As akan turun kembali. Beberapa ulama hadits menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan Hadits Ahad (yang diriwayatkan hanya dari satu jalan saja), kemudian dikatakan juga bahwa hadits tersebut Muthorib (guncang dalam matannya). Dan setelah ditelusuri ternyata hadits-hadits tentang turunnya nabi Isa As salam hanya bermuara kepada Ka’aab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih. Tapi di samping itu banyak juga ulama yang menyatakan hadits-hadits turunnya nabi Isa As sampai pada derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan).

Lalu apa masalahnya jika Hadits-hadits turunnya nabi Isa seperti yang sudah dijelaskan di atas?

Mari kita tinjau!

Pertama, hadits-hadits itu berderajat hadit ahad atau hadits yang sampai pada mudawwin (pengumpul hadits) hanya dari satu jalan saja. Apa masalahnya? Begini. Masalah turunnya Isa As merupakan masalah Aqidah dan Masalah Ghaib. Lalu apakah cukup keterang dan hujjah masalah ghaib ini pada dalil yang hanya berderajat ahad? Jawabannya tidak! Kenapa? Sebab para ulama sepeakat permasalahan Ghaib itu harus di jelaskan atau keterangannya bersumbur pada dalil yang mutawatir (Al-Quran), artinya harus Alloh yang menerangkan. Pernyataan ini di jelaskan oleh Al-Quran :

“Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).

Lalu keterangan Al-Quran di atas sejalan dengan apa yang pernah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw :

“Dari Aisyah RA berkata :” Siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwa Muhammad saw pernah melihat Robbnya yaitu Alloh swt, maka sesungguhnya orang tersebut dusta. Karena tidak ada yng sampai (sanggup) segala pandangan melihatNya. Dan siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwasannya Nabi Muhammad saw mengetahui perkara ghaib maka sesungguhnya orang tersebut telah berdusta. Padahal beliau bersabda : “ tidak ada yang mengetahui perkara ghaib itu kcuali hanya Alloh” “. (H.R. Bukhari no 1985).

Nah, jelas bukan keteranganya? Jadi segala sesuatu yang ghaib itu hanya Alloh yang tahu. Dan jika ada keterangannya, hal itu harus bersumberkan pada dalil yang mutawatir. Maka dengan begitu Hadits Ahad tidak bisa kita pakai untuk menerangkan masalah GHAIB, apalagi jika harus mendeskripsikan dengan gambaran yang begitu jelas.
Kedua, Hadits-hadits yang menyatakan nabi Isa As akan turun kembali menjelang hari kiamat, meruapak hadits-hadits yang muthorib, atau hadits yang guncang matannya (Isi).

Apa itu Muthorib? Muthorib adalah sebuah hadits yang matan atau isinya guncang. Guncang? Guncang bagaimana maksudnya? Begini lho, guncang di sini maksudnya adalah matan (isi) hadits tersebut menimbulkan banyak pertentangan dan pertanyaan yang sulit di jawab, sekali pun oleh si perowi hadits itu sendiri. Karena akan menimbulkan banyak pertanyaan turunan yang tak kalah ghaib dan membingungkannya. Seperti begini, kita asumsikan jika nabi Isa As benar akan turun lagi dengan dasar hadits di atas. Maka akan timbul banyak pertanyaan turunan yang sama ghaibnya. Diantaranya, lalu sekarang nabi Isa sudah wafat atau belum? Lalu di manakah nabi Isa sekarang berada? Dan pertanyaan tadi tidak bisa dijawab dengan beradasarkan dalil yang kuat. Adapun jika dijawab hanya berdasarkan pasangka dan duga-duga saja. Padahal bukankah semua itu masalah Ghaib? Dan bukankah Masalah Ghaib harus bersumberkan pada Al-Quran?

Nah, Hal itulah yang membuat hadits-hadits yang menyatakan akan turunnya nabi Isa As disebut hadits Muthorib. Dan hadits muthorib itu tidak bisa dipakai.

Ketiga, Hadits-hadits yang menyatakan bahwa nabi Isa As akan kembali turun menjelang hari kiamat, semuanya bermuara kepada Ka’aab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih. Lalu apa masalahnya jika hadits itu berasal dari kedua orang tersebut? Perlu kita ketahui ternyata beliau-beliau ini merupakan bekas penganut Kristen, dan mereka berdua masih punya ketertarikan dan keterikatan terhadap keyakinan lamanya itu. Maka sudah bisa kita nilai, mengapa mereka membuat perkataan seperti hadits-hadits di atas. Lalu pertanyaannny, jadi dari siapakah hadits-hadits tentang akan turunnya nabi Isa As? Dari Roasul atau dari Ka’ab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih? Dan kita sudah mendapat jawabannya. Ternyata semua hadits-hadits tersebut bermuara pada kedua orang mantan penganut nasrani. Lalu masihkah itu bisa kita jadikan hujjah dan alasan?

Keempat, Hadits-hadits tentang turunnya nabi Isa dipertentangkan oleh para ulama masyhur. Ada yang membenarkan ada yang mengingkarinya. Padahal semua ulama yang saling silang pendapat tersebut mempunyai reputasi tinggi dalam hal keilmuan, keshalehan dan ketakwaannya. Artinya masih terdapat sebuah keragu-raguan di dalamnya. Menurut dalil Ushul Fiqih, lebih baik meninggal sesuatu yang ragu dari pada tercebur pada sesuatu yang bathil.

Begitulah, tinjauan keterang dalil Hadits yang menerangkan bawha Isa As akan turun lagi ke bumi menjelang hari kiamat. Dimana dalam hadits tersebut terdapat banyak cacat dan kelemahan di mana-mana. Artinya hadits-hadits yang menyatakan akan hal itu tidak bisa kita pakai sama sekali.

Jadi kalau begitu keterangan bahwa nabi Isa akan turun lagi bohong adanya. Dan bisa disimpulkan bahwa nabi Isa tidak akan turun lagi. Eits, sebentar jangan terburu-buru seperti itu. Kita baru saja meninjau dari segi haditsnya. Masih ada keterangan lainnya yang menyatakan hal itu. Karena masih ada keterangan yang bersumber dari keterangan dari ayat Al-Quran. Tepatnya terdapat pada surat Ali-Imran ayat 55 :

“(ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).

Nah, sekarang mari kita tinjau sama-sama keterangan ayat di atas! Lah kenapa harus ditinjau lagi? Apa Al-Quran itu mungkin salah? Bukan begitu maksud saya. Al-Quran kalamullah yang tidak mungkin salah dan tidak mungin juga dapat terbantahkan. Maksud saya mari kita tinjau mufrodath ayatnya agar kita bisa menafsirkannya.


Dan harus diingat cara penafsiran yang diajarkan ada disiplinnya, yaitu
- Bayanul kitab bil kitab artinya menafsirkan ayat Alloh dengan ayat lainnya. Jika tidak ditemukan maka ada cara yang kedua,
- Bayanul kitabis sunnah artinya menfsikan ayat al-quran dengan mengambil keterangan dari hadits-hadits shohih. Dan seterusnya dan seterusnya(jika dilanjutkan akan semakin panjang).

Baiklah, kita harus mengutamakan dulu menafsirkan kitab dengan kitab. Yaitu menjelaskan suatu ayat dengan mengambil rujukan ke ayat lainya.

Dalam Surat Ali Imran ayat 55 tadi ada kalimat“sesunggunya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir hayatmu dan mengangkatmu” (lihat pada ayat diatas saya beri warna biru). Dalam bahasa arabnya Inni mutawaffiika wa rofi’uka (silahkan chek Al-Qurannya).

Atau jika kita penggal lagi akan begini mufrodatnya “sesungguhnya aku telah menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu” (lihat pada ayat diatas saya beri warna biru), dalam bahasa Arabnya Inni Mutawaffika. “dan mengangkat kamu kepadaku” (pada ayat di atas teks warna biru), dalam bahasa Arabnya warofi’uka.

Inilah yang menjadi dasar perdebatan di sana-sini. Di sinilah sumber permasalahannya, yaitu ada beberapa pihak yang mengartikan dan menafsirkan bahwa Nabi Isa As akan disampaikan pada akhir ajal kemudian diangkat. Ini terjemah dan tafsir dari kalimat Inni mutawaffiika wa rofi’uka. Beliau-beliau mengartikan bahwa nabi Isa kalimat tersebut, bahwa nabi Isa di angkat oleh Alloh dan baru akan diwafatkan nanti (entah kapan).

Padahal inilah yang tidak tepat dan keliru. Lho kenapa dikatakan seperti itu? Perhatikan kejanggalannya, kalimat mutawaffika diterjemahkan akan menyampaikan kamu ke akhir ajal kamu. Yang artinya belum, karena kalimatnya akan. Sementara mutawaffika itu bukan kalimat fiil Mudhore (fiil yang menjelaskan kejadian yang sedang dan akan datang).

Seharus mutawaffika dalam ayat tersebut diterjemahkan mewafatkan kamu.

Kenapa? Lagi-lagi kenapa? Mari kita lihat lagi!

Jika diartikan secara bahasa saja kalimat “sesunggunya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir hayatmu dan mengangkatmu kepada-Ku” sudah jelas dalam ayat tesebut bahwa nabi Isa telah Alloh sampaikan umurnya hingga akhir ajalnya artinya beliau telah diwafatkan, lalu diangkat. Artinya sama seperti manusia-lainnya termasuk nabi Muhammad, diwafatkan dahulu lalu diangkat ruhnya oleh Alloh. Jadi, yang di maksud dengan kalimat mutawaffika, lebih tepat diartikan mewafatkan. Dan yang dimaksud dengan diangkat adalah ruhnya (sama seperti manusia lainnya).

Kenapa mutawaffika lebih tepat diartikan “mewafatkanmu”? Sebab kalimat serupa bisa kita temukan dalam Al-Quran lainnya :


aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu”.(QS. Al-Maidah : 117).

Dalam ayat ini ada kalimat Tawaffaitanii artinya ”Setelah engkau wafatkan aku”. Kalimat (kata) itu serupa dan satu asal kata dengan dengan kalimat yang terdapat pada surat Ali Imran ayat 55 tadi yaitu kalimat Mutawaffaitani.


Jadi arti yang tepat untuk kalimat Mutawaffaitani pada surat Ali Imran ayat 55 adalah “mewafatkanmu”.

Maka dengan keterangan ayat di atas seharus kita mendapat keterangan tentang telah wafatnya nabi Isa As dan tidak diragukan lagi. Hingga pertanyaan apakah nabi Isa As telah wafat atau belum terjawab sudah. Dengan tegas surat Ali Imran ayat 55 di atas menerangkan kepada kita semuanya bahwa nabi Isa As telah wafat.

Lalu jika Nabi Isa As telah wafat, mungkinkah akan dibangkitkan lagi lalu turun ke bumi? Dan menyelamatkan semua manusia untuk membunuh Dajjal!!! (kalau dibaca ulang kaya konsep penyelamatannya Yesus kepada umat Kristen dengan penebusan dosa).

Menjawab pertanyaan yang Gahib itu, mari kita kembali jawab dengan Al-Quran. Apa yang Al-Quran jelaskan tentang seorang yang telah wafat? Dan kapan orang yang wafat itu akan dibangkitkan? Yu kita lihat ayat-ayat di bawah ini :

“dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”(QS. Al-Hajj :7).


“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka Inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)."Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.”.(QS. Ar-Ruum :56-57).
“Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. Al-Mu’minun :15-16).


Begitulah keterangan Al-Quran menjelaskan orang-orang yang telah wafat hanya akan dibangkitkan dari alam kuburnya, nanti setelah hari kiamat.

Keterangan ini mengugurkan pendapat bawha nabi Isa kelak akan turun menjelang hari kiamat. (Dengan versi bahwa nabi Isa telah wafat dan akan dibangkitkan menjelang kiamat).


Intinya, menurut QS. Al-Mu’minun :15-16 di atas tidak mungkin nabi Isa akan dibangkitkan sebelum hari kiamat terjadi, karena menurut keterangan Alloh QS Ali Imran : 55 nabi Isa As telah diwafatkan.

Dari kedua ayat tadi kita bisa tahu bahwa nabi Isa telah Alloh wafatkan. Dan setiap yang telah diwafatkan Alloh jelaskan tidak akan dibangkitkan lagi sebelum datangnya hari kebangkitan (setelah kiamat).
Kemudian setelah jelas keterangan Alloh dalam Ayat di atas, masih ada sebagian orang yang mempertahankan pendapat-pendapatnya. Mereka dengan bersikukuh pada pendapat mereka yang lemah bahwa nabi Isa akan tetap turun menjelang kiamat. Mereka berargumen bahwa nabi Isa belumlah wafat, nabi Isa diangkat ke langit oleh Alloh dan berdiam di sana. Dengan kata lain pendapat ini menyatakan nabi Isa itu hidup kekal sampai tibanya hari kiamat. (meski pendapat ini sudah dijelaskan bertentangan dengan Al-Quran).


Okay, kita tinjau juga pendapat yang terbilang terlalu memaksakan diri ini.

Sepertinya mereka yang berpendapat seperti itu bermaksud untuk menepis keterangan ayat-ayat yang telah nyata (QS Ali Imran : 55). Padahal alasan (pendapat) mereka yang ini pun telah diterangkan dengan jelas oleh Al-Quran. alias Alloh bantah Alloh menjelaskan tidak adanya kehidupan manusia di langit :

“Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”(QS Al-‘Araaf : 25).
Ayat di atas menjelaskan manusia itu hidup di bumi dan mati pun ia di bumi, maka sangat keliru orang-orang yang mengatakan bahwa nabi Isa masih hidup dan berdiam (hidup)d i langit. Karena Alloh tidak menceritakan kehidupan manusia dil angit, itu hanya cerita orang-orang Budha dan mitos-mitos primitive penganut kejawen, animisme dan dinanisme, yang menceritakn kehidup dikayangan bersama para dewa. Bukankah Islam tidak mengajarkan hal yang seperti itu.

Lalu dalam permasalahan nabi Isa masih hidup sampai saat ini, Al-Quran pun menjelaskan tidak adanya satu manusia pun yang hidup kekal sebelum nabi Muhammad begitu pun setelahnya :
”Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal? tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya : 34-35).

Surat Al-Anbiya ayat 34 dan 35 dengan terang-terangan menolak pendapat ada kehidupan abadi sebelum atau sesudah nabi Muhammad.


Maka sudah jelaslah bagi kita semua bahwasannya nabi Isa tidak akan turun lagi menjelang hari kiamat. karean semua pendapat tentang hal itu dibantah oleh keterang anAl-Quran. Al-Quran menjelaskan nabi Isa As telah wafat, dan orang yang wafat hanya akan Alloh bangkitkan setelah hari kiamat. Tidak ada pula kehidupan di langit, kerana manusia itu hidup di bumi dan akan di matikan di bumi itu pula? Bukankan Nabi Isa Juga manusia biasa?

Maka tidak mungkin lagi nabi Isa turun lagi untuk kita.

Sebab ingat satu hal penting ini. semua nabi dan rosul di utus untuk masing-masing umatnya. Begitu pun dengan nabi Isa As. Nabi Isa Alloh utus hanya untuk Bani Israil, hal itu jelas diucapkan oleh nabi Isa kepada bani Israil. Pernyataan tersebut diabadikan Alloh dalam Al-Quran :


"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, Yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu Makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” (QS. Ali- Imran : 49).

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shof ayat 6).

Bukankah ayat di atas begitu jelas menerangkan bahwa nabi Isa diutus oleh Alloh kepada umatnya saja, umat Bani Israil. Dan nabi Isa pun dengan lantang menyatakan itu.

Pertanyaannya. Umat siapakah kita ini? Umatnya nabi Isa As atau Umatnya Nabi Muhammad Saw? Atau apakah kita merasa bani Israil yang telah Alloh tetapkan sebagai kirodatan khosiin? Lalu mengapa masih menantikan nabi Isa?

Jika Alloh telah menerangkan demikian jelasnya untuk apa lagi kita menunggu kedatangan nabi Isa yang katanya akan membawa kemenanngan. Saudaraku, ini ini adalah masalah ghaib, tak ada seorang pun yang mengetahi masalah ghaib kecuali Alloh :

“Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).

Masalah ghaib hanyalah Alloh yang memilki ilmunya, sebagaimana keterangan yang nyata dalam ayat yang telah disebutkan di atas. Sebab rosululloh Muhammad pun tak mengetahui hal yang ghoib dan kita pun di perintahkan berhati-hati jika mendapat keterangan yang memebahas masalah ghaib. Sebagaimana sabda beliau :

“Dari Ai’syah RA berkata :” Siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwa Muhammad saw pernah melihat Robbnya yaitu Alloh swt, maka sesungguhnya orang tersebut dusta. Karena tidak ada yng sampai (sanggup) segala pandangan melihatNya. Dan siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwasannya Nabi Muhammad saw mengetahui perkara ghaib maka sesungguhnya orang tersebut telah berdusta. Padahal beliau bersabda : “ tidak ada yang mengetahui perkara ghaib itu kcuali hanya Alloh” “. (H.R. Bukhari no 1985).

Maka sudah kewajiban kita semua untuk tunduk pada keterangan yang nyata baik dari nash Al-Quran maupun hadits-hadits shohih. Sudah Nampak dan jelas bagi kita semua bahwa pendapat yang mengatakan nabi Isa akan datang menjelang hari kiamat sangat bertentangan dengan Al-Quran maupun hadits, maka tidaklah boleh bagi kita semua menggunakan pendapat lemah tersebut Untuk keyakinan dalam hidup kita. Karena itu sangat berbahaya dan akan membawa kecelakaan.

0 komentar: