Pasukan Zionis ‘Israel’ terus membombardir Jalur Gaza pada Ahad (18/11) sore kemarin. Maan News melaporkan, 30 orang Palestina tewas dalam serangan udara kemarin, termasuk 14 wanita dan anak-anak.
Sebanyak sebelas warga Palestina, termasuk empat orang wanita dan empat anak-anak dilaporkan terbunuh ketika sebuah rudal Zionis menghancurkan rumah al-Dalou di Syeikh Ridwan di kota Gaza kemarin sore.
Sayap militer Hamas merespons serangan-serangan Zionis dengan menembakkan rudal ke arah Tel Aviv. Menurut sumber Zionis, rudal itu berhasil dicegah oleh perisai pertahanan Iron Dome-nya. Brigade Al-Qassam juga mengatakan para pejuangnya berhasil membombardir pangkalan-pangkalan militer Zionis dan kapal tempur Zionis sebagai balasan atas serangan Zionis ke rumah al-Dalou.
Ahad kemarin, dua orang pria dilaporkan mati syahid ketika sedang shalat di kamp pengungsi Nuseirat dan dua orang lainnya tewas dalam serangan lain di Syuja’iyah, kota Gaza. Penjajah Zionis juga menyerang kamp pengungsi al-Maghazi, al-Bureij dan Asy-Syati’. Dalam serangan biadab ini, tiga orang dilaporkan tewas, termasuk seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dan bayi laki-laki 18 bulan.
Kamp pengungsi Asy-Syati’ adalah tempat tinggal Perdana Menteri Ismail Haniyah.
Di Gaza Utara, dua balita dan seorang wanita berusia 52 tahun juga dilaporkan terbunuh. Seorang pria dan anak remaja juga terkena serangan rudal Zionis yang menghantam mobil mereka. Di Selatan Gaza, seorang pria dilaporkan mati syahid.
Hussein Jalal Nasr yang baru berusia delapan tahun tewas dalam sebuah serangan yang mengenai rumahnya di Utara kota Gaza. Penjajah Zionis juga membom sebuah rumah di Rafah hingga menewaskan Sabha Mahawish al-Hashash, nenek berumur 60 tahun, dan melukai seorang pria dan bayi perempuan.
Dua orang lainnya dilaporkan tewas dalam serangan lain di Rafah, Gaza Selatan. Pihak medis mengindentifikasi salah satu korban bernama Mahmoud Sami Shaath, 20. Sebelum serangan-serangan yang terjadi sore kemarin ini, penjajah Zionis membombardir wilayah Tel al-Hawa di kota Gaza dan membunuh dua orang. Sebelumnya mereka menyerang gedung al-Safina di kota Gaza dan membunuh seorang warga sipil.
Rumah sakit Al-Karama di Madinah Gaza mengalami kerusakan parah akibat terkena serangan udara di dekatnya. Pesawat jet F16 Zionis menembakkan empat rudal ke rumah seorang pemimpin militer Hamas, Nafith Sbeih di al-Daraj, kota Gaza. Pesawat tak berawak Zionis sebelumnya menembakkan dua rudal ke rumah itu.
Pesawat-pesawat tempur Zionis juga menyasar rumah salah seorang pemimpin Brigade Al-Qassam, Marwan Isa di pusat kota Gaza. Secara keseluruhn 79 warga Palestina dilaporkan tewas setelah penjajah Zionis meluncurkan operasi Pilar Awan (Pillar of Cloud) Rabu (14/11).
Apa Kata Netanyahu dan Obama
Sementara itu, PM Zionis Benjamin Netanyahu mengatakan, pihaknya berusaha meyakinkan para pemimpin dunia bahwa Zionis berusaha menghindari korban warga sipil.
Pada sebuah konferensi pers saat mengunjungi ibukota Thailand, Bangkok, Presiden AS, Barack Obama mengatakan, “Israel mempunyai hak untuk berharap tidak ada rudal yang ditembakkan ke wilayahnya.”
Dia menambahkan, “Jika ini dapat diselesaikan tanpa melibatkan aktivitas militer di Gaza maka kondisinya lebih baik. Tidak hanya untuk rakyat Gaza tapi juga untuk warga Israel karena kehadiran pasukan Israel di Gaza menimbulkan risiko kematian atau terluka.”
Obama mengatakan, ia terus melakukan kontak dengan pemimpin Mesir dan Turki untuk memastikan mediasi antara ‘Israel’ dan Hamas. “Kita akan lihat progresnya dalam waktu 24, 36, atau 48 jam ini,” imbuhnya.
Para pejabat Zionis menyangkal laporan yang mengatakan bahwa negosiator Israel sudah terbang ke Kairo untuk membicarakan gencatan senjata.
Pada awal pemerintahan periode pertamanya, dengan persetujuan Kongres Amerika Serikat, Presiden Barrack Obama menandatangani kontrak bantuan militer untuk Zionis Israel selama 10 tahun (2009-2019) sebesar USD30 miliar. Itu artinya, setiap tahun rakyat Amerika, termasuk kaum Musliminnya, memberikan uang pajaknya sebesar USD3 miliar (Rp 25,8 triliun) sampai tahun 2019 nanti, bahkan sesudah Obama berhenti jadi presiden.
Dana rutin itu belum termasuk bantuan militer yang sewaktu-waktu bisa diminta oleh Zionis Israel, belum termasuk bantuan ekonomi dan pendidikan.* (
0 komentar: