“Dan
berimanlah kamu kepada apa yang Aku turunkan yang membenarkan apa yang
ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kali kafir
kepada-Nya dan janganlah kamu menjual ayat-ayat- Ku dengan harga murah,
dan hanya kepada Akulah hendaknya kamu bertaqwa,” (Al-Baqarah 41)
DALAM ayat ini Allah berbicara kepada Bangsa Yahudi, sebagai bangsa yang telah sering kedatangan Nabi. Bangsa ini menerima kitab-kitab suci dari langit, tetapi merupakan bangsa yang paling benci kepada orang-orang mu’min.Bangsa
Yahudi diajak untuk menjadi orang pertama untuk beriman kepada Nabi
Muhammad supaya bangsa-bangsa lain bersedia mengikuti jejaknya.
Kepada bangsa Yahudi Allah berfirman supaya mereka beriman kepada Al-Qur’an sebagai pelaksanaan memenuhi janji kepada Allah. Hal
ini menunjukkan bahwa memenuhi janji kepada Allah dengan mengikuti
perintah dengan beriman kepada Al-Qur’an dan Nabi Muhammad adalah suatu
tindakan lebih penting, dari lainnya. Sebab langkah semacam ini merupakan dasar yang pokok dan tujuan utama.Al- Qur’an diturunkan untuk membenarkan keteranganketerangan yang tersebut dalam Taurat dan Kitab-kitab para Nabi sebelumnya. Perintah-perintah
yeng tersebut di dalamnya yakni berupa ajakan bertauhid, meninggalkan
perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan dengan terang-terangan maupun
dengan tersembunyi, menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan
kemungkaran dan sebagainya yang membawa kepada kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat. Ini
sama dengan ajaran Musa dan para Nabi sebelumnya, karena semuanya itu
tujuannya satu, yaitu menetapkan kebenaran dan memberi petunjuk kepada
manusia serta melenyapkan kesesatan dalam aqidah.
Tetapi bagaimanakah sikap Bangsa Yahudi terhadap teguran Al-Qur’an ini?Mereka bahkan cepat-cepat bersikap kufur kepada Al-Qur’an. Padahal seharusnya mereka berada pada barisan depan untuk beriman kepada Nabi Muhammad dan Al-Qur’an ini. Karena mereka telah mengetahui kebenaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan keterangan Kitab-kitab suci mereka, yang telah menyampaikan kabar kedatangan Nabi akhir zaman. Dalam
buku-buku tarikh dijelaskan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
datang hijrah ke Madinah, kaum Yahudi Madinah mendustakannya. Kemudian
langkah mereka ini diikuti oleh orang-orang Yahudi Bani Quroidhah, Bani
Nadhir, Yahudi Khoibar dan meluas kepada golongan Yahudi lain-lainnya.
Terhadap sikap
mereka y`ng kufur ini, maka Allah kemudian memperingatkan secara keras
dengan titah-Nya: “Janganlah kalu bersikap mendustakan kenabian Muhammad
dan kitab suci yang dibawanya serta menolak petunjuknya, karena ingin
menukar dengan kesenangan dunia yang sedikit”.Para pendeta dan pemimpin Yahudi karena ingin memperoleh pengaruh, harta, pangkat dan kedudukan di mata rakyatnya. Mereka mendustakan kebenaran Nabi. Sedangkan golongan awam bangsa Yahudi menolak kebenaran Nabi Muhammad, karena ingin mendapatkan kasih sayang dari para pemimpin. Ingin memperoleh nasib baik dan takut menghadapi permusuhan dan kemarahan para pemimpin dan masyarakatnya.
Sikap pemimpin dan masyarakat Yahudi mendustakan kebenaran Nabi Muhammad adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri. Perbuatan mereka ini dikatakan menukar keridho’an dengan kemurkaan, rahmat dengan siksa baik di dunia maupun di akhirat.
Seharusnya
memang Bangsa Yahudi sebagai bangsa yang menerima wasiat Nabi Musa dan
Nabi Isa a.s. untuk beriman kepada Nabi akhir zaman menjadi pionir
menyambut kebenaran Al-Qur’an, bukan menjadi pionir yang kafir kepada
Al- Qur’an dan Nabi Muhammad. [islampos/sumber: 76 Karakter Yahudi Dalam Al-Qur’an, Karya: Syaikh Mustafa Al-Maraghi
0 komentar: