::
Start
sumber informasi dan persahabatan

Navbar3

Search This Blog

Jumat, 17 Februari 2012

Liberalisme dan Sekularisme di Perguruan Tinggi Islam, Tantangan Terbesar


Tantangan terbesar justru liberalisme dan sekularisme di sejumlah perguruan tinggi Islam.
Perkembangan paham pluralisme dan liberalisme sudah sangat mengkhawatirkan.
Inilah beritanya.
***


Liberalisme Bahaya Laten
Mohammad Akbar
Resistensi umat Islam sudah sangat tinggi.
TRAWAS — Paham liberal agama yang mengotori pemikir an Islam dinilai sebagai bahaya laten yang sangat membahayakan umat. Paham ini terus merangsek akidah umat dan menjamur hingga ke tingkat perguruan tinggi.
“Strategi paham liberal ini adalah mendekonstruksi konsep Islam yang sudah mapan untuk disejajarkan dengan (konsep pemikiran) Barat,” kata Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Ci vilizations (Insists), Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, pada per temuan tahunan Insists Network di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (18/12).
Dalam penilaian Hamid, paham liberal dikategorikan sebagai bahaya laten karena pemikiran semacam ini selalu ada di setiap tempat dan zaman. “Tetapi, hal ini tidak pernah disadari orang,” ujarnya.
Dalam salah satu artikelnya, Hamid juga menjelaskan bahwa dalam liberalisme pemi kiran keagamaan ini masalah yang pertama dipersoalkan adalah konsep Tuhan (teologi), kemudian doktrin atau dogma agama. Setelah itu, paham ini mempersoalkan dan memisahkan hubungan agama dan politik (sekularisme).
“Akhirnya liberalisme pemikiran keagamaan menjadi berarti sekularisme dan dipicu oleh gelombang pemi kiran posmodernisme yang menjunjung tinggi pluralisme, persamaan (equality), dan relativisme. Paham ini yang sekarang dihadapi oleh masyarakat awam dan masyarakat akademik,” tutur Hamid.
Tantangan terbesar justru liberalisme dan sekularisme di sejumlah perguruan tinggi Islam. “Lang kah yang dilakukan tak hanya sekadar afirmasi, tetapi perlu usaha legasi, yakni kritik terhadap konsep yang telah ter campur dari Barat,” kata Hamid.
Penguatan jaringan
Pertemuan tahunan yang digelar di Trawas selama tiga hari, sejak Jumat (16/12) hingga Ahad (18/12), juga tujuan utamanya sebagai penguatan internal dengan jaringan Insists di pelbagai daerah untuk me redam paham liberalisme agama. Sebab, resistensi masya rakat terhadap paham liberal sudah sangat tinggi.
Dasar penilaiannya itu merujuk pada semakin banyaknya mahasiswa yang secara tegas berbeda pandangan dengan dosen yang menyebarkan paham liberal. Selain itu, sejak 2004 lebih dari 500 workshop yang dilakukan Insists di pelbagai kampus dan ormas Islam di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Persatuan Islam (Persis), Tiar Anwar Bachtiar, menyatakan perkembangan paham pluralisme dan liberalisme sudah sangat mengkhawatirkan. Persis ikut menjadi target.
Di Persis kondisinya juga begitu dan patut diwaspadai. Memang dibandingkan ormas lainnya, arus liberal ini tidak masuk secara intensif

0 komentar: