Bilour juga mengundang Thaliban dan Al-Qaidah untuk berpartisipasi dalam sayembara itu.
Pernyataan Bilour langsung mendapat kecaman dari Negeri Paman Sam. Pemerintah Pakistan pun terlihat menjauhkan diri ketika dimintai keterangan mengenai pernyataan Bilour.
“Presiden dan Menteri Luar Negeri AS mengatakan, mengecam video ini, namun mereka tidak membenarkan pula akan adanya aksi kekerasan untuk menyikapi isu tersebut. Maka dari itu, ucapan Bapak Bilour sangat tidak pantas. Kami tahu, para pejabat di kantor Perdana Menteri Pakistan tidak mendukung pernyataan itu,” ujar Kementerian Luar Negeri AS, seperti dikutip BBC, Senin (24/9/2012).
Usai film SARA itu muncul ke publik, sentimen anti-AS pun semakin meningkat di berbagai negara. Demonstrasi dan serangan di kantor Kedubes AS terjadi di Mesir, diikuti pula oleh demonstran di Libya, Yaman, Kuwait, Tunisia, Aljazair, Inggris, Yunani, Hong Kong, Pakistan, Bangladesh, Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia, Australia, dan lainnya.
Hanya dalam sepekan, protes anti-AS makin menyebar ke negara-negara lain yang berada di kawasan Asia dan Eropa.
AS langsung memasang iklan di televisi lokal Pakistan untuk meredam aksi protes di negara tersebut.
Kedubes AS di Islamabad dikabarkan menghabiskan dana sekira USD 70 ribu atau Rp670 juta untuk menyiarkan iklan yang menampilkan Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.
Kementerian Luar Negeri AS memandang iklan itu sebagai cara yang baik untuk menyampaikan pesan ke jutaan warga Pakistan. AS juga sudah memberlakukan travel warning kepada warganya yang ingin pergi ke Pakistan.
0 komentar: