- Inikah yang disebut ruwaibidhah?
“Ahmadiyah adalah salah satu sekte dalam Islam. Sama dengan sekte Sunni yang diikuti mayoritas Muslim. Dua-duanya benar,” tulis @ulil melalui akun twitter.
Terhadap tulisan itu, pengikut aliran
sesat Ahmadiyah yang difatwa murtad oleh MUI pun tentunya tidak mau
kalau disamakan dengan orang sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah). Masa’ MUI
(dari kelompok Sunni) yang memfatwa Ahmadiyah itu sesat menyesatkan dan
keluar dari Islam alias murtad; sama dengan Ahmadiyah itu sendiri.
Kalau MUI (dari kelompok Sunni) sama dengan Ahmadiyah, pasti tidak akan
memfatwakan bahwa Ahmadiyah itu sesat menyesatkan dan pengikutnya
murtad.
Anehnya, Ulil Abshar Abdalla dedengot
JIL (Jaringan Islam Liberal) yang masuk ke Partai Democrat besutan SBY,
menyamakan Ahmadiyah dengan Sunni. Itu merupakan bukti dungunya Ulil.
Hingga ia menulis seperti tersebut.
Inilah beritanya.
***
itoday - Politisi Partai Demokrat yang juga tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla, kembali membuat statement kontroversial. Menurut Ulil, beragama tidak wajib dan tidak ada paksaan.Pernyataan itu disampaikan Ulil melalui akun Twitter @ulil. “Ndak wajib. Beragama boleh, tidak juga boleh. Tak ada paksaan,” tulis @ulil menjawab pertanyaan akun @sibunwaihun: “@ulil wajibkah kita beragama mas?”Tak hanya itu, Ulil juga membenarkan aliran Ahmadiyah. Menurut Ulil, Ahmadiyah adalah sekte dalam Islam. “Ahmadiyah adalah salah satu sekte dalam Islam. Sama dengan sekte Sunni yang diikuti mayoritas Muslim. Dua-duanya benar,” tulis @ulil.@ulil juga menulis: “Semua agama juga sama, walau beda2 “merek”-nya. Sama sebagai jalan kebaikan.”“Beragama janganlah ‘selfish’, merasa diri paling benar, menyalahkan yang lain. Beragamalah secara ‘other-ish’,” tulis @ulil.Sunday, 04 November 2012 13:26 F. Hadiatmodjo
***
Orang dungu tapi bicara masalah urusan umum
Pertanyaannya, kalau begitu, lebih sesat mana: Ulil atau Ahmadiyah?
Tentang sesatnya pasti dua-duanya sesat. Tetapi yang jelas, itu merupakan bukti bahwa Ulil ternyata dungu.
Orang dungu namun bicara mengenai urusan umum, itu ada keterangan dalam hadits:
وَرَدَ فِي حَدِيث سَمُرَة عِنْدَ الطَّبَرَانِيِّ , وَحَدِيث أَنَس ” أَنَّ أَمَام الدَّجَّال سُنُونَ خَدَّاعَات يُكَذَّب فِيهَا الصَّادِق وَيُصَدَّق فِيهَا الْكَاذِب وَيُخَوَّن فِيهَا الْأَمِين وَيُؤْتَمَن فِيهَا الْخَائِن وَيَتَكَلَّم فِيهَا الرُّوَيْبِضَة ” الْحَدِيث أَخْرَجَهُ أَحْمَد وَأَبُو يَعْلَى وَالْبَزَّار وَسَنَده جَيِّد , وَمِثْله لِابْنِ مَاجَهْ مِنْ حَدِيث أَبِي هُرَيْرَة وَفِيهِ ” قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَة ؟ قَالَ الرَّجُل التَّافِه يَتَكَلَّم فِي أَمْر الْعَامَّة ” ( فتح الباري).
Telah datang dalam Hadits Samurah
menurut At-Thabrani, dan Hadits Anas: Sesungguhnya di depan Dajjal ada
tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan,
pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang
khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. (Hadits dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Ya’la, Al-Bazzar, dan sanadnya jayyid/ baik).
Dan hadits seperti itu oleh Ibnu Majah dari Hadits Abi Hurairah, di dalamnya ada:
” قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَة ؟ قَالَ الرَّجُل التَّافِه يَتَكَلَّم فِي أَمْر الْعَامَّة ”
Nabi saw ditanya, apa itu
Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang
bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan umum. (hadits
dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/
bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84 ).
0 komentar: