Bahkan belum lepas dari ingatan kita mengenai perayaan valentine yang disambut dengan ratusan paket kondom di beberapa minimarket di sebagian pelosok Ibukota. Prespektif valentine sebagai hari berkasih sayang inilah yang menjadikan berbagai pihak ikut memanfaatkan momen ini,terutama dalam segi bisnis. Padahal,sudah jelas perayaan ini sudah difatwakan haram oleh Ulama dan dianggap sebagai virus yang berpotensi merusak aqidah ummat.
Valentine acapkali digadang-gadangkan sebagai hari kasih sayang sedunia.Stigma ini dilandaskan pada background historis hukuman penggal saint Valentino. Saint Valentino ketika itu memperbolehkan hubungan cinta antara tentara kerajaan romawi dengan kekasihnya,namun hal itu menjadi larangan kaisar pada semua bala tentara. Atas ‘pembangkangan’ inilah,maka pendeta tersebut dipenggal oleh kaisar.Background historis inilah menjadi rujukan hari kasih sayang bagi para pengusung valentine di dunia barat.Lalu bagaimana ummat islam merujuk valentine sebagai hari kasih sayang?
Kasih sayang dalam Islam amatlah luas.Bahkan Rasulullah saw. bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani). Kasih sayang dalam sudut pandang islam tak pernah terbatas dalam perayaan/seremonial belaka.seorang muslim secara tidak langsung telah berkasih sayang di setiap ucapan salamnya. Bahkan Rasulullah adalah sebaik-baiknya teladan kita dalam berkasih sayang,dimana hingga dipenghujung ajal Beliau masih menyangi kita dengan berujar “Ummati,ummati,ummati”.
Oleh karenanya,bila ada seorang muslim mempunyai prespektif Valentine sebagai Seremonial Berkasih sayang antar manusia bisa dibilang sebagai prespektif yang sempit dan ketinggalan zaman, karena Islam sudah jauh-jauh mengajarkan praktek berkasih sayang.Islam tidak melarang berkasih sayang.Islam hanya menunjukkan tata cara berkasih sayang yang sesuai dengan pedoman al-Qur’an dan Sunnah kepada Ummatnya agar tak menjadi sekumpulan kaum yang berkasih sayang yang termaktub dalam Kitabullah : “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).
0 komentar: