Perdana Menteri Erdogan, sebelum
kunjungannya ke Mesir, ia menelepon Obama dan Putin. Seperti biasanya,
ia pun menyerukan perdamaian di saat konferensi pers bersama yang
diselenggarakan bersama dengan rekan Mesirnya, Muhammad Mursi. Erdogan
yang bekerja tanpa rasa lelah dan bosan untuk kepentingan rencana
Amerika terkait proyek dua negara di Palestina menjelaskan dengan
telanjang bahwa serangan entitas Yahudi merupakan penghalang bagi solusi
ini. Pertanyaan yang muncul adalah: “Bagaimana bisa seorang penguasa
Muslim melihat bahwa serangan entitas Yahudi sebagai penghalang bagi
proyek dua negara yang jelas-jelas merupakan proyek kotor Amerika di
Palestina? Apakah darah suci kaum Muslim yang ditumpahkan sejak tahun
1948 sampai hari ini tidak memiliki nilai di mata para penguasa ini?
Setelah kembalinya Erdogan ke Turki, di
saat menghadiri pertemuan partai, ia mengatakan: “Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan telah membuat beberapa resolusi sejak
awal berdirinya sampai hari ini, hanya saja belum ada penerapan sanksi
apapun, khususnya terhadap Israel. Sehingga, untuk alasan itu, saya bisa
mengatakan bahwa saya tidak percaya akan keadilan PBB.”
Mendengar pernyataan ini, kami bertanya
pada Erdogan: “Jika Anda benar-benar tidak percaya pada PBB, mengapa
Anda mengundang mereka untuk menjadi bagian dari masalah Suriah.”
Padahal hilangnya keadilan PBB adalah fakta yang jelas, karena lembaga
ini didirikan dengan tujuan untuk menjaga kepentingan Barat dan Amerika.
Sehingga lembaga ini sekarang pun bekerja untuk tujuan tersebut.
Jelasnya bahwa perkataan Anda tidak percaya akan keadilan PBB adalah
palsu. Allah SWT berfirman: “Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan kecuali dusta.” (TQS. Al-Kahfi [18] : 5).
Erdogan juga menambahkan pada pertemuan
yang sama, bahwa “Kami memiliki tiga pilihan, yaitu melakukan intervensi
dengan kekuatan kami, dengan lisan kami, dan kami mengingkarinya dengan
dengan hati kami…. Hari ini mereka, namun besok adalah kami. Sehingga
jika kita mati, maka kita mati sebagai pahlawan.” Terkait pernyataannya
ini, kami katakan sebagai berikut: “Mengingkari dengan hati merupakan
perbuatan baik, namun itu perbuatan laki-laki lemah atau perempuan yang
tidak berdaya dan kekuatan. Melakukan perubahan dengan lisan adalah
perbuatan baik yang dilakukan oleh kaum Muslim, kelompok dan
partai-partai Islam yang benar, yang berani menyerukan kebenaran tanpa
rasa takut karena Allah akan celaan para pencela. Adapun melakukan
perubahan dengan kekuatan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh para
negarawan dan ahlun nushrah yang
memiliki pengaruh dan kekuatan riil. Perbutan itu harus berupa
pengusiran entitas Yahudi di Tanah Suci, tanpa sedikit pun mengakuinya,
dan mengirim tentara Islam untuk mewujudkannya.
Setelah semua ini, pekerjaan baik apakah
yang Anda berharap ridha Tuhanmu, wahai Perdana Menteri? Jika Anda
melakukan salah satu dari perbuatan itu, maka Anda akan hidup di dunia
dalam kemuliaa, dan mati dalam kemuliaan, serta beruntung dengan
mendapatkat pahala di akhirat. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa
yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh
dinaikkan-Nya . Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka
azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (TQS. Fathir [35] : 10).
0 komentar: