Kami
angkat risalah ini (Insya Allah secara ber-seri) kehadapan pembaca,
untuk menjabarkan secara mendetail sebuah tatanan konspirasi Yahudi
melalui agama Syi’ah yang sepintas lalu menampakkan label Islam yang
pada hakikatnya merupakan seruan untuk berbondong-bondong menuju
panasnya Jahannam. Dikarenakan pula wabah Syi’ah yang kini semakin
merebak di tengah-tengah ummat khususnya di Lombok. Telah sampai kepada
kami informasi bahwa pada sebuah penampungan imigran di Lombok terdapat
158 Syi’i (orang Syi’ah). Maka kita tidak perlu heran kalau mereka
lari dari peperangan dan taman surga yang dijanjikan Allah bagi mereka
yang terbunuh dalam perang karena-Nya, sebab mereka adalah orang-orang
munafik hasil didikan Yahudi untuk menggembosi pejuang-pejuang Islam.
Dan pada seri yang pertama ini kami hadirkan kepada pembaca tentang cikal bakal munculnya Syi’ah sebagai pengantar untuk menyelami hakikat mereka lebih dalam lagi dan mengungkap borok-borok mereka kepada ummat. Semoga kita dapat menjumpai Allah dengan hati yang salim.
Prakarsa seorang Yahudi menelurkan Syi’ah
Adalah
orang-orang Yahudi yang pertama kali menebarkan racun di dalam agama
Islam ini untuk memalingkan putra-putra Islam dari agama dan aqidah yang
lurus. Dan adalah Abdullah bin Saba’
seorang Yahudi gembong munafik yang menyembunyikan kekufuran dan
menampakkan keislaman yang geram melihat Islam tersiar dan tersebar di
jazirah Arab, di Imperium Romawi, negeri-negeri Persia sampai ke Afrika
dan masuk jauh di Asia, bahkan sampai berkibar di
perbatasan-perbatasan Eropa. Ibnu Saba’ ingin menghadang langkah Islam
supaya tidak mendunia dengan merencanakan makar bersama Yahudi San’a (Yaman)
untuk mengacaukan Islam dan ummatnya. Mereka menyebarkan
orang-orangnya termasuk Ibnu Saba’ sendiri ke berbagai wilayah Islam
termasuk ibukota Khalifah, Madinah Nabawiyah. Mereka mulai
menyulut fitnah dengan memprovokasi orang-orang lugu dan berhati sakit
untuk menentang Khalifah Utsman. Pada waktu itu juga memperlihatkan
rasa cinta kepada ‘Ali bin Abi Thalib Rhadhiallahu ‘anhu. Mereka mengaku dan mendukung kelompok ‘Ali, padahal ‘Ali tidak ada sangkut pautnya dengan mereka.
Fitnah
ini terus menggelinding. Mereka mencampur pemikiran mereka dengan
aqidah-aqidah yang rusak. Dan mereka menyebut diri sebagai “Syi’ah ‘Ali” (pendukung
‘Ali), padahal ‘Ali membenci mereka bahkan ‘Ali sendiri telah
menghukum mereka dengan siksaan yang pedih, begitu pula putra-putra
dari keturunan ‘Ali membenci dan melaknat mereka, akan tetapi kenyataan
ini ditutup-tutupi serta kemudian diganti secara lici dan keji.Pada
waktu itu Persia (Majusi) juga menyimpan dendam kesumat karena di zaman
Khalifah ‘Umar bin Khattab negeri kufur mereka hancur di saat puncak
kejayaannya oleh ‘Umar sendiri, demikian pula Yahudi yang diusir dari
Madinah oleh beliau. Maka bertemulah Majusi dan Yahudi menyatukan
rencana mereka untuk menumpas Islam dari dalam.
Pengakuan tokoh-tokoh besar Syi’ah
Seorang ‘Ulama Syi’ah pada abad 3 H Abu Muhammad Al-Hasan bin Musa An-Nubakhti mengatakan dalam kitabnya “Firaq Asy-Syi’ah” :
“Abdullah bin Saba’ adalah orang yang menampakkan cacian kepada abu
Bakar, ‘Umar dan Utsman serta para sahabat, ia berlepas diri dari mereka
dan mengatakan bahwa ‘Ali telah memerintahkannya berbuat demikian.
Maka ‘Ali menangkapnya dan menanyakan tentang ucapannya itu, ternyata
ia mengakuinya, maka ‘Ali memerintahkan untuk membunuhnya. Orang-orang
berteriak kepada ‘Ali, “Wahai Amirul mukminin! Apakah Anda akan
membunuh seorang yang mengajak untuk mencintai Anda, ahlul bait,
keluarga Anda dan mengajak untuk membenci musuh-musuh Anda?” Maka ‘Ali
mengusirnya ke Madain (ibukota Iran waktu itu). Dan sekelompok
ahli ilmu dari sahabat ‘Ali mengisahkan bahwa Ibnu Saba’ adalah
seorang Yahudi lalu masuk Islam dan menyatakan setia kepada ‘Ali.
Ketika masih Yahudi ia berkata bahwa Yusa’ bin Nun adalah Washi
(penerima wasiat) dari Nabi Musa ‘Alaihissalam -secara berlebihan-
kemudian ketika Islamnya, setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam ia mengatakan tentang ‘Ali sebagai penerima wasiat
dari Rasulullah (sebagaimana Musa kepada Yusa’ bin Nun). Dia adalah
orang pertama yang menyebarkan faham tentang Imamah ‘Ali, menampakkan
permusuhan terhadap musuh-musuh ‘Ali (yang tidak lain adalah para
Sahabat yang dicintai ‘Ali) dan mengungkap para lawannya. Dari sanalah
orang-orang diluar Syi’ah mengatkan bahwa akar masalah “Rafdh” (menolak
selain Khalifah ‘Ali) diambil dari Yahudi. Ketika kabar kematian ‘Ali
sampai ke telinga Ibnu Saba’ di Madain dia berkata kepada yang membawa
berita duka, “Kamu berdusta, seandainya engkau datang kepada kami dengan
membawa (bukti) otaknya yang diletakkan dalam 70 kantong dan saksi
sebanyak 70 orang yang adil, kami tetap meyakini bahwa dia (‘Ali) belum
mati dan tidak terbunuh. Dia tidak mati sebelum mengisi bumi dengan
keadilan.”
Demikianlah ucapan orang yang dipercaya oleh semua orang Syi’ah dalam bukunya “Firaq Asy-Syi’ah” [hal. 43-44. Cet Al-Haidariyah,Najef 1379 H]. Ucapan senada juga diungkapkan oleh Abu Umar Al-Kasysyi, ulama Syi’ah abad 4 H dalam bukunya yang tersohor “Rijal Al-Kasysyi” [hal. 101. Mu’assasah Al-A’lami. Karbala Iraq].
Kini setelah lebih dari seribu tahun sebagian Hakham (pemimpin
ulama) Syi’ah mengingkari keberadaan sosok Ibnu Saba’ dengan tujuan
supaya tidak terbongkar kebusukan mereka. Di antara yang mengingkarinya
adalah Muhammad Al-Husain Ali Kasyf Al-Ghitha di dalam kitabnya “Ashl Asy-Syi’ah wa ashuluha.”
Namun anehnya banyak sekali kitab-kitab Syi’ah yang mengukuhkan
tentang keberadaan Ibnu Saba’ sebagai peletak batu pertama agama
Syi’ah. Sebagian ulama Syi’ah kontemporer telah mengubah pola mereka
dan mulai mengakui adanya tokoh Ibnu Saba’, setelah bukti tampak di
depan mata mereka dan tidak bisa lagi mengelak. Mengelak harganya
sangat mahal bagi mereka sebab konsekuensinya adalah menganggap cacat
sumber-sumber agama mereka.karena itu Muhammad Husain Az-Zen seorang
Syi’ah kontemporer mengatakan, “Bagaimanapun juga Ibnu Saba’ memang
ada dan dia telah menampakkan sikap ghuluw (melampaui batas),
sekalipun ada yang meragukannya dan menjadikannya tokoh dalam khayalan.
Adapun kami sesuai dengan penelitian terakhir maka kami tidak
meragukan keberadaannya dan ghuluwnya.” [Asy-Syi’ah wa At-Tarikh, hal. 213].
Kemiripan dua saudara kembar,Syi’ah dan Yahudi
Persinggungan antara aqidah Syi’ah dan aqidah Yahudi yang kotor itu bisa dilihat dari poin-poin berikut :
- Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin.Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Sahabat menghapus sepuluh ribu lebih ayat
- Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina [QS. Maryam : 28], Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap istri Rasulullah ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II 34)”
- Yahudi mengatakan, “kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja”. [QS. Al-Baqarah : 80] Syi’ah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci “Fashl Kitab (hal.157)”
- Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah tadinya tidak tahu, begitu juga dengan Syi’ah
- Yahudi beranggapan bahwa ucapan “amin” dalam shalat adalah membatalkan shalat. Syi’ah juga beranggapan yang sama.
- Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita lima puluh shalat” Begitu pula dengan Syi’ah.
- Yahudi keluar dari shalat tanpa salam,cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkan pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan hal yang sama.
- Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.
- Yahudi berkata “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud”. Syi’ah berkata,” tidak layak Imamah iut melainkan pada ‘Ali dan keturunanannya”
- Yahudi mengakhirkan Shalat hingga bertaburnya bintang-bintang di langit. Syi’ah juga mengakhirkan Shalat sebagaimana Yahudi
- Yahudi mengkultuskan Ahbar (‘ulama) dan Ruhban (para pendeta) mereka sampai tingkat ibadah dan menuhankan.Syi’ah begitu pula, bersifat Ghuluw (melampaui batas) dalam mencintai para Imam mereka dan mengkultuskannya hingga di atas kelas manusia.
- Yahudi mengatakan Ilyas dan Finhas bin ‘Azar bin Harun akan kembali (reinkarnasi) setelah mereka bedua meninggal dunia. Syi’ah lebih seru, mereka menyuarakan kembalinya (reinkarnasinya) ‘Ali, Al-Hasan, Al-Husain, dan Musa bin Ja’far yang dikhayalkan itu.
- Yahudi tidak Shalat melainkan sendiri-sendiri, Syi’ah juga beranggapan yang sama, ini dikarenakan mereka meyakini bahwa tidak ada Shalat berjama’ah sebelum datangnya “Pemimpin ke-dua belas” yaitu Imam Mahdi.
- Yahudi tidak melakukan sujud sebelum menundukkan kepalanya berkali-kali, mirip ruku. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
- Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah.
- Yahudi mengharamkan makan kelinci dan limpa dan jenis ikan yang disebut jariu dan marmahi. Begitu pula orang-orang Syi’ah.
- Yahudi tidak menghitung Talak sedikitpun melainkan pada setiap Haid. Begitu pula Syi’ah.
- Yahudi dalam syari’at Ya’qub membolehkan nikah dengan dua orang wanita yang bersaudara sekaligus. Syi’ahjuga membolehkan penggabungan (dalam akad nikah) antara seorang wanita dengan bibinya.
- Yahudi tidak menggali liang lahad untuk jenazah mereka. Syi’ah Rafidhah juga demikia.
- Yahudi memasukkan tanah basah bersama-sama jenazah mereka dalam kain kafannya demikian juga Syi’ah Rafidhah.
- Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan,”tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam Mahdi datang.
[kitab Badzl Al-Majhud fi Itsbat Musyabahah Ar-Rafidhah li Al-Yahud , oleh Abdullah Al-jamili]
Ini
adalah setetes air dari luasnya samudra tentang kemiripan mereka
dengan Yahudi, karena sesungguhnya Syi’ah merupakan aqidah campuran
dari Yahudi, Nashrani, Persi (Majusi), Romawi dan Hindu. Mereka aduk
unsur-unsur itu bagaikan adonan lalu dituangkan
dalam satu cetakan kemudian diletakkan dalam suatu kemasan dan
disajikan dengan nama “Syi’ah”.Maka jelaslah sudah, sebagaimana
jelasnya mentari yang tak diselimuti awan bahwa “ Syi’ah adalah Yahudi
dan Yahudi adalah Syi’ah”. Akan lebih jelas lagi bagi Anda tentang apa
dan bagimana Syi’ah dalam andilnya menghancurkan Islam Serta membuka
jalan bagi musuh-musuh Islam jika Anda menyimak seri-seri selanjutnya
tentang Syi’ah
0 komentar: