Oleh: Hj. Irena Handono
PENDAHULUAN
Perayaan Natal, sungguh wah dan
gemerlap; dengan pohon-pohon cemara lengkap digantungkan hiasan-hiasan,
kerlap-kerlip lampu, dan hadiah-hadiah di bawahnya. Malamnya, tepat
pukul 24.00 dilakukan misa (kebaktian). Rumah-rumah pun dihias pohon
cemara, juga toko dan plasa, gedung dan kantor. Acara-acara televisi
marak oleh nuansa Natal. Instansi-instansi juga secara resmi
merayakannya.
Begitu semaraknya perayaan tersebut, sampai-sampai, paling tidak, membawa tiga kesan: Pertama, perayaan Natal yang jatuh padatanggal 25 Desember adalah sebuah ritus yang berlandaskan nilai kebenaran. Kedua,
perayaan Natal telah mencapai "maqam" gengsi -simbol status sosial.
Sebuah simbol yang membanggakan bagi orang yang merayakannya atau bagi
mereka yang turut "berpartisipasi". Sebaliknya mereka yang tidak
"menyambut" perayaan Natal, terkesan tidak prestisius. Ketiga, seolah-olah mayoritas penduduk negeri ini adalah kaum Nasrani. Padahal secara statistik, jumlah merekatak lebih dari 15 persen.
Berbeda dengan realitas perayaannya
yang gemerlap, sejarah Natal 25 Desember sendiri cukup buram. Hampir
dapat dipastikan bahwa tidak banyak kalangan - termasuk kaum Kristen
sendiri - yang paham tentang sejarah perayaan Natal yang ditetapkan pada
tanggal 25 Desember tersebut. Salah satu sebabnya adalah tidak adanya
literatur yang membeberkan tentang Natal. Jikalau ada hanya memuat
keterangan bahwa Natal adalah perayaan orang Nasrani yang jatuh pada
tanggal 25 Desember sebagai peringatan hari kelahiran Yesus.
Langkanya literatur tentang Natal
sebenarnya cukup menjadi alasan untuk bersikap kritis. Benarkah Yesus
dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Jika jawabannya adalah ya, apa
dasar hukumnya? Jika tidak bagaimana sejarah penetapan 25 Desember
sebagai hari kelahiran Yesus, yang akhirnya diperingati sebagai perayaan
Natal?
YESUS DALAM SEJARAH BANGSA YAHUDI
Sebelum membahas tentang perayaan Natal
dan segala kontroversi yang menyertainya, terlebih dahulu perlu saya
jelaskan latar belakang kesejarahan Yesus itu sendiri. Bahwa Yesus
memang lahir dan hidup di kalangan bangsa Yahudi. Oleh karena itu, untuk
bisa memahami sosok Yesus, harus paham terlebih dahulu bangsa Yahudi.
Bangsa Yahudi berkeyakinan bahwa mereka
adalah "bangsa pilihan" Tuhan. Tuhan menciptakan alam semesta beserta
isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka. Dan mereka merasa
sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai pelengkap penderita.
Lebih lanjut hanya diri mereka yang dianggap "manusia", sedangkan
bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing.
Keyakinan seperti itulah yang membuat mereka lebih dari bangsa lain, sombong, pongah, keras kepala, bahkan kejam.
Pernyataan-pernyataan seperti tersebut
diatas, bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan bersumber dari Bibel
sendiri diantaranya:
"Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan iman
dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan
kepada orang Israel." (Keluaran 9:6).
"Engkau akan diberkati lebih daripada segala bangsa" (Ulangan 7:14).
"Engkau harus melenyapkan segala bangsa
yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahhmu; janganlah engkau merasa
sayang kepada mereka...."(Ulangan 7:16).
"Perempuan itu seorang Yunani bangsa
Siro Fenesia. la memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dan
anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang
dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak
dan melemparkannya kepada anjing. "Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar
Tuhan. Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan remah-remah yang
dijatuhkan anak-anak. "Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena
kata-katamu itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari
anakmu." (Markus 7:26-29).
Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di
atas menjelaskan betapa bangsa Yahudi menganggap diri mereka istimewa
yaitu "bangsa pilihan Tuhan". Oleh karena itu mereka boleh berbuat apa
saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan). Dan semua
itu dilakukan atas nama Tuhan.
Namun adakah suatu bangsa yang rela
terus menerus ditindas, dijajah, ataupun diperbudak? Demikian pula
dengan bangsa Filistin (Palestina), penduduk asli negeri itu, yang
setelah melalui perjuangan berat akhirnya bangsa Filistin menang.
Kemenangan bangsa Filistin tersebut membuat keadaan menjadi terbalik.
Bangsa Yahudi - sang penindas - kini dalam bayang-bayang tertindas. Maka
mereka memohon agar Yahwe (Tuhan Israel) segera mengutus seorang Al
Masih (Juru Selamat) agar mereka jaya dan berkuasa lagi.
Sederetan Al Masih
Dari Bibel, khususnya dalam Perjanjian Lama, akan kita dapatkan bahwa Al Masih itu bukan hanya Yesus. Mereka antara lain:
1. Saul Al Masih
Saul yang berhasil mengalahkan Filistin diangkat sebagai Al Masih,
"Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau
menjadi raja atas umatNya Israel? Engkau akan memegang tampuk
pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari
tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa Tuhan
telah mengurapi engkau menjadi raja atas milikNya sendiri (I Samuel
10:1).
2. Harun Al Masih
Setelah Saul menjadi Al Masih, maka Harun (saudara Musa) juga diangkat sebagai Al Masih.
"Kemudian dituangkannya sedikit dari
minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk
menguduskannya." (Imamat 8:12).
3. Elisa Al Masih
Kehadiran seorang Al Masih untuk masa
ini ternyata tidak cukup, maka setelah Harun menjadi Al Masih, Elisa pun
diangkat menjadi Al Masih.
"Juga Yehu, cucu Nimzi, haruslah kau
urapi menjadi raja atau Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel Mehola,
harus kau urapi menjadikan Nabi menggantikan Engkau." (7 Raja-raja
19:16).
4. Daud Al Masih
Setelah Saul meninggal dunia, maka
sesepuh suku-suku Israel mengangkat Daud sebagai Al Masih. "Maka
datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja lalu raja Daud mengadakan
perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan; kemudian mereka
mengurapi Daud menjadi raja atas Israel." (II Samuel 5:3).
5. Salomo Al Masih
Setelah Daud meninggal dunia, maka Salomo putra Daud diangkat sebagai Al Masih. Sebagaimana tercantum dalam I Raja-raja 1:39.
"Imam Zadok telah membawa tabung tanduk
berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian
sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru "Hidup Raja Salomo."
6. Koresy Al Masih
Raja Syrus penyembah berhala ini diangkat sebagai Al Masih setelah meninggalnya Salomo.
"Beginilah firman Tuhan: Inilah firmanKu
kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresy yang tangan kanannya kupegang
supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja,
supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu gerbang
tidak tinggal tertutup." (Yesaya 45:1).
Ayat ini dialamatkan kepada Raja Syrus
yang pagan, untuk memenuhi kerinduan akan datangnya penyelamat, walaupun
pada kenyataannya ayat tersebut adalah nubuat dari nabi Yesaya akan
datangnya seorang Koresy (Quraisy) sebagai nabi akhir, yaitu Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Amatlah mustahil jika Tuhan menyayangi seorang kafir untuk
diurapi.Apalagi ternyata bahwa belum lama bangsa Yahudi dipimpin oleh Al
Masih yang kafir, situasi keamanan dan politik berubah kembali dengan
datangnya serbuan pasukan Romawi. Maka kembali lagi seperti pada
peristiwa sebelumnya, yakni ketika bangsa Israel menangis, meraung, dan
memohon kepada Yahwe untuk diberi Al-Masih atau seorang Juru Selamat
untuk membebaskan mereka dari cengkeraman bangsa Romawi. Maka mereka
berangan-angan dan menyusun kriteria Al Masih.
Orang-orang Israel akhirnya mengadakan kesepakatan bahwa Al Masih adalah seorang yang merupakan:
- Raja-raja terdahulu yang dianggap "bangkit" dari kubumya, antara lain: Daud Yesekhiel, Yosafat, atau.
- Nabi yang "dibangkitkan", misalnya Elia atau Elisa.
- (Harus) Keturunan Daud dan Sulaiman.
Disamping tiga kriteria tersebut,
bangsa Israel juga mempunyai penghayatan bahwa kelahiran seorang
pahlawan (Juru Selamat) haruslah lahir dari seorang perawan, sebagaimana
pahlawan-pahlawan bangsa terduhulu yang juga terlahir dari seorang
perawan.
Yesus Keturunan Daud?
Bibel selalu mengatakan bahwa Yesus
adalah anak Daud. Nubuat tentang keturunan Daud yang akan berkuasa
antara lain: II Samuel 7:12-13 dan I Tawarikh 17:1 1-12:
"Apabila umurmu sudah genap dan engkau
telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku
akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku
akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi
namaKu dan Aku akan mengokohkan tahta kerajaanya untuk selama-lamanya."
Demikian pula Kisah Para Rasul 2:30
".... Bahwa la akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas tahtanya" 8 9
Padahal, dengan garis keturunannya
(silsilah), terbukti bahwa Yesus bukan keturunan Daud,karena Maryam
bukan keturunan Daud. Yang merupakan keturunan Daud adalah Yusuf, yang
oleh Bibel disebut sebagai tunangan Maria (Maryam), Silsilah itu sendiri
juga mengandung perbedaan. Matius (1:6-16) menurut 28 orang sedangkan
menurut Lukas (3:23-31) 43 orang. Jadi terdapat selisih 15 generasi.
Lantas mengapa Bibel membuat kekeliruan
seperti itu? Sejarah menyatakan bahwa bangsa Israel merasa dirinya
sebagai "bangsa pilihan" telah berabad-abad mengalami penindasan dan
penjajahan bangsa-bangsa Babilonia, Yunani, Siria dan Romawi. Oleh
karena itu mereka selalu terkenang pada zaman keemasan di bawah
kepemimpinan Daud dan berharap datangnya "Raja Israel" dari keturunan
Daud yang akan melepaskan mereka dari kesengsaraan.
Jelas bahwa pengikatan Isa-Yusuf-Daud
adalah rekayasa untuk melegitimasi bahwa Yesus adalah keturunan Daud, Al
Masih yang dinanti-nantikan sebagai juru Selamat.
YESUS DAN KONTROVERSI KELAHIRANNYA
Yesus dalam tradisi sejarah umat Islam
sebenarnya adalah Isa Al Masih putra Maryam. Sebutan "Isa" (dalam bahasa
Arab) berasal dari bahasa Ibrani dari kata "Esau". Dalam bahasa Latin
nama itu menjadi "Yesus". Munculnya nama Yesus terjadi pada peristiwa
pengadilan Isa Al Masih oleh mereka yang hadir dengan menambahkan huruf
"J" pada awal dan "S" pada akhir kata "Esau" sehingga menjadi Yesus.
Nama Yesus baru populer pada abad ke-2. Populernya nama Yesus akhirnya
menenggelamkan nama asli Esau di kalangan Kristen. Sedangkan Al Qur'an
dan umat Islam tetap mempertahankan nama Esau (Isa dalam dialek Arab).
Sedangkan kata Masyiakh, Messiah, atau
Mesyah berasal dari bahasa Arab dari kata masaha dengan tiga huruf mati
yang dikandungnyayaitu: m-s-h yang berarti mengusap. Dalam perkembangan
selanjutnya orang Yunani mengubah sebutan Messiah bagi Isa menjadi
Kristos yang berarti yang disiram dengan minyak (diurapi). Oleh orang
Eropa, Yesus disebut Christus atau Kristus, yaitu Sang Penyelamat atau
Sang Penebus Dosa.
Perdebatan Seputar "Ayah" Yesus
Keajaiban kelahiran Yesus ke dunia
menjadi bahan aktual dalam diskusi. Sebagian ada yang mengatakan bahwa
Yesus itu darah daging Yusuf tunangan Maria (Maryam). Oleh karena itu -
seperti sudah saya jelaskan (kekeliruannya) di depan - Yesus memiliki
silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang Daud. Bibel sendiri rupanya
masih bingung terhadap status "ayah" Yesus. Pada suatu kesempatan Yusuf
itu diakui sebagai tunangan Maryam (Matius 1:18), tapi dilain
kesempatan juga diakui sebagai suami Maryam (Matius 1:19). Terhadap
persoalan ini, sebagian orang Yahudi sangat ekstrem dengan menuduh bahwa
Yesus adalah anak haram, hasil hubungan gelap Maryam dengan Yusuf.
Sebagian lagi ada yang berpendirian
bahwa Yesus itu dilahirkan secara murni suci, tanpa campur tangan (unsur
jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus adalah "anak Tuhan". Tetapi
pihak yang berpendapat demikian juga bertentangan dalam memahami dan
menafsirkan kata "anak Tuhan" tersebut. Di satu pihak memahaminya secara
harfiyah (literal), bahwa Yesus adalah anak secara "biologis", yakni
anak yang kejadiannya memerlukan campur tangan Tuhan secara langsung
kepada Maryam melalui ruh yang suci. Pemikiran tersebut nantinya
melahirkan konsep ketuhanan "Trinitas": Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan
Tuhan Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak memahaminya secara kiasan
(metafora). Bahwa anak, bukan dalam pengertian "biologis" atau nasab,
melainkan kiasan saja. Pendapat seperti ini didasarkan oleh adanya
penyebutan anak yang bukan hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan
Bibel di bawah ini:
"Maka anak-anak Allah melihat, bahwa
anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil
istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai
mereka. " (Kejadian 6:2).
"Pada waktu itu orang-orang raksasa ada
di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah
menghampiri anak-anak perempuan manusia dan perempuan-perempuan itu
melahirkan anak bagi mereka." (Kejadian 6:4).
"Aku mau menceritakan tentang ketetapan
Tuhan; la berkata kepadaku: "AnakKu engkau! Engkau telah kuperanakkan
pada hari ini." (Mazmur 2:7).
"Dengan menangis mereka akan datang,
dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke
sungai-sungai, dijalan yang rata, dimana mereka tidak akan tersandung;
sebab Aku telah menjadi bapa Israel. Efraim adalah anak sulungku."
(Jeremia 31:9).
"Anak Eros, anak Set, Anak Adam, Anak Allah, "(Lukas 3:38).
"Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah ."(Roma 8:14).
"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah." (Matius 5:9).
"Aku sendiri telah berfirman;"Kamu adalah Allah, dan anak-anak yang Maha Tinggi kamu sekalian" (Mazmur 82:6).
Dari paparan ayat-ayat tersebut diatas,
jelaslah bahwa istilah "anak Alah" adalah ungkapan khas orang Yahudi
kepada umatnya, dan jumlahnya banyak, bukan hanya Yesus.
Islam Tentang Isa dan Maryam
Islam dengan tegas menolak semua
tuduhan yang tidak benar mengenai Maryam dan putranya. Islam bahkan
menjunjung tinggi keduanya. Marilah kita telaah penjelasan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam AI Qur'an:
"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata; Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa. la (Jibril) berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorangpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina. Jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam mengandungnya, laiu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh." ( QS Maryam 19:16-22)
"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)." (QS Ali lmran 3-42)
"Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya, Mereka berkata: Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan? Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah, makajadi ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus." (QS Maryam 19:27-36).
SEJARAH NATAL
Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara
istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk
memperingati hari kelahiran Isa Al Masih – yang merekasebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara
tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember,
sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga
diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April, atau 18 Mei.
Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan
sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal
25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita
simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus
sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, II (Markus dan Yohanes
tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali
diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.Maka pergilah
semua orang mendaftarkan diri, masing-masing dikotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota
Nazaret di Galileo ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena
ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan
bersamasama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya
bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki,
anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya
didalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah
penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada
masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang melaksanakan
sensus penduduk (7M = 579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibu Yesus
berasal dari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus
Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan
membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat
dari kayu).Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang
menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem.
Ketika mereka melihat bintang itu,
sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka kedalam rumah itu
dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam
masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang
memerintah tahun 37 SM-4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang
yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil
tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, II) dalam menjelaskan
kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal
25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang
di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas
bebas di padang rumput beratapkan Iangit dengan bintang-bintangnya yang
gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di
padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk
menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim
dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu
sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati
terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah
memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa ‘alaihissalam).
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS Maryam 19:3-25)
Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan
pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya.
Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S.
Peak, dalam Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible dalam
Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan Elul
(bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus - September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi oerpendapat sebagai berikut:
There is, moreover, no authority for
the belief than December 25 was the actual bithday of Jesus. If we can
give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping
watch by night in the fields near Berhlehem, the birth of Jesus did not
take place in winter, when the night temperature is so low in the hill
country ofjudea that snow is not uncommon. After much argument our
Christmas day seems to have been accepted abaut A.D.300.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah
hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya
cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam
menjaga di padang di dekat Bethlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak
di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah
sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi
banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya
kira-kira tahun 300 Masehi).
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus
dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh
Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus.
Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir
dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum
Masehi - 14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip)
menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun
37 Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar
di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang
disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu
kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus
lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah
Masehi. Antara lain kita kutip buku tulisan Rev. Dr. Charles Franciss
Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul, The Lost Years of Jesus
Revealed hal 119 sebagai berikut:
In the nineteenth century, when it
became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4
B.C., and it was recalled that, according to story in Matthew's Gospel
(2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible
"King of the Jews", had ordered all infants of two years old and under
to be killed, the birth-date of Jesus obviously had to be moved back to 4
B.C. at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B.C. as the date best
accomodating the inconsistent and even contradictory traditions,
legends, and gospels, although some historians push the date back to 8
and 10 B.C. The problem of the correct dating of Jesus' birth, life, and
death has now been raised again (due to several statements in these
Essene Scrolls) along with the related question on the deity.
(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan
akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan
setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes
memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk
membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja
orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke
belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana
lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun
ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus,
kehidupannya, dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya
keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan
Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan
dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali).
Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan
peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan
contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan
peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran
Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari
upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa
abad ke-l sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi
yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi
menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan
adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati
hari Sunday (sun = matahari; day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari
tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katholik bisa diterima
dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan
agama-budaya / penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan
kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak
Tuhan = Yesus).
Maka pada Konsili tahun 325, Konstantin
memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran
Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari)
dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan
lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan
patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama
Katolik pada abad ke- 4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut
memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses
sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme
politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun
sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno
didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, Calofornia USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah
pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam
bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata "Marad" yang artinya: "Dia
membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu
kandungnya sendiri bernama "Semiramis".
Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu
sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan
ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah
mati. Maka dibuatlah olehnya perumpaan pohon "Evergreen" yang tumbuh
dari sebatang kayu mat's.
Maka untuk memperingati kelahirannya
dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan
bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan
kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-asul pohon
Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai
"Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai
"anak suci dari surga".
Putaran zaman menyatakan bahwa
penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu",
berupa dewa "Ba-al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu dan
Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut
menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia
bernama "Cybele dan Deoius", di Roma disebut Fortuna dan Yupiter".
Bahkan di Yunani, "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia,
Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa
"Madonna" dan Iain-Iain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak),
mengalami kematian (salib) dan dipercayasebagai Juru Selamat (Penebus
Dosa):
- Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini.
- Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
- Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
- Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana'an yang terkenal juga sebagai Dewa Kesuburan.
- Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis,
Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan ain-lain.
Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka
diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia)
dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawanoahlawan Helenisme: Agis,
Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter,
Minersa, Easter.
Jadi, Konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal
25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak
zaman purba.Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada jemaat di Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? (Roma 3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka : Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang". (Matius 24:4-5).
Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang
perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme, baiklah kita
telaah Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah
biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar
terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar
terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.
Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang
dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan
emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan
goyang."
Demikianlah pandangan Bibel tentang
upacara Natal, yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaan
bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam Yeremia 10:5.
"Berhala itu sama seperti orang-orangan
di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya,
sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala
itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat."
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Christmas:
"Natal bukanlah upacara gereja yang
pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang
diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan
Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam buku yang sama, tentang "Natal Day" dinyatakan sebagai berikut:
"Di dalam kitab suci tidak ada
seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk
merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti
Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke
dunia ini."
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
"Natal bukanlah upacara gereja abad
pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah
menyelenggarakannya, dan Bibeljuga tidak pernah menganjurkannya. Upacara
ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala."
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan:
"Menurut para ahli, pada abad-abad
permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya
umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja,
dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..."
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam
kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus)
.. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai
diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat
memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus,
yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran
Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."
PANDANGAN TIGA AGAMA TENTANG YESUS
Yahudi - Yesus lahir dari perbuatan zina; mengaku menjadi Mesias yang dinantikan bani Israel.
- Yesus layak mati disalib sebagai hukuman terhadap pengakuannya sebagai Mesias.
Kristen
- Yesus adalah Tuhan putra, pribadi kedua Tuhan.
- Yesus mengalami kematian di kayu salib untuk menebus dosa warisan umat manusia.
Islam
- Yesus lahir karena ketentuan Allah (kalimat Allah), dilahirkan ibundanya, Siti Maryam binti Imran dalam keadaan suci (fitrah).
- Yesus adalah salah seorang utusan Allah, bukan Tuhan, sebagaimana penjelasan surat Al Maidah 5:73.
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan tertimpa siksaan yang pedih."
3. Yesus diselamatkan Allah dari kematian di kayu salib.
MENATA SIKAP
Dengan menyadari segala kekeliruan dogma
seperti yang telah saya paparkan di atas, maka sepantasnya jika kita
memperbaharui keyakinan kita.
Pertama, bahwa Yesus bukan "anak Tuhan", dan bukan "Tuhan" itu sendiri.
Kedua, Yesus
(Isa Al Masih putra Maryam), tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember.
Penetapan kelahiran beliau pada tanggal tersebut hanyalah hasil adopsi
ajaran paganisme politheisme.
Ketiga, sikap
toleransi terhadap agama-agama bukan berarti meyakini, apalagi
mengikuti, ajaran agama-agama tersebut. Maka, selalu relevan untuk
memahami Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Perayaan Natal Bersama.
Keempat, oleh
karena itu, keyakinan bahwa "25 Desember adalah hari lahir Tuhan
Yesus", yang terbukti batal itu, tidak sah dijadikan propaganda
toleransi. Artinya arti toleransi menjadi salah jika masuk pada wilayah
membenarkan keyakinan agama lain. Maka aplikasi dari sikap ini adalah
bahwa umat Islam sama sekali tidak berhak ikut, bahkan menyambut atau
berpartisipasi, terhadap perayaan Natal yang dibesar-besarkan gaungnya
setiap Desember.
0 komentar: