Pria berjuluk “jagal Sabra dan Shatila” itu sudah tujuh tahun koma dan terbujur kaku di rumah sakit di Beersheba, Israel. Meski tubuhnya "mati" tapi otak Sharon masih berfungsi dan merespons situasi di sekitarnya.
Hidup Segan Mati Tak Mau
Dilansir Reuters, Senin (28/01/2013), keanehan itu terungkap dalam pemindaian Magnetic Resonance Index (MRI) oleh tim dokter gabungan Israel-Amerika pada Minggu, 27 Januari 2013 silam. Dalam pemindaian tersebut, diketahui bahwa otak Sharon menunjukkan derajat kesadaran penuh.
Alon Friedman, ahli syaraf di Soroka Medical Centre, Beersheba, Israel, mengatakan walaupun hasil MRI menunjukkan tanda positif kesembuhan, namun dirinya tidak terlalu berharap banyak.
“Kemungkinan untuk dia bisa bangun lagi sangat-sangat kecil. Hampir tidak ada harapan,” ujar Friedman.
Dalam pemindaian yang dilakukan selama dua jam, tes MRI menemukan adanya aktivitas otak Sharon saat ditunjukkan foto keluarganya dan diminta membayangkan rumahnya. Otak Sharon juga merespons saat mendengar suara anaknya, Gilad Sharon, yang saat itu mendampingi ayahnya.
“Walaupun sedang koma, dia mungkin masih mendengar dan beberapa informasi penting masuk ke otaknya dan diproses,” lanjut Friedman.
Bagi Israel Sharon dinilai berjasa, tapi bagi umat Islam di seluruh dunia Sharon dikutuk karena bertanggung jawab atas pembantaian ribuan umat muslim di Shabra dan Shatila Lebanon pada 1982 silam.
0 komentar: