Perlu
Sobat ketahui, satu-satunya agama di dunia yang tidak bisa dikalahkan
secara frontal adalah Islam. Islam hanya bisa dihancurkan dari dalam.
Sejarah membuktikan itu. Ketika tertutup pintu satanis untuk
menginfiltrasi kitab suci, mereka lalu menginfiltrasi umatnya. Mereka
menyamar menjadi muslim berhaluan moderat- liberal, intelek, dan
terkemuka sehingga memiliki banyak pengikut dari golongan muslim yang
tidak membaca “tanda-tanda”.
Diawali dengan perpecahan umat Islam menjadi
Sunni dan Syiah, berpuncak pada runtuhnya sistem kekhalifahan di Turki
pada tahun 1924 yang didalangi Gerakan Turki Muda-nya Kemal Atatturk:
seorang muslim di permukaan, seorang mason di balik layar. Pola makar
masonik di Turki ini mengikuti pola Revolusi Perancis pada tahun 1789
yang melahirkan Humanisme: “kemerdekaan, kesetaraan, dan persaudaraan”
palsu.
Di sisi lain, ada
fenomena janggal yang perlu kita cermati bersama: setiap negara
berpenduduk mayoritas muslim yang secara geografis bertetangga hampir
pasti pernah berkonflik, bahkan pernah berperang. Iran-Irak,
Pakistan-India, India-Bangladesh, Mauritania-Senegal, Ethiopia-Somalia,
Sudan-Sudan Selatan, Indonesia-Malaysia, dan lain-lain. Fenomena apakah
ini selain buah dari propaganda nasionalisme-sekularis? Menciptakan
persatuan bangsa yang terkotak-kotak agar mudah diadu-domba. Adu domba
kepada sesama muslim untuk saling menghancurkan atas dasar perbedaan
negara, mazhab, aliran, tarekat dan lain-lain.
Nah, artikel berikut ini saya kutip (dengan
beberapa perbaikan) dari Eramuslim.com mengenai upaya terkini masonik di
wilayah Asia Tenggara.
Mengapa Yahudi (Zionis) Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?
Hubungan
Indonesia dan Malaysia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara
serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang
sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum
nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang
diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara
Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada
unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar.
Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita
hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik
Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan
Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik
perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan,
Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan,
Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama,
imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi
kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua,
pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan
sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka.
Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia
membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh
Zionisme. Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan
Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun
caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera. Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus”
merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ
Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern
yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis
melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan
sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di
Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan
rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis.
Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia
semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke
Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat
Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih
fokus pada isu yang mereka cipta. Maka diwujudkanlah isu sekarang,
konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini,
mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas
negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan
barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga
tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan
intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka
menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya
intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan
kontraktor bernama"Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar
di Singapura namun berkantor pusat di ibukota negara penjajah Zionis,
Tel Aviv. Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di
perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior
Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad
Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali
ke ajaran Islam sejati, tempat tak ada ruang pada nasionalisme yang
memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau
kedua negara itu makmur dan sama-sama bermayoritas muslim.
Oleh sebab itu, bersatulah rumpun Melayu.
Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah
ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam. (pz)
Pengalaman pahit ketika mengutamakan akidah di atas nasionalisme
Sejak mencuatnya konflik di antara kedua negara beberapa tahun silam prinsip yang saya pegang sederhana saja:
“TIDAK SEMUA ORANG INDONESIA ITU BAIK, DAN TIDAK SEMUA ORANG MALAYSIA ITU BURUK."
karena saya ingat ayat ini:
Prinsip ini pada suatu hari pernah membuat saya dan sahabat dekat saya, berdebat sengit...saya tidak setuju dengan aksi 'sweeping' warga negara Malaysia yang ada di Indonesia karena itu bukan menyelesaikan masalah, bahkan menambah keruh masalah yang sudah ada.
Al-Ma'idah (5) : 8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Prinsip ini pada suatu hari pernah membuat saya dan sahabat dekat saya, berdebat sengit...saya tidak setuju dengan aksi 'sweeping' warga negara Malaysia yang ada di Indonesia karena itu bukan menyelesaikan masalah, bahkan menambah keruh masalah yang sudah ada.
Dia bilang saya tidak nasionalis.
Kujawab, agama adalah yang utama, sesama muslim adalah bersaudara.. reog, tari pendet, dll. tidak akan ditanya di akhirat...tetapi tanggung jawab berlaku adil atas sesama akan ditanya..Membela bangsa dan negara itu wajib, tapi cermatlah membaca fenomena dan situasi di baliknya. Apakah benar-benar patut diperjuangkan dengan menafikan petunjuk Tuhan?
Kujawab, agama adalah yang utama, sesama muslim adalah bersaudara.. reog, tari pendet, dll. tidak akan ditanya di akhirat...tetapi tanggung jawab berlaku adil atas sesama akan ditanya..Membela bangsa dan negara itu wajib, tapi cermatlah membaca fenomena dan situasi di baliknya. Apakah benar-benar patut diperjuangkan dengan menafikan petunjuk Tuhan?
Sekira sebulan kemudian..sahabat saya itu berpulang ke Rahmatullah
Anda
tahu? setiap saya kenangkan almarhum... selalu ada tangis-sunyi dalam
hati terdalam saya.. karena telah berucap tegas dalam bertindak adil
terhadap Saudara-saudara muslim di Malaysia. Tapi itu tidak saya sesali
karena saya sadari menyatakan kebenaran itu dekat kaitannya dengan
kepahitan.
Semoga Allah Swt. menerima iman Islam dan amal ibadah almarhum sahabat saya itu... semoga Allah memeluknya dalam rengkuhan Ar-Rahman Ar-Rahim.. Amin. Sahabat...maafkan keterpaksaanku...
Bersatulah wahai
orang-orang beriman. Di perang akhir zaman nanti, yang berdiri di
belakang Imam Mahdi dan Yesus (Isa Al-Masih) adalah orang-orang terbaik
dari tiga agama samawi: Islam, Kristen, dan Yahudi Non-Zionis yang setia
pada ajaran asli kitab-kitab suci. Muslim Indonesia dan Malaysia akan
menjadi pasukan yang amat bisa diandalkan karena latar belakang akar
budaya dan bahasa yang sama. Paling tidak, sub-pasukan ini tidak akan
terkendala masalah bahasa di medan laga.
Allahua'lam.
1 komentar:
assalaamu'alaykumuwarohmatullohi wa barokaatuh...
perasaan saya pernah baca artikel ini. dari muxlimo.blogspot.com kah? alngkah baiknya kalo misalkan copas namun di beri link sumbernya....
salaam kenal kakak, happy bloging. ditunggu kunjungan baliknya