Jalur Gaza semakin bersimbah darah.
Meski dikecam para pemimpin seluruh dunia, terutama negara-negara Islam,
aksi rezim Zionis itu tak berhenti memberangus bangsa Palestina.
Sejak Rabu pekan lalu hingga Selasa
(20/11) kemarin, roket Israel telah menghantam 1.400 titik di kota Gaza.
Dengan dalih menghancurkan markas Hamas yang mereka anggap teroris,
Israel telah menewaskan 120 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Kebanyakan serangan Israel dilakukan dari udara menggunakan pesawat tempur F-16, dibantu oleh kapal perang yang bersiaga di perairan Gaza. Sementara itu, menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pejuang Hamas telah menembakkan 544 roket ke wilayah Israel. Sebanyak 290 di antaranya gagal mendarat karena ditangkal oleh sistem pertahanan Iron Dome.
Kebanyakan serangan Israel dilakukan dari udara menggunakan pesawat tempur F-16, dibantu oleh kapal perang yang bersiaga di perairan Gaza. Sementara itu, menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pejuang Hamas telah menembakkan 544 roket ke wilayah Israel. Sebanyak 290 di antaranya gagal mendarat karena ditangkal oleh sistem pertahanan Iron Dome.
Agresi Israel atas Gaza dimulai dengan
penyerangan dari udara yang menggugurkan Komandan Militer Hamas Ahmed
al-Jabari. Serangan tersebut lantas diteruskan dengan serangan-serangan
lainnya yang menggugurkan banyak warga sipil Gaza.
Israel mengklaim, serangan mereka
berhasil menghancurkan ratusan gudang senjata Gaza, termasuk bunker yang
menyimpan persediaan roket Grad yang mampu mencapai jarak 40 km. Israel
juga mengaku telah menghancurkan banyak roket Fajr-5 buatan Iran yang
bisa masuk ke wilayah Israel sedalam 60 km.
Saat Mesir menggalang upaya diplomatik
untuk gencatan senjata, pihak Israel malah bersiap melakukan invasi
darat ke Gaza. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Israel untuk Amerika
Serikat, Michael Oren.
Menurut Oren, invasi darat adalah cara
terakhir untuk membasmi Hamas jika solusi diplomatis tidak dihasilkan.
"Persenjataan berat seperti tank, artileri dan infanteri telah kami
tempatkan di dekat perbatasan dengan Gaza," ujarnya. Ia menambahkan,
sebanyak 75.000 tentara Israel telah ditugaskan untuk mengepung
Palestina, dan setengahnya telah disiagakan di perbatasan.
Menghadapi rencana serangan darat itu,
pemimpin Hamas Khaled Meshaal tidak merasa jerih. "Kami tidak ingin
peningkatan ketegangan, atau perang di darat. Tapi jika itu terjadi,
kami tidak takut dan tidak akan mundur," tegasnya.
Upaya diplomasi untuk menghentikan kekerasan di Gaza masih terus dilakukan. Kemarin, Sekjen PBB Ban Ki-moon dan delegasi Israel menyambangi Mesir untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata. Mesir sebagai pihak mediator mengaku optimis pembicaraan tiga pihak akan berlangsung positif.
Upaya diplomasi untuk menghentikan kekerasan di Gaza masih terus dilakukan. Kemarin, Sekjen PBB Ban Ki-moon dan delegasi Israel menyambangi Mesir untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata. Mesir sebagai pihak mediator mengaku optimis pembicaraan tiga pihak akan berlangsung positif.
Menurut pihak Mesir, Hamas setuju
gencatan senjata, jika Israel menghentikan agresinya, menghentikan
pembantaian dan mencabut blokade Gaza.
Hujan Kutukan
Tragedi di Jalur Gaza itu mengundang solidaritas masyarakat internasional. Aksi protes pun bermunculan di mancanegara. Para pemrotes, walau berbeda gaya dan pendekatan, memiliki sikap yang sama: serangan apapun yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah dan tidak bersenjata patut dikutuk.
Tragedi di Jalur Gaza itu mengundang solidaritas masyarakat internasional. Aksi protes pun bermunculan di mancanegara. Para pemrotes, walau berbeda gaya dan pendekatan, memiliki sikap yang sama: serangan apapun yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah dan tidak bersenjata patut dikutuk.
Walau berdalih membalas tembakan
ratusan roket Hamas dari Gaza, serangan udara Israel sejak 14 November
2012 telah mengundang kemarahan karena turut menggugurkan banyak warga
sipil, termasuk anak-anak Palestina. Tidak kurang, para aktivis di Korea
Selatan, pemuka umat Yahudi di Amerika Serikat, hingga anak-anak
sekolah di Indonesia menyuarakan sikap yang sama: menentang serangan
brutal Zionis.
Demonstrasi massal hingga doa bersama
berlangsung di beberapa tempat sejak akhir pekan lalu. Ratusan unjuk
rasa dalam beberapa hari terakhir telah digelar secara serentak, tidak
saja di negara-negara Islam maupun negara-negara yang mayoritas
berpenduduk Muslim seperti di Indonesia, Iran, Tunisia, Yaman, Mesir,
dan Aljazair. Warga di Australia, Italia, Korea Selatan, Spanyol dan
lain-lain pun kompak menyuarakan kemarahan atas Israel.
Seorang warga Korea Selatan pun
menyatakan solidaritasnya bagi warga Palestina dengan ikut
berdemosntrasi di luar kedutaan Israel di Seoul. "Kalian tidak boleh
memaksa warga Palestina jadi korban. Kalian tidak boleh membunuh
anak-anak di mana pun," tegas aktivis tersebut.
Seruan serupa juga dilontarkan warga
Australia saat ikut berdemonstrasi di Kota Sydney. "Israel tengah
menerapkan kebijakan yang membantai banyak orang di Gaza," kata wanita
bernama Sylvia Hale, mantan anggota parlemen dari Partai Hijau.
Sebagian publik di Amerika Serikat pun
menyuarakan simpati yang sama. Saat pemerintahnya menyatakan dukungan
kepada Israel, tidak sedikit para warga yang mengecam aksi militer
Zionis yang menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil itu.
Dalam suatu aksi yang berlangsung di
Kota New York pada Ahad (18/11), sekitar 500 orang memprotes atas
jatuhnya banyak korban di kalangan warga Palestina. Bahkan ada seorang
pemuka Yahudi yang turut mengecam aksi Israel. Menurut harian The New
York Times, seorang rabi bernama Yisroel Dovid Weiss menyatakan
simpatinya kepada warga Palestina. "Kami malu atas aksi yang sedang
berlangsung mewakili bangsa kami. Kami justru menangisi para korban,"
kata Weiss.
Konflik Gaza Mengguncang Ekonomi Dunia
Agresi brutal Israel di Jalur Gaza dalam
sepekan terakhir tidak saja menimbulkan banyak korban jiwa, tapi juga
mengguncang ekonomi dunia. Indikasinya, hari ini harga minyak di pasar
internasional sudah mulai naik di saat perekonomian global belum pulih
dari resesi.
Diprediksi, kelangkaan minyak akan
terjadi permintaan pasar bakal meningkat menjelang musim dingin di
Amerika Serikat dan Eropa serta negara-negara lain pada akhir tahun.
Ditambah pula muncul seruan dari gerakan Hizbullah Lebanon kepada
negara-negara Arab agar mengurangi produksi minyak mereka, atau
menaikkan harganya di pasar dunia.
Hizbullah termasuk kelompok yang
disegani di Timur Tengah. Seruan dari Hizbullah dianggap sebagai cara
efektif untuk membuat para konsumen utama yang merupakan sahabat Israel,
seperti AS dan Eropa, agar bisa menekan rezim Zionis menghentikan
agresi brutal ke Gaza.
Konflik Gaza itu tidak saja merugikan
ekonomi Israel dan Palestina. Dunia pun cemas karena konflik ini bisa
berpengaruh pada naiknya harga minyak. Menurut laman RTE, harga minyak
dalam transaksi elektronik untuk perdagangan Asia di bursa New York pada
Senin pagi 19 November naik di atas US$87 per barel. Di bursa London,
harga minyak Brent juga naik, yaitu sebesar 55 sen menjadi US$109,5 per
barel. Padahal Jumat pekan lalu sudah naik hingga US$108,95 per barel.
Para investor sudah mulai
mengkhawatirkan berkurangnya pasokan minyak dari Timur Tengah. Apalagi
bila konflik Israel-Palestina di Gaza terus berlanjut. Naiknya harga
minyak bisa menjadi masalah besar bila muncul sikap yang frontal dari
negara-negara Arab penghasil minyak di Timur Tengah.
Seruan dari pemimpin Hizbullah agar
negara-negara Arab menggunakan segala cara untuk mendukung Palestina
dari serangan Israel, semakin membuat ketar ketir para pemimpin dunia.
"Kurangi ekspor minyak kalian atau naikkan sedikit harganya, pasti bakal
mengguncang AS dan Eropa. Dengan tekanan demikian, maka tidak perlu
mengerahkan bala tentara, tank atau pesawat tempur," demikian saran
Sayid Hasan Nasrullah, seperti dikutip Reuters pekan lalu.
Meski dampak ekonomi di level
internasional belum terlalu nampak, di tingkat regional sudah terasa.
Setidaknya, sektor wisata di wilayah Israel dan Palestina langsung drop
akibat konflik yang disebut Zionis sebagai operasi militer 'Pillar of
Defense' untuk menghantam kelompok Hamas di Gaza yang bersenjatakan
roket itu. (
0 komentar: